chap 22

28 6 0
                                    

                                                                  Happy reading

singkatnya, mereka telah pulang ke kediaman masing-masing. Terlihat Felix yang sedang ada di dapur kediaman Hyunjin bersama kekasihnya. 

"Hyunjin, bisakah kau melihat rotiku yang di oven?"-Felix sambil membentuk adonan lain.

"baiklah."-Hyunjin mengangguk dan pergi ke arah oven.

"babe, ini sudah matang."-Hyunjin sedikit berteriak.

Felix menoleh dan menghampiri kekasihnya, ia mengangkat kue yang ada di dalam oven tersebut. 

"ini terlihat lezat."-Hyunjin hendak mengambilnya namun langsung ditepis oleh Felix.

"ini belum jadi, tunggulah sebentar lagi."-Felix melanjutkan kegiatannya.

singkatnya mereka berdua selesai membuat kue. Cookies coklat berisikan remahan coklat batangan. 

"dari ruangan ibu tercium baunya, bau lezat apa ini Felix?"-ibu Hyunjin menghampiri mereka berdua.

"cicipilah ibu, aku tidak tau rasanya akan enak atau tidak."-Felix menyodorkan sepiring cookies ke ibu Hyunjin.

ibu Hyunjin mengambilnya lalu melahapnya, "ini sangat enak Felix, berikan ibu sepiring lagi."-ibu Hyunjin terkejut.

Felix dengan senang hati memberikan sepiring cookies buatannya kepada ibunya yang kedua, "ibu sepertinya sangat menyayangimu babe."-Hyunjin merangkul bahu kekasihnya.

"semoga saja."-Felix menyenderkan kepalanya ke dada Hyunjin.

di samping itu, di salah satu bar, terlihat Ni-ki yang sedang duduk menghadap seseorang.

"kau menyukai dia kan?"-someone di depan Ni-ki memberikan selembar foto Felix.

Ni-ki melihat lalu mengangguk dengan cepat, "aku sangat ingin dia jadi kelinci percobaanku."-Ni-ki menatap foto Felix lalu tersenyum menyeringai.

someone itu tersenyum miring dan membisiki sesuatu kepada Ni-ki, "apakah ini benar?"-Ni-ki sedikit takut.

"kau mau dia atau tidak?"-someone menatap Ni-ki.

Ni-ki terdiam sejenak lalu mengangguk dengan cepat.

beralih ke kediaman Felix, ia sudah diantar pulang oleh kekasihnya. "Soobin, coba ini."-Felix menyodorkan sepiring cookies kepada Soobin.

Soobin mencobanya, "kau bisa membangun pabrik cookies sendiri Felix."-Soobin tersenyum.

Felix tersenyum menunjukkan giginya, ia pergi ke kamarnya. Felix mengambil katana yang ia gunakan saat membunuh Changbin dulu. Ia mengelapnya menggunakan kain agar tetap bersih.

tiba-tiba, terdengar suara ketukkan dari pintu kamar Felix. "Felix, kau di dalam?"-Chris sedikit berteriak.

Felix terkejut dan langsung menyembunyikan katananya, ia pergi ke arah pintu dan membukanya. "i-iya kak Chris?"-Felix sedikit terengah-engah.

"kenapa kau terengah-engah Felix? lupakan, aku akan pergi bersama Soobin dan pulang larut. Kau mau ikut?"-Chris.

"apakah ibu sedang ada di rumah?"-Felix.

Chris menggelengkan kepalanya, "ibu sedang ada pekerjaan ke luar kota."-Chris.

"aku akan dirumah, bersenang-senanglah."-Felix tersenyum dan menutup pintu kamarnya.

singkatnya, malam telah tiba. Felix sendiri di kediamannya, ia sangat bosan dan memutuskan untuk bersiap pergi ke rumah kekasihnya. Ia menulis di sebuah kertas dan menaruhnya di meja.

Ia berjalan ke luar rumah dan menikmati udara malam yang sejuk, namun tiba-tiba, Felix merasa pusing di kepalanya seperti ada yang memukulnya. 

saat tersadar, Felix berada di kasur seseorang dengan tangannya yang terikat. "welome to Ni-ki house, kak Felix."-Ni-ki tiba-tiba muncul di hadapan Felix dan tersenyum.

Felix terkejut sekaligus bingung, ia berusaha menggerakkan tangannya namun tidak bisa. "apa maksudmu Ni-ki."-Felix berusaha melepaskan ikatannya.

senyuman Ni-ki sedikit hilang, ia pergi dan datang kembali membawa alat tato. "kak, bukankah tubuhmu ini terlalu mulus? bisakah aku sedikit menodainya."-Ni-ki mendekatkan alat tato itu ke perut Felix.

"tidak.. hentikan kumohon."-Felix mulai meneteskan air mata.

"ARGHHH!!"-Felix menjerit begitu alat tato itu menyentuh tubuhnya.

beralih kepada Chris dan Soobin, mereka pulang lebih awal karena menghawatirkan Felix. Mereka memanggil-manggil Felix, namun tidak ada jawaban dari Felix. Soobin tak sengaja menemukan surat yang di tinggalkan Felix.

Felix bilang, ia akan kerumah Hyunjin agar Hyunjin bisa menemaninya. Soobin sedikit curiga terhadap surat itu dan langsung menelpon Hyunjin.

"ada apa?"-Hyunjin.

"Felix di sana?"-Soobin sedikit khawatir.

"Felix? tidak.."-Hyunjin.

Soobin langsung menjatuhkan ponselnya, "kak Chris, Felix hilang!"-Soobin menghampiri Felix sambil berteriak.

Hyunjin yang mendengar itu seketika terkejut dan langsung bersiap pergi ke kediaman Felix.

Hyunjin tiba di sana, ia masuk, "dimana Felix? apa dia hilang?"-Hyunjin khawatir.

"aku terus meneleponnya, namun tidak ada jawaban."-Soobin memijat pelipisnya.

"aku akan mencari Felixku."-Hyunjin hendak pergi namun ditahan oleh Soobin.

"kak Chris sudah melakukan pencarian, dan ini sudah malam."-Soobin meyakinnya Hyunjin.

Hyunjin berjongkok dan menunduk, ia menangis di hadapan Soobin.

tato bergambar seperti lingkaran sihir terukir di perut bagian kiri Felix, "bukankah ini sangat indah? aku iri denganmu."-Ni-ki mengelus perut Felix yang sudah di tandai oleh Ni-ki.

Felix sendiri sudah memiliki mata yang merah karena terlalu menangis. "bukankah nipple mu sangat polos? aku akan bantu menghiasnya."-Ni-ki pergi mengambil alat tindik.

ia kembali dengan alat tindik di tangannya.

"jangan lagi kumo- ARGHHH!!"-Felix menjerit kesakitan.

percobaan Ni-ki gagal, "aku akan coba sekali lagi."-Ni-ki menekan alat tindiknya sekali lagi.

"ARGHH!"-Felix kembali menjerit kesakitan.

"tidak bisa ya? aku pakai jarum saja."-Ni-ki tersenyum menyeringai.

                                                                        *

                                                                        *

                                                                        *

mff ya aku telatt 

                  TBC                                

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                  TBC                                



it ended with you Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang