3. Cendavario

327 33 27
                                    

Di dalam jam tangan kekuatan elemen Boboiboy, tampak ketujuh elemental sedang berdiskusi tentang peta hologram yang diperlihatkan oleh Adu Du barusan.

"Semuanya? Barusan kita melihat peta hologram tadi. Apa ini tandanya kuasa tahap tiga kita ada disana?" pikir Solar.

"Hmm... entahlah. Sejak kita berpetualang ke galaksi sambil menyelamatkan power sphera dan menyelesaikan misi TAPOPS, baru Taufan saja yang berhasil mendapatkan kuasa tahap tiganya" kata Halilintar.

"Tapi... aku mendapatkan kuasa Beliung secara tidak sadar. Lagipula, aku juga tidak bisa mengendalikan kuasa itu. Rasanya, kepalaku mau meletup!".

"Kalau melihat peta itu secara teliti, ada tujuh negara yang menghasilkan masing-masing satu kuasa elemental. Salah satunya negara tetangga kita" jelas Gempa.

"Memang kita tinggal di negara mana?" tanya Blaze.

"Menurutmu?" tanya balik Ice.

"Hmmm... Israel?".

Semua elemen, kecuali Duri memandang datar kearah Blaze. Duri sendiri memasang wajah polosnya yang lucu nan imut, seolah-olah tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh para elemental.

"Bukanlah" geleng-geleng Gempa sambil menepuk dahinya.

"Habis itu?".

"Kita tinggal di negara ini". Taufan memperlihatkan sebuah kotak musik yang bertuliskan Saya Anak Malaysia, lengkap dengan alunan musik khasnya yang nyaman bagi para pendengar.

"Eh! Ha'ahlah! Kita tinggal di Malaysia. Hehehe... maaflah. Aku lupa" tawa Blaze.

"Sama negara sendiri pun dah tak ingat. Apelah kamu nih, Blaze!" kata Duri.

"Selain itu, ada musuh lama Tuan kita yang ada di planet Kugura. Hmm... siapa ya?" pikir Gempa.

"Retak'ka kut?" prediksi Ice.

"Iiihh...!" merinding Solar. "Aku tidak mau mengingat masa lalu itu!".

"Memangnya cuma kamu saja yang punya momen buruk itu?" kata Halilintar. "Aku, Taufan dan Duri juga menjadi korbannya".

"Aku pun!" ikut Gempa.

"Hehehehe... kasihan...! Para korban pencabulan Retak'ka sedang meratapi nasibnya, Guys! Ckckckck....." cekikikkan Blaze dari dalam hati.

"Aku enggak tuh" ujar Ice.

"ITU KARENA KAMU GAK PERNAH DIHISAP OLEH RETAK'KA!!" kompak geram kelima elemental.

"Tahu pun! Lebih baik kita tidur! Tidur bisa menyelesaikan masalah kita. Pinjam bahumu, Gem! Zzzzzz...". Ice tertidur di bahu kanan Gempa sambil mendengkur halus.

"Amboy...! Nyamannya kamu tidur ya!" senyum Gempa.

"Biarlah dia tidur! Namanya juga elemen beban!" gusar Halilintar. "Lebih baik kita bahas musuh besar Tuan kita. Solar? Kamu kan yang paling pintar diantara kami. Kamu pasti tahu dong siapa musuh Tuan kita di planet Kugura".

"Emang aku ini apa? Cenayang? Pintar bukan berarti tahu segalanya. Dasar makhluk terhina!" jengkel Solar.

"APA KAU CAKAP?!!" marah Halilintar dan mengeluarkan pedang petir merah miliknya.

"Apa? Nak gaduh denganku? Ayo! Marilah!" tantang Solar dan mengeluarkan kekuatan elemennya.

"Ih kau nih memang nak kene!! AMBIK NIH!! HIIIYYYAAAAAAAA...!!".

Deja Vu (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang