Australia
langit terlihat sangat cerah. Terlihat seorang laki-laki sedang memasukan barang kebutuhanya ke dalam koper miliknya.
"sudah siap?"-someone
laki-laki itu hanya mengangguk dan berjalan ke luar kamarnya. Mereka berangkat menuju bandara dengan perasaan duka. Tak lama kemudian, mereka telah sampai di bandara.
"tunggu kakak disana, kakak perlu menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu."-someone
"cepat menyusul kak Chris, berjanjilah."-Felix
Chirs atau kakaknya itu hanya mengangguk dan mengusap surai lembut milik Felix. Felix melihat ke arah jam tangannya. Ternyata sudah waktunya ia untuk berangkat. Ia memeluk kakaknya dan pergi berjalan menuju pesawat.
Felix sedang menuju ke Korea.
Korea
Felix telah sampai di Korea. Perasaan yang tidak asing baginya, kembali ia rasakan hari ini juga. Ia memesan taksi dan pergi tempat tinggal orang tuanya. Seoul, Felix telah tiba di tempat tinggal orang tuanya. Terlihat ibunya yang sedang menangis, Felix melihat itu langsung berlari menuju ibunya dan memeluknya.
"ibu, ibu pasti bercanda kan. Ayah tidak mungkin meninggalkan ku secepat ini."-Felix mengatakan itu sambil menangis tak rela.
ibunya hanya memeluknya sambil menepuk-nepuk punggung Felix.
upacara pemakaman sudah selesai. Felix sangat terpukul atas kepergian ayahnya. Felix memutuskan untuk tinggal dan bersekolah disini untuk menemani ibunya. Felix sudah satu hari disana, ia memutuskan untuk mencari SMA untuknya, dan ia akan mulai sekolah esok paginya. Keesokan harinya Felix bersiap untuk pergi berangkat ke sekolahnya. ia memesan taksi untuk pergi ke sekolahnya.
setelah sampai, ia langsung disambut salah satu anggota osis dan mengajaknya pergi ke kelas. Mereka berjalan melewati koridor kelas.
"kau pindahan dari mana?"-anggota osis
"Australia."-Felix
"Australia? kau beruntung pindah kesini. Korea memiliki tempat-tempat yang indah untuk kau kunjungi."-anggota osis
"benarkah?"-Felix
anggota osis itu mengangguk dan menunjuk ruang kelas Felix. Felix berterima kasih kepada anggota osis itu dan pergi ke ruang kelasnya. ia mengetuk pintu kelasnya, ternyata sudah ada guru yang menunggunya.
"murid baru?"-guru
Felix mengangguk dan masuk ke dalam ruang kelas itu.
"saya Lee Felix pindahan dari Australia, mohon bantuannya."-Felix
semua murid di sana tepuk tangan.
"baiklah Felix, kau bisa duduk di sebelah Han."
guru itu menunjuk Han. Dan Han sendiri mengangkat tangannya untuk memudahkan Felix menemukannya.
"aku Han Jisung, kau bisa memanggilku Han"-Han
Han memperkenalkan dirinya dengan penuh semangat kepada Felix. Felix hanya mengangguk mendengar penjelasan Han.
pelajaran telah dimulai, guru menjelaskan materi pembelajaran. Felix mencermati namun Han Jisung? ia tidur saat pelajaran dimulai. Tak lama setelah itu pembelajaran selesai dan waktunya istirahat.
"hey Han, kau tidak pergi istirahat?"-Felix
"oh sudah waktunya istirahat, ayo ke kantin!"-Han mengatakan itu dengan semangat yang membuat Felix heran.
Han menarik tangan Felix pergi menuju kantin. Di kantin Han seperti mencari seseorang.
"Han heyy"-someone
Han menoleh dan menarik Felix untuk pergi menuju orang yang memanggilnya itu.
"wah Han, kali ini kau membawa pacarmu?"-someone dengan nada menggoda
Han memukul dahi someone itu pelan.
"dia murid baru dikelasku, namanya Felix"-Han
Felix hanya tersenyum.
"ohh seperti itu, perkenalkan aku Lino."-Lino mengatakan itu sambil menglus-elus dahinya.
Felix duduk dan bercanda dengan kedua teman barunya itu. Felix menceritakan ceritanya dari yang sedih sampai senang. Tiba-tiba sekumpulan gadis berteriak yang membuat ketiga orang tersebut reflek melihat ke sumber suara. Telihat Laki-laki tampan dengan tubuh yang bagus berjalan menyusuri seisi kantin itu.
"huh kejadian ini lagi."-Lino mengucapkan itu sambil menghembuskan nafas panjang
"ada apa?"-Felix bertanya sambil keheranan.
*
*
*
Hai semuaaaa....
Ini book pertamakuu
Fail ya? sorryy
Kalo ada kesalahan mohon dimaafkan iyaa
Timakasii
Lee Felix kebanggaan kitaa
KAMU SEDANG MEMBACA
it ended with you Hwang Hyunjin
عشوائيLee Felix, yang bimbang akan pilihanya. Antara memilih orang yang ia sukai atau orang yang selalu ada untuknya.