12

25 5 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini keseluruhan anggota Tim Karasuno berkumpul di lapangan indoor milik sekolah. Seperti rutinitas harian yang sudah-sudah, mereka melakukan kegiatan berlatih dengan dipenuhi semangat membara. Tak jarang terdengar suara teriakan Pelatih Ukai yang bersahutan dengan suara anggota lain sewaktu sedang menginstruksikan.

Seperti biasa, Haruna yang sehari-hari memang tidak terlalu banyak bicara atau menanggapi pun melipir ke sudut ruangan. Dengan tanpa suara ia bolak-balik berjalan mengitari lapangan untuk mencari handuk bekas lap keringat yang berserakan di berbagai tempat, memungutnya kemudian membentangkan satu demi satu di atas bench agar tidak tercampur menjadi satu.

Tatkala Haruna sedang sibuk mengatur handuk, ponsel genggam yang ia simpan di saku celana pun bergetar. Mengindikasikan bahwa seseorang tengah mengirim pesan padanya.

Haruna meraih ponsel dari dalam saku, dengan santai membuka ponsel flip yang biasa ia gunakan khusus untuk ke sekolah. Seketika kedua matanya pun berbinar begitu mengenali nama yang tertera pada layar ponsel.

.

From : Bunda-san

Malam ini ada waktu? Maaf mendadak karena Bunda memiliki suatu hal penting yang ingin ku tunjukkan pada Haru-chan.

.

Tanpa membuang waktu lebih lama Haruna membalas pesan dari ibunya secepat kilat.

.

From : Haruna

Aku bisa!! Ingin bertemu dimana?

.

From : Bunda-san

Kau tahu Restoran X di daerah Y kan, Haru-chan? Mari bertemu di sana pada jam delapan. Berpakaian lah yang rapih dan berdandan senyaman mu. Bunda-san merindukan kesayanganku <3

.

From : Haruna

Aku mengerti!! Aku juga merindukanmu <3

.

Senyuman lebar pun otomatis terukir di bibir Haruna. Secara reflek ia menggoyang-goyangkan tubuh lantaran merasa senang bukan kepalang. Gadis itu terus-menerus memandangi pesan terakhir sang ibu sekaligus menggaris bawahi kalimat terbawah yang sudah tertulis.

Yang tak gadis itu sadari, tingkah tak biasanya itu menarik atensi beberapa anggota lain yang kebetulan sedang berada di posisi sekitar Haruna. Mereka terus memperhatikan gerak-gerik Haruna yang terlihat sedang senyum-senyum sendiri layaknya gadis yang tengah kasmaran.

Haruna yang merasa sensasi aneh di balik tubuhnya pun otomatis menoleh ke belakang. Kedua mata Haruna secara langsung bersitatap dengan milik para senior kelas tiga yang menunjukkan ekspresi melongo dengan mulut ternganga.

"Ano… apa yang salah?" tanya Haruna dengan polosnya.

"Iie, iie," jawab mereka serentak lalu memalingkan wajah secara bersamaan.

Haruna memincingkan mata melihat tingkah aneh mereka. "Kalian yakin? Wajah kalian terlihat merah. Benar tidak apa?"

Pertanyaan penuh rasa khawatir Haruna pun dibalas dengan gelengan kompak, sekilas dapat gadis itu lihat masing-masing warna merah di wajah mereka semakin menggelap. Tetapi karena mereka bilang tidak apa-apa, Haruna pun memutuskan untuk tak menghiraukan dan pergi begitu saja.

Sedangkan trio kelas tiga yang merasa Haruna sudah beranjak pun menghembuskan napas lega. Mereka saling melirik satu sama lain sebelum terkekeh akibat tingkah masing-masing. "Hampir saja!"

Missunderstanding [HAIKYUU!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang