29. Mencoba Egois

120 9 2
                                    

Demas yang dikuasai oleh rasa amarah dan gelisah secara bersamaan membuat pemuda itu bertindak tidak tentu arah. Bahkan pemuda itu hampir membahayakan dirinya sendiri demi mencari keberadaan Niko di tempat yang Riko beritahu sepuluh menit yang lalu.

Meninggalkan kendaraan roda dua yang terparkir di depan sebuah minimarket, Demas berlari-lari kecil menelusuri beberapa bangunan disana. Mata pemuda itu terus menatap awas ke beberapa arah dimana ada kemungkinan dia menemukan Niko.

Demas berhenti, merasa energinya terkuras habis. Dia menyempatkan diri untuk membungkuk menumpu tubuhnya dengan kekuatan lutut. Demas mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah. Dan tiba-tiba saja dirinya terkejut ketika pundaknya disentuh oleh tangan seseorang.

"Demas lo kenapa?"

Demas terdiam ketika suara yang sudah sangat dia pahami menggema di telinganya. Mata Demas berubah menjadi berang, kini giginya bergemelutuk hingga membuat pemuda itu gemetar, susah payah Demas menahan amarah. Dan dia tak lagi sanggup untuk terus menahannya.

"DEMAS? LO NGAPAIN?" panik Niko, saat tubuhnya diserang oleh Demas yang terlihat seperti kesetanan.

Dicengkeramnya kerah baju Niko kuat-kuat oleh Demas sehingga membuat pemuda itu tercekik. Didorongnya Niko ke sebuah tembok yang ada di sana dengan begitu kencang hingga menimbulkan suara benturan khas apabila kulit bertemu sebuah benda padat dengan keras.

"DEMAS?!"

"Dimana Naira?!"

Niko membelalakan mata, tidak percaya apa yang Demas ucapkan. Niko tidak tahu apa yang membuat Demas kesetanan seperti ini tapi kalimat yang keuar dari mulutnya adalah sebuah pertanyaan yang sangat aneh menurut Niko karena dia pikir Demas tidak ada hubunganya dengan semua ini.

"Niko JAWAB?!" bentak Demas tidak mengendurkan sama sekali cengkeraman itu.

Pemuda yang sedang diintimidasi oleh Demas itu masih belum menjawab. Otak cerdasnya masih mencerna semua yang sedang terjadi, sampai pada saat Niko menemukan sebuah kesimpulannya sendiri mengapa Ia diperlakukan seperti ini oleh Demas. Dilihatnya dalam-dalam mata merah Demas yang seolah sudah tidak ingat jika esok hari masih ada hari panjang untuk diperjuangkan, Niko mulai mengerti semuanya.

"Kenapa Dem, kenapa lo marah?"

"Apa? lo udah buat Naira sengsara setiap detik dia bernafas lo masih tanya kenapa gue marah? lo bego atau goblok si!" cengkeraman Demas semaki kuat setiap kali dirinya berapi-api dalam setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Jadi ini alasannya sikap lo berubah dari waktu itu dan selalu menatap gue sinis dan gue selalu salah dimata lo?!"

Demas tertawa sumbang penuh kengerian ketika mendengar Niko yang kali ini balik bernada tinggi dengannya. Suara tawa Demas menyisyaratkan kesakitan yang teramat dalam. Lalu pemuda itu menitikan satu air dari mata kirinya.

"Sekarang alasan lo apa mau nemuin Naira? setelah tiga bulan lo ngebuang dia begitu aja tanpa lo pikirin gimana nasib setelahnya hari itu, lo pikir Naira apa HA? yang bisa lo tinggalin dan lo kotorin seenak jidat lo, terus lo bisa dateng lagi sesuka lo HA?"

"Asal lo tahu Niko, Naira sudah cukup menderita dengan keadaanya sekarang jadi please bilang sama gue apa maksud Lo mau nemuin dia lagi please jangan buat dia nangis menyesal lagi gue mohon jangan lagi." kalimat panjang ini sangat pelan namun jelas terdengar, Demas nampak memohon kepada pemuda brengsek didepannya.

"Malam itu gue ketemu sama Naira setelah lo tinggalin dia, Naira juga ditinggalin keluarganya. Sekarang dia tinggal sama ibu gue, beberapa bulan kedepan adalah hari-hari berat buat Naira ... jadi please."

Nice To Meet You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang