Rose Petals by The FrontierSelalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pencapaian, pun akan ada kebaikan yang datang setelah pengorbanan.
Jungsuk harus membayar keselamatan Kakaknya dengan perpisahan. Sedangkan bagi Taejun, rupanya perpisahan itu merupakan jembatan menuju fase kehidupan berbeda. Jika bukan karena menuruti keinginan adiknya untuk pergi dari camp perbatasan, mungkin Taejun tak akan pernah membuktikan ucapan Dokter Ok tentang seberapa pantas dirinya mendapatkan tempat yang lebih baik sebagai seorang dokter.
Awalnya, Taejun sempat dirundung bimbang ketika surat pemindah tugasan resminya turun. Segera ia memperbarui profil LinkedIn, kelabakan mencari lowongan kerja baru, belum mengetahui bahwa rumah sakit tempatnya bekerja dulu masih menunggunya. Bahkan beberapa lembaga kesehatan ibu kota menghubunginya begitu mengetahui bahwa seorang dokter terbaik lulusan Universitas Seoul baru saja mendapatkan tanda jasa dari Camp Bonifas. Namun, bukan Taejun bila tidak mengambil keputusan tak terduga.
"Hyung, akhirnya dijawab juga! Kukira di Yangpyeong benar-benar tidak ada sinyal."
Di tempatnya, Taejun terkikik mendengar suara Jungsuk yang terdengar bersungut-sungut. "Hyung hanya pindah tempat, Suk. Bukan kembali ke zaman paleolitikum."
"Habis Hyung semakin susah dihubungi sih! Tidak lupa janji kita kan? Aku sudah hampir sampai."
"Maaf... Ya karena acara besok Hyung harus menyelesaikan beberapa pekerjaan hari ini. Ponselnya silence mode."
"Serius, Hyung. Dalam sehari ada 24 jam, sudah cukup untuk melakukan banyak hal termasuk istirahat. Tidurlah sekarang atau punggungmu akan sering sakit seperti pria jompo. Ingat, kau belum menikah!"
Lagi, Taejun tertawa renyah. Ia baru menyadari sisi lain adiknya yang bisa seprotektif dan secerewet ini pada dirinya. Lantas Taejun melirik jam digital di meja kerja, pukul 00.34. Mau bagaimana lagi? Haru ini sift kerjanya selesai pukul 7 malam. Baru setelah itu Taejun bisa mengerjakan urusan kuliah. Ya, pria muda itu memilih melanjutkan pendidikan Dokter Spesialis Bedah agar bisa menjadi seperti seperti sosok idolanya, Dokter Ok Sujin. Dia bahkan telah berencana mengambil subspesialis bedah toraks dan kardiovaskuler, didorong oleh kecintaannya pada dunia kesehatan dan panggilan untuk menyelamatkan sesama.
Sebuah klinik kecil di Yangpyeong menjadi pilihan tempat kerjanya agar ia lebih leluasa belajar daripada harus mengimbangi tingginya persaingan dan jam kerja padat di rumah sakit besar ibu kota. Dari sana hanya butuh 45 menit menuju kampusnya di Seoul yang mengharuskan Taejun mengikuti kelas selama tiga hari dalam seminggu. Kota itu masih berada di provinsi yang sama dengan Paju sehingga lebih mudah bagi Taejun untuk menemui adiknya.
"Ya sudah, pokoknya besok jam 9 pagi. Dan sempatkan membuka K-talk dariku, Hyung!"
"Siap, Kapten." Sempat hening sejenak sebelum Taejun buru-buru berucap lagi dengan nada ringan, "Oh iya. Sebaiknya berpakaianlah yang rapi besok. Jangan cuma pakai hoodie dan jins."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Petals By The Frontier
General FictionIni kisah tentang kasih sayang, kerinduan, dendam, dan penyesalan. Tentang tiga lapis pagar besi berduri pemutus dua peradaban, pemisah sanak dari saudara, para suami dari istri, serta anak-anak dari orang tuanya. Namun, suatu ketika perbatasan itu...