Coklat

161 29 12
                                    

Author's Pov

Aurora jalan bareng ke kampus sama Liora, mereka udah dicap anak kembar sama temen-temennya.

"Gue laper banget Ra." Liora ngeluh sambil megangin perutnya, maklum anak rantau, walaupun gak rantau-rantau amat.

"Yuk sarapan." ajak Aurora sambil narik housemate nya itu.

Belom sampe di food court Liora langsung narik Aurora buat muter balik.

"Gak jadi udah kenyang." oceh Liora sambil meringis.

"Gak jelas blok, gue pengen sarapan dulu." oceh Aurora bales narik Liora buat tetep jalan.

"Ra, please..."

"Kenapa sih kita harus sarap---"

"Good morning Liora."

"Shit." umpat Liora pelan waktu Daniel nyapa pake senyuman yang menurut Liora itu Cringe.

"Just for you. Sesuai janji setiap ketemu gue kasih lu coklat." kata Daniel ngebuat Aurora yang ngeliatnya bingung, beda sama Liora dia masang muka marahnya.

"Gue gak suka coklat." jawab Liora ketus.

"Terus sukanya apa?" tanya Daniel ngeledek.

Liora keliatan makin kesel mukanya.

"Gue lebih suka lu jangan ganggu gue lagi. Anggap kita gak pernah kenal." kata Liora narik Aurora.

Langsung beribu pertanyaan nyerang otak Aurora yang gak seberapa itu.

"Ra.." lirih Aurora pasrah ditarik Liora kaya kambing qurban.

"Nanti gue jelasin, sekarang gue mau sarapan ketoprak aja yang di sebrang kampus."

Aurora cuma bisa ngangguk dan mikirin mau mulai darimana nanyanya.

"First of all, jangan bilang coklat sebanyak kemaren yang lu buang itu dari Daniel?" tanya Aurora setelah mereka duduk dan mesen ketoprak.

Liora cuma ngangguk sambil ngehembusin nafasnya.

"Sebanyak itu?"

"Yaps, udah 5 hari dia ngasih gue coklat setiap ketemu."

"Dia suka sama lu?"

"Ra..." rengek Liora.

"Okay, pertanyaan berikutnya. Lu bilang sama dia tadi, anggap kita gak pernah kenal?"

"Lu kenal banget sama dia?" sambung Aurora kepo tingkat dewa.

Liora ngusap mukanya kasar.

"My childhood friend."

Aurora yang lebay langsung tutup mulut.

"Dulu kita tetanggaan dan main bareng. Worst thing-nya gue sama dia pernah main nikah-nikahan."

Liora makin nutup mukanya, enek bayangin masa kecilnya main nikah-nikahan sama Daniel.

Aurora yang masih shock karna dunia sesempit gang senggol.

"Gue nyatain suka sama dia sebelum dia pindah rumah."

Liora makin kelojotan abis ngomong itu.

"Tapi itu semua kan dulu ya Ra, masih bocil." rengek Liora.

Aurora cuma ngangguk ngeiyain aja, ngeliat Liora yang mukanya merah antara nahan malu dan mau marah itu.

"Tttapi kenapa lu sinis banget waktu ketemu first love lu itu?" tanya Aurora tanpa ngerasa ngeledek.

Aurora // Lanjutan Abang-Abang.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang