Part 7

269 20 14
                                    

Bel istirahat berbunyi...

"Clay ngantin yuk." Ajak Albi.

"Kalian duluan aja, gue lagi ada perlu." Suruh Clay dan meninggalkan teman-temannya.

"Clay kenapa sih?" Tanya Farell.

"Lo gak nyadar daritadi, disini ada mantannya Clay." Ucap Liyan.

"Maksud lo Sandrinna?" Tanya Farell.

"Ya...ayo ah kita ke kantin gue laper nih." Ucap Liyan.

Mereka pun pergi ke kantin bertiga.

Disisi lain tepatnya di koridor sekolah...

"Sandy!" Panggil Clay, membuat langkah Sandrinna dan teman-temannya terhenti.

"Dia kan anak baru kok bisa tau nama panggilannya Sandrinna?" Batin Rey

"Hai San, Tu." Sapa Clay pada dua gadis yang dia kenal.

"Ha...i Clay." Balas Ratu sedangkan Sandrinna hanya diam saja.

"Mmm...boleh gue pinjam Sandy nya?" Tanya Clay pada orang yang ada di sekitar Sandy.

"Barang kali ah di pinjam." Cerocos Aqeela.

"Aqeela kawai jangan gitu dong sayang." Ujar Rassya.

Aqeela pun diam dan diam-diam menatap Rey.

"Rey pasti nggak suka." Batin Aqeela.

Melihat mereka hanya diam saja Clay langsung menarik Sandrinna pergi dari sana.

Mereka semua terkejut dengan perlakuan Clay dan menatap Rey yang ekspresi wajahnya menjadi dingin.

"Kantin yuk." Ajak Aqeela.

***

Clay melepas tangan Sandrinna setelah mereka sampai di taman sekolah.

Hening...

Daritadi mata Sandrinna berkaca-kaca dan sekarang air matanya jatuh di pipinya, Clay menjulurkan tangannya ke wajah Sandrinna dan mengusap air mata itu.

"San, aku sekarang ada disini buat kamu." Ucap Clay.

Bukannya berhenti tangis Sandrinna makin pecah.

"San." Ucap Clay dan memegang tangan Sandrinna, "Aku masih cinta sama kamu, kita mulai dari awal ya San." Ucap Clay dengan pasti.

Sandrinna tidak menjawab, dia malah melepaskan tangan Clay yang menggenggam tangannya.

"Maafin aku Clay, aku gak bisa."

"Kenapa San? apa kamu udah punya pacar lagi?" Tanya Clay.

Air mata Sandrinna yang sudah dia usap dari wajahnya menetes lagi.

"Maafin aku Clay."

Clay menghela napas dan membuangnya perlahan.

"Aku mau tanya tapi kamu harus jawab dengan jujur." Ucap Clay.

Mereka saling tatap.

"Kamu masih cinta sama aku?"

Dari mata Sandrinna, Clay bisa melihat sesuatu disana membuat senyum Clay mengembang.

"Aku tau jawabannya." Ucap Clay.

Clay mendekati Sandrinna dan memeluknya, tangis Sandrinna kembali terdengar.

Hiks...hiks...hiks

"Jangan nangis San."

Sandrinna mendorong pelan badan Clay agar pelukan Clay terlepas.

"Clay maaf, tapi aku gak bisa, walau rasa itu masih ada buat kamu tapi itu udah gak sepenuhnya ada, karena perasaan aku yang lainnya udah milik orang lain." Jelas Sandrinna, Clay mengulurkan tangannya lagi dan mengusap air mata Sandrinna.

Prok...prok...prok...

Clay dan Sandrinna menatap orang yang tiba-tiba datang menepuk tangannya.

"Rey!" Kaget Sandrinna.

Rey menatap Clay tajam dan setelah itu menatap Sandrinna dengan datar.

"Rey, aku bisa jelasin." Ucap Sandrinna.

"Jelasin apa lagi! Semua udah jelas." Tegas Rey.

"Rey tapi..." Ucapan Sandrinna terhenti.

"Tapi apa hah?!" Bentak Rey.

Rey menatap Clay datar.

"Lo mau balikan sama dia kan." Ucap Rey tatapannya di Clay tapi tangannya menunjuk Sandrinna, "Silahkan karena gue gak peduli lagi." Ucap Rey lagi "Karena gue sama dia sekarang..." Rey menggantungkan perkataannya dan berganti menatap Sandrinna "Putus." Lanjut Rey dan langsung pergi. Dia tidak peduli lagi dengan Sandrinna yang menangis memanggilnya karena dia yakin Clay bisa menenangkan MANTAN PACARNYA.

***

Rey sekarang sedang menyendiri di rooftop sekolah, angin bertiup membuat rambut Rey berterbangan, Rey sangat-sangat terluka saat ini dan itu karena orang yang dia cintai.

Puk...

Rey tersentak karena seseorang menepuk pundaknya, Rey memutar kepalanya ke belakang untuk melihat si penepuk pundaknya. Rey mendapatkan senyuman manis dari orang itu saat tatapan mereka bertabrakan.

Orang itu melangkah mensejajarkan berdirinya dengan Rey.

Mereka berdua sekarang menatap ke depan menikmati angin yang berhembus menerbangkan surai mereka.

Hening...
Hanya ada desauan angin yang bertiup-tiupan.

"Ngapain lo disini?" Tanya Rey memecahkan ke heningan.

"Mau nemenin seseorang yang lagi patah hati." Jawab Aqeela.

Ya orang itu adalah Aqeela, Aqeela orang yang mengikuti Rey daritadi waktu Rey pamit pada mereka saat di kantin untuk pergi ke toilet, Aqeela manusia pertama dan tak yakin kalau suaminya itu akan mampir ke toilet akhirnya izin juga ke toilet dan mengikuti Rey sampai di rooftop. Ya, sebelum ke rooftop Aqeela menyaksikan sendiri adegan Clay, Sandrinna dan sang suami Rey.

"Lo kesini karena kasihan kan sama gue, gue gak butuh." Ujar Rey.

"Sapa bilang, gue kesini mau jaga-jaga aja, jangan sampe lo terjun ke bawah terus lo mati gue jadi janda dong, amit-amit deh masih muda udah janda." Ujar Aqeela.

"Kalo lo jadi janda, berarti lo bebas nikah lagi, emang lo gak mau nikah sama cowok yang lo cinta?"

Aqeela terdiam.

Hening...
Mereka berdua terdiam kembali.

"Kenapa gak di jawab?"

"Ngapain gue harus jawab kalo lo udah tau jawaban gue."

"Jadi sekarang gue boleh loncat kan?"

Aqeela menatap Rey dan memukul pemuda itu.

"Jangan bego, udah gue bilang gue gak mau jadi janda muda ihh nyebelin banget sih nih orang." Cibir Aqeela.

"Aduh...aduh..." Rey berusaha menghentikan pukulan Aqeela.

Hap...

Dia menangkap tangan Aqeela yang memukulnya, mereka berdua menjadi terdiam dan menatap tangan mereka yang berpegangan, setelah itu mereka menatap satu sama lain.

Deg...deg...deg..

"Anjir jantung gue." Batin Aqeela.

"Jantung gue, kenapa bisa begini, apa gue mulai suka sama Aqeela tapi gue gak sadar?" Batin Rey.

Tiba-tiba mereka tersadar dan melepaskan tangan mereka.

"Balik yuk, pasti teman-teman pada nunggu." Ucap Aqeela tapi tidak menatap Rey, pada kenyataannya pipi Aqeela sekarang sedang memerah karena salting.

"Aduh bisa tensin gue kalo Rey liat muka gue merah abis tatap-tatapan sama dia." Batin Aqeela.

Aqeela berjalan duluan dan Rey akhirnya mengikuti gadis itu dari belakang.

MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang