Ya... meski target masih sangat jauh dari yang diharapkan, nggak pa-pa deh saya publish bab baru lagi.
Cuma di sini saya mau ngasih tau, untuk ke depannya, karena cerita ini bertema 21+ (lolita), maka utk ke depannya adegan yang menggambarkan tema tersebut bakalan mulai saya gambarkan. Dan bagi yg merasa klau Camelia masih terlalu kecil, maka adegan dewasanya boleh di skip.
Saya nggak ingin memaksa setiap orang utk menyetujui apa yang ada di pemikiran saya. Namanya cerita, terkadang bisa saja berbeda dengan apa yang diharapkan.
Juga, untuk bab ini, klau sekiranya respon komen ataupun votenya masih sedikit, mungkin nantinya cerita ini bakalan langsung ada versi ebooknya😊😊😊
Lalu, saya mau cerita sedikit. Sebenarnya saya sudah mendapat kontrak di Starry, saya juga sudah saling kontak dgn orang yg akan mengurus cerita saya di sana. Tp, pada saat semuanya sudah fix, tiba2 saya mikir lagi, klau saya nulis di sana, saya bakalan lebih banyak menghabiskan waktu di sana demi memenuhi target dan follower saya di dunia orange ini pasti terabaikan.
Jadi saya pun dilema. Biar bagaimana pun, klau cuma demi mentingin masalah penghasilan, biarpun cuma sedikit, saya pasti akan milih fokus di sana. Tapi, karena bagi saya berat rasanya mengabaikan teman2 yang udah mendukung saya di sini dari follower saya yang bisa dihitung pakai jari dulu sampai sekarang, maka saya mutusin utk terus menulis di sini.
Saya nggak mengharapkan banyak. Jujur saja, penghasilan dari penjualan ebook dan pdf juga nggak seberapa, palingan cuma cukup utk belanja di hari raya buat ponakan dan kakak saya. Tapi, seenggaknya saya berharap agar kalian selalu setia mendukung saya di sini.
Segitu aja sedikit curhatan dari penulis yang terkadang masih suka bersikap labil. Selamat membaca dan semoga bab ini bisa menemani kalian di waktu senggang.
🌼🌼🌼
Abrisam kembali merenung di dalam ruang kerjanya. Dengan ditemani oleh asisten yang selalu bisa mengerti dengan apa yang ada di pikiran dan juga hatinya, siang ini Abrisam meminta Arif untuk membatalkan semua janji temu yang hanya membuatnya sakit kepala memikirkannya.Menyendiri dan melamun adalah kegiataan yang menjadi kegemaran Abrisam selama beberapa bulan belakangan.
Hubungan Abrisam dengan putra pertamanya yang belum juga menemukan penengah agar mereka bisa melupakan segala rasa sakit hati membuat Abrisam tak ubahnya bagaikan remaja yang sedang ditimpa masalah.
Abrisam sadar semua kerumitan ini berawal darinya. Ia juga tahu bahwa kebencian serta kemarahan Aiman memang sudah selayaknya ia dapatkan. Akan tetapi, di sudut hatinya yang terdalam, Abrisam masih berharap agar tersisa sedikit saja rasa maaf untuk dirinya di hati putra yang telah sangat disakitinya itu.
"Saya dengar, pagi ini nona Camelia sudah mulai kembali bersekolah, pak. Kalau anda mau, anda bisa menemuinya di sana dan mencoba berbicara dengannya. Siapa tahu saja nona Camelia mau membantu anda agar bisa berdamai dengan tuan muda."
Apa yang dikatakan Arif tersebut membuat Abrisam yang tadinya memandang ke luar jendela langsung memutar kursi kebesaran yang ia duduki hingga menghadap langsung ke arah Arif yang ternyata masih setia berdiri di balik meja kerjanya.
"Karena tuan muda meletakkan semua sisi lembutnya kepada nona Camelia, mungkin saja tuan muda akan lebih mau mendengar perkataan nona Camelia daripada orang lain."
"Apakah kau pikir itu adalah cara yang terbaik? Salah-salah, nanti Aiman malah berpikir kalau aku sedang mencoba mempengaruhi pikiran gadis itu." ucap Abrisam ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/325665581-288-k539980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku - [TAMAT]
Romance- Sudah tamat - Dewasa 21 + - Di bawah umur lain kali saja bacanya - Isi cerita masih lengkap (kecuali bab khusus) - Sudah tersedia dalam versi ebook -Akan diunpublish secara acak demi menghindari plagiat Lolita Series [1] Memenjarakanmu adalah cara...