0.3 Berharap

703 46 0
                                    

Lingga langsung berdiri tepat ia melihat sebuah mobil mewah yang baru saja melewati nya memasuki pekarangan rumah.

Ia hanya berdiri mematung di depan gerbang memperhatikan beberapa orang yang keluar dari dalam mobil.

Sementara itu seorang pria dewasa yang baru saja keluar dari dalam mobil memperhatikan pemuda yang sedang berdiri didepan gerbang rumah nya.

"Pak ian, pemuda yang berdiri di depan itu siapa?."

"Saya tidak tau tuan tapi katanya dia datang kesini untuk mencari kakak nya."

"Maksudnya?."

"Pemuda itu cuma bilang kalau kakak nya itu tinggal di sini tuan, saya sudah menyuruh nya untuk pergi karna bisa jadi dia salah alamat, tapi pemuda itu kekeh untuk tetap menunggu tuan dari tadi pagi."

"Kenapa pi?, Pemuda yang depan itu siapa?,teman nya anak-anak bukan pi?, Kenapa gak di suruh masuk?." Sang istri yang baru saja keluar dari mobil langsung menghampiri sang suami yang sedang berbicara dengan seorang satpam yang sedang bertugas.

"Bukan mi, pemuda itu bukan teman nya anak - anak, katanya pak ian pemuda itu datang kesini untuk mencari kakak nya."

"Gak mungkin pi, pemuda itu pasti salah alamat atau jangan jangan modus penipuan lagi, lebih baik suruh pemuda itu segera pergi dari sini pi."

Setelah berjam - jam menunggu akhirnya yang lingga dapatkan hanya kekecewaan saja karna tuan dari pemilik rumah itu tidak mau bertemu dengan nya walau hanya sebentar.

Meskipun demikian lingga tidak lah menyerah begitu saja, ia terus menunggu hingga tak terasa hari mulai menjelang malam.

Angin yang berhembus pun terasa dingin sampai menusuk ke dalam tulang tapi tidak dengan lingga yang masih berada di depan gerbang menunggu hingga si pemilik rumah itu mau bertemu dengan nya.

"Pulang lah, hari sudah malam, lagi pula angin malam tak bagus untuk kesehatan." Seorang satpam yang melihat nya dari pagi pun mencoba membujuk nya untuk segera pulang karna hari yang semakin larut.

"Tapi kemana saya harus pulang? Saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi pak selain kakak saya yang tinggal di alamat ini." Lirihnya sembari menunduk kan kepala nya.

"Maaf den, tapi setau saya tuan besar dan nyonya memang tidak memiliki anak lain selain anak kandung nya, dan juga tidak mungkin juga kakak mu berada di rumah ini, mungkin bisa jadi alamat yang di berikan itu salah."

"Tidak pak, alamat ini benar karna bunda saya sendiri yang memberikan alamat ini, dan lagi pula dulu bunda sering mendatangi alamat ini jadi tidak mungkin salah pak." lingga pun masih terus bersabar menunggu sampai si tuan pemilik rumah itu mau untuk menemui nya karna hanya itu lah satu - satunya harapan nya untuk bisa bertemu dengan kakak nya.

Malam pun semakin larut tanpa tahu jika malam ini hujan turun dengan deras nya membasahi jalanan dan lingga masih tetap berdiri disana meski air hujan sudah membuat nya basah kuyup.

Karna ia tak mempunyai pilihan lain selain terus menunggu dan berharap jika ia bisa bertemu dengan si pemilik rumah itu dan menanyakan tentang kakak nya.

"Masuk lah tuan besar sedang menunggu di dalam."

Harapan lingga akhir nya terwujud ketika seorang satpam yang datang dengan membawa sebuah payung lalu menyuruh nya untuk masuk kedalam.

TBC

-Hoshi-

민들레 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang