11. Pertolongan Lagi?

226 35 16
                                    

***

"Demas... Demas sayurnya udah mateng nih" teriak Naira.

Demas yang sedang asyik bermain game langsung meletakan ponselnya dan pergi menuju dapur. Dilihatnya Naira sedang kerepotan membuat Demas mempercepat langkah untuk segera membantu gadis itu.

"Nai gue aja...gue aja ini panas soalnya sini... sini" reflek Naira mundur memberi Demas ruang untuk pemuda itu mengambil satu panci berisi sayur  Sop dari atas tungku kompor.

Dengan hati-hati Demas membawa panci panas itu kedepan, meletakkannya di meja dekat Sofa. Naira mengikutinya dari belakang dengan membawa dua piring serta sendok untuknya makan dan menyendok sayur.
Sedangkan Demas kembali ke dapur untuk mengambil nasi dan gorengan yang sudah dibelinya tadi.

Mereka bersiap untuk menyantap makanan yang sudah dihidangkan.
Keduanya menikmati Sop yang baru saja selesai Naira masak. Sop yang masih mengebulkan asap panas itu menggugah selera Demas untuk menghabiskannya.

"Enak Nai, Lo ternyata pinter masak juga" puji Demas, yang berhasil membuat Naira bersemu.

"Besok-besok gue beli sayuran aja kali ya nanti Lo yang masak."

Naira yang tidak menjawab membuat Demas tersadar ada yang salah dengan kata-katanya. Buru-buru pemuda itu meralatnya.

"Eh maksudnya itu kalo waktu Lo luang aja, gak setiap hari juga"

"Demas ini kan pake bumbu bungkusan pasti udah enak... "

"Oh iya kah?" Demas tertawa garing, salah tingkah

Naira tersenyum melihat respon Demas. Mungkin Demas tipe pemuda yang tidak pernah tahu urusan dapur dan masak memasak, dia tipe yang cuma tahunya matang dan makan. Gadis itu jadi penasaran bagaimana kehidupan pemuda itu jika sedang di rumah yang mungkin tidak pernah protes apa saja yang ibunya masak.

"waktu gue kan selalu luang Dem, emang gue mau ngapain juga. Kalo Lo beli sayurannya gue yang masak gak papa bisa ko gue kalo cuma masak masakan rumah aja. Biar Lo gak makan mie instan terus Dem, kasian lambungnya "

Uhuk Demas hampir saja tersedak, buru-buru dia mengambil air minum
dan menegaknya hingga tandas.

"Ya udah besok gue beli sayuran lagi"

Ucap Demas sedikit canggung sembari menyuap lagi makanan dari  piringnya.
Sedangkan Naira yang sudah lebih dulu menghabiskan sepiring nasi dan sayurnya juga menegak habis satu gelas air putih. Ragu-ragu Naira membuka mulutnya, ada sesuatu yang ingin dikatakannya.

"Demas..."

"Iya" respon Demas, menoleh kearah Naira yang menatapnya serius.

"Gue boleh minta tolong lagi gak?"

"Apa itu"

Mata Naira mulai berkaca-kaca, sambil tersenyum gadis itu mengungkapkan maksudnya.
Sedangkan Demas yang ditatap Naira sedalam itu membuatnya gugup.

"Gue mau minta tolong cariin kerja ya Demas, apa aja."

Demas berhenti mengunyah, menatap gadis itu penuh tanya. Demas yang bingung ingin menjawab apa menggaruk pelipisnya. Meletakkan piringnya yang masih tersisa sedikit nasi.

"Gue gak mau ngerepotin terus, apa aja Demas yang penting halal gak harus sekarang besok-besok aja gak papa kok"

"Apa aja ?"

"Iya apa aja, apapun itu pekerjaannya gue gak bakal nolak yang penting gue gak diam aja kaya gini dan gak mungkin ngerepotin elo Demas, gue juga butuh biaya untuk kedepannya sama dia"

Nice To Meet You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang