Part 12

416 21 7
                                    

Brum...brum...brum...
Citttt...

Motor Rey berhenti di tempat dimana Rassya akan menjemput Aqeela. Aqeela bukannya turun dia malah masih memeluk Rey dengan sangat erat.

"Turun kali ah...nanti kalo pacarnya liat bisa berantem nanti." Ejek Rey.

Aqeela memukul punggung Rey, dan langsung turun.

"Pulang sana." Usir Aqeela dengan wajah kesal.

"Idih ngambek."

Aqeela memalingkan wajahnya tidak mau menatap Rey.

"Pergi sana, nanti kalo Aca datang liat kita berdua yang ada kita bisa di introgasi."

"Gapapa, aku kan pintar tinggal aku jawab aja, gue tadi lewat sini gak sengaja ketemu anak tuyul jadi mampir buat temenin anak tuyul." Ucap Rey tentu saja mengejek Aqeela.

Aqeela menatap Rey dengan wajah cemberutnya yang menggemaskan dan memukul Rey.

"Aduh...aduh...ampun iya deh aku gak bakal ngejek kamu lagi, ampun ampun."

Brum...brum..brumm...
Citttttt

"Hai Qeela kawai." Sapa Rassya.

"Hai sayang." Balas Aqeela.

"Pacar lo udah datang, mana biaya gue yang udah nemenin lo nungguin sampe pacar lo datang." Ucap Rey dan mengulurkan telapak tangannya pada Aqeela.

"Apaan sih lo, pergi sana." Usir Aqeela.

"Aelah bukannya terima kasih udah gue temenin malah ngusir lagi nih maknya tuyul."

"Apa lo bilang..." Kesal Aqeela dan melayangkan pukulannya tapi di cegat oleh Rassya.

"Udah...udah...katanya udah akur sekarang berantem lagi gimana sih." Pusing Rassya melihat tingkah pacar dan sahabatnya

"Yaudah deh gue pergi aja, gue malas liat orang uwu-uwu, mending gue ke rumah Ica main game." Ucap Rey dan akhirnya memilih pergi dari sana.

"Yuk kita jalan sayang." Ajak Aqeela.

Rassya naik kembali ke motornya diikuti oleh Aqeela yang naik dibelakang.

"Gue bahagia kalo Aqeela bahagia, walaupun pada akhirnya hati gue sakit juga." Batin Rey yang tidak benar-benar pergi.

Setelah melihat Rassya dan Aqeel pergi barulah Rey pergi dari sana.

***

Rassya dan Aqeela sekarang sedang berada di mall mereka daritadi hanya keliling-keliling mall melihat-lihat isi toko yang membuat mereka tertarik dan pada akhirnya mereka tidak membeli apa-apa hanya lihat-lihat saja dan semua itu membuat Aqeela lapar.

"Sayang, aku lapar, kita makan yuk." Ucap Aqeela.

"Yaudah ayok."

Mereka pun mencari Restoran atau tempat makan yang ada di sekitar mall.

Sampailah mereka di foodcord dan mereka mulai memesan, setelah memesan mereka mulai memakan makanan mereka.

Hening...

"Kamu kok makan banyak banget Qeel." Tanya Rassya.

Aqeela menatap Rassya.

"Ya karena aku lapar." Jawab Aqeela.

"Ternyata bakat Rey turun ke gue deh, gue jadi pintar ngeles gini." Batin Aqeela dan tersenyum-senyum sambil menggeleng kepala.

"Kenapa senyum-senyum?" Tanya Rassya.

"Gapapa." Jawab Aqeela seadanya.

Rassya mengambil sebuah tisu dinampan yang tadi berisi makanan mereka dan menyeka sisa makanan yang ada dimulut Aqeela, perlakuan Rassya yang tiba-tiba itu membuat Aqeela membeku. Kalau dulu Aqeela akan tersenyum senang karena perhatian Rassya tapi entah kenapa sekarang semua terasa hambar bagi Aqeela.

***

1 Bulan kemudian...

Hari ini adalah ujian kenaikan kelas Rey dan Aqeel dan sahabat-sahabat mereka sekarang sedang fokus dengan kertas ulangan masing-masing tapi ada juga yang menengok kanan-kiri dan depan-belakang saling memberikan jawaban. Setelah selesai mereka mengumpulkan kertas ulangan itu.

"Akhirnya selesai juga." Ucap Aqeela.

"Qeela kawai kalo dilihat-lihat kamu gemukan yah." Ucap Rassya.

Aqeela terdiam dan Rey melihat itu.

"Dia memang gendut kali, kalian aja yang baru sadar." Ejek Rey agar Aqeela tidak tegang-tegang banget.

"Ih nyebelin banget sih lo, udah mau naik kelas gak berubah-berubah juga." Kesal Aqeela.

Ya, mereka masih sama-sama mempertahankan Akting mereka, hampir sebulan hidup bersama bunga-bunga itu sudah bermekaran di hati mereka masing-masing, Rey sudah tidak menghindari Sandrinna lagi tapi bukan berarti dia mau balikan dengan Sandrinna mereka sekarang hanya sahabat tak lebih karena pada kenyataannya hatinya sekarang benar-benar telah dimiliki oleh Aqeela, beda dengan Aqeela dia memang sudah tidak mempunyai rasa lagi dengan Rassya semua sudah terasa hambar bagi Aqeela tapi Aqeela tidak berani berkata putus karena dia belum siap mengungkapkan semua fakta pada Rassya, dan sekarang Clay cs dan Emil cs mulai dekat dengan mereka membuat persahabatan mereka makin terasa ramai dan mereka merasa seperti keluarga sendiri satu sama lain.

***

Rey dan Aqeel sekarang sudah dirumah, mereka langsung menjatuhkan diri masing-masing ke atas kasur mereka.

"Kamu capek?" Tanya Rey.

Aqeela mengangguk.

"Aku ambilin minum yah."

Aqeela kembali mengangguk.

Rey beranjak dari tempat tidur dan mengambil minuman untuk Aqeela. 3 menit kemudian Rey masuk kamar lagi membawa sebuah jus untuk Aqeela.

"Sayang bangun."
Rey membangunkan Aqeela dengan mengelus-elus keningnya.

Aqeela bangun tapi dia tidak mau membuka matanya karena elusan Rey membuat dia keenakan.

"Bangun dong sayang." Mohon Rey.

Aqeela pun membuka matanya dan langsung duduk diatas kasur. Rey menyodorkan gelas berisi jus itu dan Aqeela langsung meminumnya.

"Sekarang kamu bisa tidur lagi." Ujar Rey.

"Gak, aku mau manja-manja aja sama kamu."

Selama hampir sebulan ini ngidamnya Aqeela tidak membuat Rey tersiksa karena ngidam Aqeela hanya minta di manja oleh Rey saja.

"Tapi sebentar aja ya sayang, aku kan harus kerja."

Faktanya sekitar 2 minggu yang lalu Rey sudah bekerja paru waktu di sebuah restoran cepat saji sebagai pelayan dan juga pengantar makanan.

"Iya deh."

Rey menaru gelas di nakas dan dia duduk bersandar di sandaran kasur diikuti oleh Aqeela yang bersandar di dada Rey.

Hening...Rey hanya membelai surai istrinya, biasanya itu bisa membuat sang istri tertidur.

"Perut aku makin hari makin besar, tapi aku belum siap jujur sama mereka, sedangkan kita masih ada satu tahun di sekolah." Curhat Aqeela.

Rey menghela napas, dia sebenarnya sudah memikirkan tentang itu dan sekarang dia akan memberikan sarannya pada Aqeela.

"Kamu mau gak homeschooling?"

"Mau-mau aja sih, tapi kalo homeschooling aku pasti kesepian dan belum lagi aku harus cari alasan supaya mereka gak curiga."

"Ya itu satu-satunya cara sayang tapi itu terserah kamu."

Hening...Aqeela memikirkan perkataan Rey dan Rey paham istrinya butuh waktu untuk berfikir.

"Kalo begitu aku pergi kerja dulu ya sayang."

Rey mengecup dahi Aqeela dan langsung turun dari ranjang bersiap-siap kerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang