tersentuh

431 49 0
                                    


Jeno berbalik dan jongkok agar sejajar dengan Asahi, jeno berusaha untuk senyum. Asahi tersenyum " jangan senyum om jika om terluka, menangis lah dan lupakan rasa sakit itu" ucap Asahi mengelus lembut pipi jeno.

Jeno cukup terkejut dengan cara Asahi berbicara, cukup terlihat dewasa dan berwibawa.

" Kau pintar sekali, siapa yang mengajari mu nak" ucap jeno lembut

Asahi menoleh kearah junkyu yang kini jongkok di depan jisung " bunda, bunda yang mengajarkan asa seperti ini, bunda yang menjaga asa dan bunda juga yang selalu ada untuk asa" lembut Asahi melihat junkyu yang mencoba menenangkan jisung

" Siapa nama mu" lembut junkyu

Jisung menunduk, junkyu mengerti dengan apa yang di rasakan jisung saat ini, junkyu mengelus lembut rambut jisung dan menarik dagu jisung agar melihat kearah junkyu " aku tidak akan memarahi mu, lihat Asahi sedang bersama ayah mu dan aku akan disini bersama mu" ucap junkyu melihat Asahi yang juga melihat kearahnya.

" Namaku jisung, Lee jisung" ucap jisung pelan

" Jisung kenapa nggak mau sekolah"

" Jisung malu, jisung hanya punya Daddy dan yang lain memiliki mommy dan Daddy" lirih jisung

Junkyu mengangguk " apa jisung tidak menyayangi daddy jisung" tanya junkyu lembut

Jisung menggeleng " nggak jisung sayang Daddy, jisung hanya punya Daddy"

" Lalu kenapa jisung berteriak seperti tadi sama Daddy, padahal Daddy ingin jisung memiliki pengalaman dan teman karena itu Daddy jisung menyekolahkan jisung" lembut junkyu, junkyu melihat Asahi dan mengkode Asahi agar mendekat kearahnya.

Asahi mendekat dan berdiri di dekat junkyu " jika jisung malu hanya memiliki ayah maka tidak beda jauh dengan Asahi yang hanya memiliki bundanya, Asahi tidak memiliki ayah" junkyu mengelus punggung Asahi.

Jisung melihat Asahi dan juga junkyu, kini jisung melihat kearah Jeno yang kini berdiri di belakangnya, jisung mendongak dan berdiri memeluk kaki jeno.

" Hiks maafin icung dad hiks icung salah hiks" jeno menunduk dan membawa jisung ke gendongannya

" Icung nggak salah sayang, maafin Daddy ya karena nggak bisa memberikan mommy yang jisung inginkan" lembut jeno mengelus kepala jisung

Jisung menggeleng " nggak icung hanya mau Daddy, icung nggak mau mommy jika itu membebani Daddy" jisung memeluk erat leher jeno

Junkyu dan Asahi tersenyum, Asahi mendekati jeno dan menarik ujung jas jeno meminta jisung di turunkan. Jeno menunduk dan menurunkan jisung.

Asahi menarik jisung agar mendekati junkyu " icung boleh anggap bunda asa sebagai bunda icung juga, asa nggak keberatan sama sekali" ucap Asahi yang membuat semua orang di sana tertegun dan tersenyum melihat kemurahan hati Asahi.

Jisung menatap junkyu dan Asahi bergantian dan kini matanya menatap jeno, jeno yang di tatap hanya tersenyum tidak tahu harus berbuat dan menjawab apa.

" Apa boleh" tanya jisung pelan

Asahi mengangguk " boleh kan bunda" ucap Asahi menatap junkyu

Junkyu mengangguk dan memeluk Asahi dan jisung bersamaan " boleh, baik asa atau jisung boleh memanggil aku bunda tapi nggak boleh ada yang bertengkar oke" yang di balas anggukan oleh Asahi dan jisung.

" Terima kasih Bun/mom" ucap Asahi dan jisung berbarengan.

Asahi melepaskan pelukannya dan melihat jisung " kenapa mom, ini bunda bukan mom" ucap Asahi

Jisung yang mendengar itu menatap Asahi " nggak ini mommy bukan bunda" kekeh jisung

Junkyu dan Jeno tersenyum melihat anak mereka bertengkar hanya karena nama panggilan. Junkyu melihat jeno dan tersenyum manis begitu juga dengan jeno yang mengangguk dan tersenyum kepada junkyu.



Thanks you very much

my new familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang