8

28 5 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yabai, yabai!! Berangkat tengah malam benar-benar mengasyikkan!" seru seorang pemuda pendek bersurai oranye dengan semangat.

"Padahal sebelumnya kalian datang terlambat." kata Tanaka dengan menyilangkan lengan di depan dada, matanya terpejam sembari tersenyum (sok)kalem menanggapi rasa antusias Hinata.

Di belakang keduanya, Tsukishima yang sedari tadi sedang memperhatikan tingkah Tanaka dan Hinata pun menggumamkan sebuah cibiran, "Pasti menyenangkan menjadi orang bodoh, tidur dimana pun tak masalah."

"Apa kau bilang?" Tanaka dan Hinata menyalak tidak terima pada pemuda megane lantaran dibilang bodoh.

"Etto, seperti sebelumnya, kita akan sampai di tempat tujuan besok pagi." kata Takeda-sensei menginterupsi perkelahian yang akan dimulai oleh tiga pemuda tersebut.

"Aku dan Ukai-kun yang akan bergantian mengemudikan bus-nya." lanjutnya menjelaskan.

Coach Ukai yang berdiri tepat di samping Takeda-sensei pun turut menimpali penjelasan sang sensei, dia mengangkat sebelah tangannya ke depan sembari meminta maaf agar dimaklumi bila dirinya sewaktu-waktu tertidur di setengah perjalanan akibat resiko berangkat tengah malam.

Seluruh anggota tim putra yang paham benar dengan maksud Ukai pun serentak ber-ojigi sembari mengucapkan terima kasih atas kerja sama kedua pria dewasa itu. Suara para pemuda yang berusia menginjak dewasa tersebut membuat sang sensei berjengit lantaran saking nyaringnya.

Karena dikhawatirkan akan mengganggu lingkungan sekitar, Takeda-sensei pun akhirnya meminta mereka berhenti untuk membuat keributan yang disambut dengan cengiran rasa bersalah oleh sang kapten. Kemudian, setelah pemberitahuan yang dilakukan oleh Takeda-sensei, mereka pun mulai saling mengingatkan satu sama lain mengenai barang-barang pribadi yang akan dibawa.

Usai dirasa tidak ada yang tertinggal, seluruh anggota tim voli putra Karasuno pun memutuskan untuk segera menaiki bus dan memilih tempat duduk yang menurut mereka paling nyaman. Tak terkecuali Haruna.

Beberapa hari telah terlewati semenjak pertemuan tidak sengaja antara Haruna, Oikawa, serta Iwaizumi. Gadis itu tidak pernah bertemu mereka lagi selepas hari itu, dia juga kembali memfokuskan diri terhadap kegiatan klub. Begitu banyak perubahan yang terjadi sejak pertengkaran Hinata-Kageyama tempo lalu, entah baik dari pihak duo serangan cepat sendiri ataupun dari anggota lain. Mereka mulai menunjukkan ambisi untuk berubah menjadi yang terbaik.

Melihat hal ini tentu saja Haruna merasa senang, beberapa langkah lagi rekan-rekannya akan mulai bisa mengatasi problem yang mereka hadapi. Setelah ini mereka akan bertambah kuat, setiap pertandingan akan dimenangkan. Walau hanya sampai setelah melawan Inarizaki saja sih. Tapi itu tidak masalah, toh memang alurnya dari awal sudah begitu.

Ah, mari berhenti berbicara mengenai masa depan sejenak. Dan mari kita fokus ke satu hal yang berada tepat di depan mata. Err... Katakan saja soal summer camp yang akan berlangsung esok hari, misalnya. Atau kembali saja pada Haruna yang sedari tadi sibuk mencari bangku kosong meski dengan mata yang setengah mengantuk akibat dipaksa berjaga di tengah malam.

Berikutnya setelah sekian lama mencari target, begitu matanya menangkap sebuah bangku kosong, tanpa ragu Haruna melesatkan diri menuju bangku tersebut. Mendudukkan diri sembari meminta izin--yang cenderung terdengar sebagai pernyataan-- bagi seseorang yang sudah menempati lebih dulu tempat yang berada tepat di sebelah bangku incaran Haruna.

Seseorang itu yang adalah Nishinoya pun hanya mengangguk sembari menyengir lebar, "Tidak masalah, buat dirimu senyaman mungkin, Haru-san."

"Arigato. Ngomong-ngomong tumben duduk sendirian, tidak bersama yang lain?" tanya Haruna sembari menahan kuapan. Ia merasa heran dengan Nishinoya yang biasanya selalu terlihat bersama orang lain tengah duduk sendirian tanpa ada yang menemani.

Missunderstanding [HAIKYUU!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang