Brakkk...
Suara pintu utama di buka dengan kasar, langkah nya dia lebar kan agar segera sampai ke lantai dua, dimana disana ada kamarnya dan berharap pria tercinta nya masih disana.
Nihil. Di dalam kamarnya tidak ada siapa pun. Di tutup lagi pintu itu bergegas ke kamar di sebelahnya. Kosong. Mata mulai panas, darahnya bagai mendidih. Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Bagaimana pun pria mungilnya harus tetap bersama nya. Salahkan kebodohannya sendiri dengan santai dan berani mengobarkan api peperangan.
" argghhhhhh "
Teriakan frustasi itu terdengar lagi. Buru² kepala maid dan bodyguard kepercayaan nya berlari menghampiri tuan mereka.
" tuan ada apa? Apa yg terjadi? "
" apa dia pergi dari rumah? "
" maksud anda tuan? "
" Jimin "
"Ohh tuan Jimin ada di halaman belakang tuan "
Tanpa menunggu lama, dia berlari sekuat tenaga ingin cepat² dia memeluk kesayangannya, minta maaf pada nya.
Grepp...
Yoongi memeluk tubuh mungil itu dari belakang. Sangat erat. Dia tak ingin pria nya pergi barang sedetik pun.
" apa yg kau lakukan hyung? " pertanyaan bernada dingin keluar dari mulut si manis.
" maafkan aku " hanya kata itu yg terucap dari bibir Yoongi.
Jimin mencoba melepaskan pelukan Yoongi, namun pelukan nya justru semakin erat.
" tolong maafkan aku jiminie, hyung tak pernah ada niatan untuk kembali dengan nya. Hyung akui hyung salah karena beberapa minggu ini banyak menghabiskan waktu dengan nya dan kurang waktu dengan mu ,
Hyung tak pernah melakukan apa² dengannya, tolong maafkan Hyung jiminie "
" kalau pun ingin melakukan sesuatu yg lebih dengan nya juga tak apa, tak ada urusannya dengan ku. Lagi pula aku ini siapa? Hanya remaja miskin yg kau pungut karena merasa kasihan kan? "
Hati Yoongi bagai dihantam batu, tidak bukan seperti itu. Dia membawa Jimin ke rumahnya karena dia ingin melindungi Jimin dan menjaga Jimin, dia juga sangat mencintai pria yg tengah berada di pelukan nya ini.
" itu tidak benar sayang, Hyung mencintai mu, Hyung membawa mu kesini karena ingin menjaga mu dan melindungi mu,"
" lepaskan hyung, aku ingin ke kamar "
" ayo biar hyung antar "
" tak perlu aku bisa sendiri "
Jimin meninggalkan Yoongi di halaman begitu saja. Bohong jika hatinya tidak sakit, bohong jika dia tidak ingin menangis. Sedari tadi dia mencoba untuk tidak menangis di hadapan Yoongi maupun di hadapan wanita tadi.
🥀
Suara gemericik air dari shower sedikit membantu menghilangkan rasa sakit yg dia derita, dia beralih ke dalam bathup yg sudah terisi air hangat, tak ada pergerakan dia hanya diam dan melamun, namun matanya sudah basah , entah dari air shower atau memang dia menangis.
Suara ketukan pintu kamar mandi membuyarkan lamunan Jimin, buru² membilas tubuhnya dan menyambar bathrob di samping wastafel.
" bibi choi? "
" tuan Yoongi sudah menunggu mu makan malam nak "
" ya, aku akan turun sebentar lg "
Bibi choi membungkuk kan badannya lalu keluar dari kamar Jimin.