Part 9

294 18 17
                                    

"Aqeela kamu disini nak?"

"Mama, mama udah pulang."

Mama Aqeela hanya mengangguk.

"Kamu sendiri? mana Rey?"

Aqeela bingung mau menjawab apa.

"Rey lagi ada kerja kelompok mah." Alibi Aqeela.

"Kerja kelompok sampe malam."

"Mmm...gak, Rey udah pulang ke rumah kok dan nyuruh Qeela pulang."

"Sendiri?"

"Mmm...tadinya Rey mau jemput tapi...Qeela yang nolak karena Rey pasti capek jadi Rey gak jadi jemput deh."

Mama Aqeela tersenyum pada anaknya dan mengusap surai anaknya.

"Mama suruh supir anterin ya."

"E-eh g-gak usah mah, Qeela udah pesan taksi tadi."

Kenyataannya memang Aqeela sudah memesan taksi.

tin...tin..tin...

"Keknya taksinya udah datang mah, Qeela pergi dulu ya." Pamit Aqeela, sebelum pergi tak lupa Aqeela mencium kedua pipi mamanya dan menyalimi mamanya.

***

Aqeela turun dari taksi dan membayarnya, Aqeela melihat club malam itu dengan wajah ngeri.

"Apa gue harus masuk?" Gumam Aqeela, "Tapi kalo gue gak masuk Rey gimana." Lanjutnya.

Aqeela menghela napaanya dan membuangnya melalui mulut, akhirnya dia melangkah kecil untuk masuk ke tempat laknat itu.

"Si Rey sih ngapain juga dia kesini, sok-sokan banget sih tuh orang." Omel Aqeela di setiap langkahnya.

Sampailah Aqeela dipintu masuk, disana ada penjaga berbadan gagah penuh otot dan berwajah sangar.

"Anda siapa?" Tanya si penjaga dengan suara deepnya yang tegas membuat Aqeela merinding.

"S-sa-saya Aqeela Aza pak." Jawab Aqeela memperkenalkan dirinya.

Si penjaga langsung membukakan pintu membuat Aqeela agak kaget karena dia ternyata bisa dapat masuk dengan mudah, tanpa babibu Aqeela langsung melangkah masuk.

Musik yang sangat kencang itu membuat gendang telinga Aqeela terusik, Aqeela sebenarnya merasa tidak nyaman tapi dia harus membawa Rey pulang.

"Rey mana ya." Ucapnya Gelisah.

Aqeela melihat sebuah bar disana dan mendekat kesana.

"Mmm...maaf, apa anda kenal dengan Fahreya Anugrah?" Tanya Aqeela pada salah satu bartender.

Bukan mendapat jawaban Aqeela malah dapat sebuah minuman tapi bukan minuman beralkohol, melainkan itu adalah segelas jus.

"Minumlah, itu sudah di pesan khusus untuk anda."

Aqeela menjadi bingung.

"Emil yang memesannya untuk anda, dia sudah bilang pada saya jangan memberikan anda minuman beralkohol jadi saya memberikan anda jus." Jelas si bartender.

Aqeela bisa bernapas lega dan karena dia memang sedang haus akhirnya dia meminum jus itu.

"Anda tau Emil berarti anda tau teman Emil yang namanya Rey kan?" Tanya Aqeela.

Si bartender tersenyum dan mengangguk.

"Dimana Rey sekarang?" Tanya Aqeela tidak sabar lagi ingin keluar dari tempat laknat yang sedang dia injaki ini.

"Rey tadi di bawa Emil dan teman-temannya ke sebuah kamar, kamarnya ada di atas No.9." Jelas si bartender.

Aqeela langsung saja beranjak dari sana dan pergi ke kamar itu.

MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang