🌼 12 🌼

2.5K 297 34
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya...
                                                                       
🌼🌼🌼
                                                                       
Tanpa terasa waktu berlalu dengan begitu cepat. Yang tadinya sang surya masih bertahta di atas langit kini tugasnya telah digantikan oleh sang rembulan yang cahaya redupnya menyinari langit.

Karena alasan itu pula, maka Aiman kembali menjalankan tugasnya sebagai seorang atasan yang harus selalu memantau tempat usaha serta para pekerjannya di tempat usahanya yang tidak pernah sepi dengan pelanggan.

Usai mengantar Camelia kembali ke apartemen dan meminta gadis kecilnya itu beristirahat serta mengatakan bahwa besok mereka akan pergi ke sekolah dimana nantinya Camelia akan bersekolah di sana, Aiman langsung berangkat ke tempat usahanya ini.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, Aiman masuk ke Devil Club melalui jalan khusus yang hanya bisa dilewatinya yang berada di belakang club.

Langkah Aiman terasa ringan setelah merasa bahwa satu persatu masalahnya bisa teratasi dengan begitu cepat. Apa lagi saat mengingat wajah bahagia Camelia kala menceritakan pertemuannya dengan sahabat yang sudah dikenal sedari kecil, Aiman tahu bahwa keputusannya untuk membawa Camelia pergi sudah sangat tepat. Dengan membuat malaikat kecilnya itu berada di bawah perlindungannya, maka Aiman bisa memastikan kebahagiaan dan juga keselamatannya.

Dan di malam yang terasa sangat indah baginya ini, Aiman juga merasa suasana hatinya sangatlah bagus. Pasalnya, sebelum keluar dari gedung apartemennya tadi, Aiman mendapat pesan dari Faiz yang mengatakan bahwa orang yang diinginkan telah berhasil dibawa dan hanya tinggal menunggu eksekusi saja darinya.

Wajah seorang pria brengsek yang telah menjadi salah satu alasan penderitaan yang dialami Camelia terbayang di pelupuk mata Aiman. Dengan hanya membayangkan wajahnya saja, Aiman sudah tidak tahan ingin kembali menonjok wajahnya dan memberikan 'hadiah' yang tidak akan pernah pria itu lupakan.

"Maaf sebelumnya atas kelancangan saya. Tapi, bisakah anda menyempatkan waktu untuk berbicara sebentar saja dengan saya?"

Setiap kata yang diucapkan dengan nada teramat sopan tersebut membuat langkah Aiman terhenti. Gerakan tangannya yang baru saja hendak membuka pintu di bagian belakang club seketika terhenti di udara setelah mendengar suara seorang pria yang berasal dari balik punggungnya

Aiman menghela napas.

Kekesalan yang tiba-tiba saja dirasakannya karena merasa petugas keamanan yang dipekerjakannya tidak becus menjalankan tugas mereka hingga membiarkan orang asing di belakangnya bisa masuk ke area khusus baginya ini membuatnya harus menghela napas panjang beberapa kali.

Baru setelah merasa dirinya bisa sedikit tenang, Aiman pun berbalik untuk menatap siapakah orangnya yang telah berani masuk ke dalam area pribadinya ini.

Alis Aiman terangkat tinggi saat sepasang matanya yang menyorot tajam digunakan untuk memindai keseluruhan penampilan pria yang berpakaian layaknya pekerja kantoran itu. Selain merasa tidak asing dengan pria yang berdiri beberapa langkah di depannya itu, Aiman juga bisa melihat bahwa pria yang berdiri dengan sikap tubuh tegap itu seakan menaruh rasa hormat padanya.

"Sekali lagi saya minta maaf jika sekiranya saya sudah sangat lancang masuk ke area pribadi anda ini. Tapi, saya tidak mempunyai pilihan lain selain diam-diam masuk ke sini. Petugas keamanan anda sangat ketat, asisten anda juga tidak mau memberikan kelonggaran, jadi saya terpaksa menempuh cara ini supaya bisa berbicara langsung dengan anda."

"Kau ini siapa? Kenapa kau melakukan ini hanya untuk menemuiku?" tandas Aiman yang tidak ingin berbasa basi.

"Tuan muda, nama saya Arif. Saya adalah asisten dari bapak Abrisam. Dan kalau anda masih mengingat orang tua satu ini, saya pernah bertemu dengan anda di awal-awal saya mulai bekerja dengan ayah anda dan sebelum anda di usir dari rumah."

Milikku - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang