9

27 6 1
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari sudah mulai menjelang malam. Di keremangan koridor yang sepi, nampak sesosok gadis yang tengah berlari kencang. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang guna memeriksa apakah seseorang masih mengejarnya atau tidak. Ketika dirasa tidak ada yang mengejar dirinya, gadis tersebut pun menghentikan laju larinya. Berhenti serta membungkuk dengan keadaan lelah dan napas sesak terengah-engah. Peluh yang mengucur deras ia usap dengan kasar menggunakan ujung lengan baju. Desahan lega pun meluncur dari bibirnya yang ranum, sepertinya sekarang dirinya sudah cukup aman dan tidak perlu berlari menghindar lagi.

Sang gadis melongokkan kepala ke segala arah, dirinya baru sadar sedang berada di koridor dekat gym tempat latihannya Tim Kucing vs Tim Burung Hantu. Niat hati dirinya ingin pergi, tetapi karena suara teriakan Hinata memicu rasa penasarannya, pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengitip sedikit.

Dapat dirinya lihat ada beberapa pemuda yang berkumpul di satu tempat, mungkin sekitar enam orang. Ada Hinata, Tsukishima, Kuroo, Lev, Akaashi, dan terakhir Bokuto. Mereka tampak bersenang-senang, terkhusus Hinata yang terlihat riang karena diajarkan teknik baru oleh Bokuto. Lantaran merasa sudah cukup lama mengintip, gadis itu pun memutuskan untuk memunculkan diri saja. Lagipula dirinya merasa cukup capek karena harus berdiri sambil mengintip setelah habis berlari secara terus-menerus.

"Woah, sugoi ne, Hinata!!" serunya mengejutkan mereka. Sontak seluruh pemuda itu mengarahkan atensinya pada si gadis yang asyik cengengesan tanpa rasa bersalah karena menginterupsi kegiatan yang sedang berlangsung.

"Oh, Itsuki-saaann!! Doushite?" balas Hinata bertanya dari kejauhan. Haruna yang ditanyai demikian pun menggeleng pelan, ia melirik keseluruhan wajah yang menatap ke arahnya, menyapa sejenak dengan anggukan sebelum mengutarakan niatnya, "Iie, hanya kebetulan lewat. Ngomong-ngomong boleh aku bersembunyi di sini?"

Tsukishima yang berada di seberang net pun menyeletuk, "Dikejar-kejar lagi, Itsuki-san?" tanpa dijawab pun sepertinya Tsukishima sudah bisa menebak. Dilihat dari senyuman pasrah yang ditunjukkan si gadis raven, nampak sekali kalau jawabannya memang iya.

"Mattaku...." kali ini sang kapten Nekoma yang berbicara sembari berkacak pinggang. "Cucunya Nekomata-sensei memang sesuatu. Kalau menilai dari situasi yang sudah terjadi, sepertinya aku ragu kalau kalian berteman."

"Jangankan kau, Kuroo-san. Aku saja masih bingung kenapa aku bisa mau-mau saja berteman dengannya. Sebenarnya Kuhu itu biasanya memang tidak terlalu waras, tapi entah kenapa beberapa hari setelah bertemu di sini tingkahnya malah semakin menggila. Aku curiga kalau ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan." tanpa sadar Haruna mengutarakan sebuah pikiran yang bercokol di kepalanya beberapa hari terakhir pada Kuroo yang masih betah menyimak perkataannya. "Ah, gomen! Malah jadi curhat."

"Iie, bukan masalah besar. Nah, kami akan melanjutkan permainan. Duduk saja di tempat yang kau mau, Itsuki-san."

"Ung!"

Bersamaan dengan kata-kata terakhir Kuuro, Haruna pun bergegas melangkah ke sisi pinggir lapangan. Mendudukkan diri dengan posisi kaki yang berselonjor ke depan, setelah itu kembali tenggelam untuk menyimak permainan yang tersaji di hadapannya. Di saat asyik menonton, sebenarnya Haruna punya keinginan untuk sekedar memotret atau merekam aktivitas yang para pemuda lakukan. Ia ingin paling tidak memiliki sedikit kenangan tentang summer camp yang bisa ia lihat atau putar ulang lewat ponsel suatu hari.

Missunderstanding [HAIKYUU!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang