2.3 Di Penghujung Akhir (Epilog)

608 20 0
                                    

"Hai bunda...maaf lingga baru datang mengunjungi bunda lagi, bagaimana kabar bunda di atas sana, apa bunda sudah bertemu dengan ayah, lingga yakin pasti sekarang bunda sudah bersama dengan ayah kan bun." sapa lingga sembari membersihkan daun kering yang berserakan di atas makam bunda nya.

"Bun, masih ingat kan dulu aku pernah berjanji untuk menemukan sang kakak kini aku sudah menepati janji ku bun, akhirnya aku sudah bertemu dengan nya, amanat dari bunda juga sudah ku sampaikan bun."

"Bunda tau, selama ini kakak tumbuh dengan sangat baik bun, keluarga nya sangat menyayangi nya bahkan ia di besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, tak hanya itu bahkan ia juga menjadi seorang anak yang membanggakan bun."

"Seandainya bunda masih berada di sini dan melihat nya, pasti bunda akan bangga memiliki anak seperti kakak ya kan bun."

"Maaf ya bun lingga gak bisa berlama - lama mengobrol dengan bunda, karna ada seseorang yang sedari tadi sudah menunggu untuk mengobrol dengan bunda." setelah memanjatkan doa lingga pun pindah ke makam sang ayah yang bersebelahan dengan makam sang bunda.

Setelah selesai memanjatkan doa serta membersihkan daun kering yang berserakan di atas makam sang ayah nya, lingga sedikit menjauh dari sana.

Sembari menunggu samudra yang masih berbicara dengan sang bunda, lingga memberikan ruang agar samudra bisa leluasa berbicara dengan mendiang kedua orang tua mereka.

Setelah selesai berbicara dengan mendiang ayah dan ibu nya, samudra mencari lingga yang menghilang tiba - tiba dari sana, lalu ia mengedarkan pandangannya dan menemukan lingga yang ternyata duduk tak jauh dari makam kedua orang tuanya.

"Dek...kenapa malah di sini, ayo balik nanti keburu hujan." ucap samudra yang melihat langit mulai mendung.

"Mas sudah selesai berbincang dengan mereka, ayo kalau gitu kita pamit dulu sama mereka baru balik." lingga pun segera beranjak dari sana lalu menghampiri makam kedua orang tua mereka.

Setelah berpamitan mereka berdua berjalan meninggalkan makam kedua orang tua mereka, namun sebelum mereka jauh dari sana tiba - tiba saja ada hembusan angin menerpa mereka berdua.

Tanpa mereka ketahui jika sekilas ada wujud sepasang suami - istri yang tersenyum lalu menghilang secara perlahan.






Flashback<<
Melihat keterdiaman samudra, lingga pun berlalu dari sana karna ia masih harus mempersiapkan beberapa perlengkapan yang akan di bawanya esok hari.

Rencananya besok pagi - pagi sekali lingga akan pulang ke rumah lamanya untuk mengunjungi makam kedua orang tua nya, karna sudah lama juga ia belum mengunjungi lagi makam kedua orang tuanya.

Sementara itu samudra yang masih terdiam di tempatnya pun tersadar kan ketika merasakan sentuhan lembut di pundak nya.

"Mommy tau ini sangat berat buat kamu nak, tapi coba kamu dengar kan isi hati kecil mu nak, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari." ucap kyra yang saat itu mendengar perbincangan di antara mereka berdua.

"Bagaimana dengan mommy?." tanya samudra.

"Apakah mommy tak apa - apa melihat aku menerima permintaan maaf dari orang yang sudah membuang ku sejak bayi?, apa mommy tak masalah melihat aku mengakui orang itu sebagai ibu kandung ku?."

"Nak mau bagaimana pun beliau adalah ibu kandung mu nak, dia yang sudah mengandung mu selama sembilan bulan dan juga berjuang untuk melahirkan mu ke dunia ini."

"Mommy memang bukan ibu yang melahirkan mu, tapi mommy merasakan perjuangan seorang ibu yang ingin melihat anaknya hidup bahagia tanpa harus merasakan kesusahan."

"Sekarang tinggal kamu sendiri yang memutuskan semuanya, ikuti kata hati kecil mu nak."

Akhirnya samudra mencoba untuk berbesar hati mengambil keputusan untuk menerima permintaan maaf dari mendiang ibu kandungnya.

Karna mau bagaimana pun samudra tak mau menjadi anak yang durhaka kepada ibu yang sudah memberikan kehidupan untuk nya melihat dunia.

Flashback>>

Finish

-Hoshi-

민들레 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang