5. Tautan

1.1K 101 11
                                    

Jake terbangun dari tidurnya saat menyadari Neytiri tidak ada di samping. Hanya ada Lo'ak, kiri, dan tuk yang masih tertidur. Jake pun bangun berniat mencarinya.

Cahaya langit malam menerangi setiap jalan yang Jake lewati. kemudian ia melihat bayangan istrinya yang sedang duduk sambil menyanyikan sebuah lagu yang terdengar begitu sedih di tepi sungai yang tidak begitu jauh dari tempat mereka beristirahat.

(Lagunya berjudul The Songcord-Zoe Saldana. Berisi tentang keberkahan yang di dapatkan Jake dan Neytiri saat Neteyam dan Kiri lahir)

"Neytiri." Panggil Jake, tapi tidak ada jawaban. Jake pun menghampiri istrinya dan duduk di sebelahnya, barulah Neytiri menyadari kedatangan Jake.

"Jake, kenapa kau bangun?" Tanya Neytiri.

"Aku tidak menemukanmu di sampingku, jadi aku mencari mu." Jawabnya.

Hening sesaat, lalu Jake memulai pembicaraan.

"Apa yang membuatmu tidak bisa tidur?"

Kepala Neytiri menunduk untuk menghindari tatapan Jake.

"Aku merindukan Neteyam..." Lirih Neytiri. Semenjak kepergian putra sulungnya, ia sering kali merenung dan menyalahkan dirinya

Jake merangkul istrinya, kepergian Neteyam menjadi pukulan besar bagi keluarga mereka.

"Aku juga.." balas Jake sambil memberikan tepukan lembut ke punggung sang istri untuk menguatkannya.

Tanpa mereka berdua sadari, Lo'ak tengah bersembunyi di balik pepohonan, mengintip kedua orang tuanya yang sedang bersedih.

Tadinya ia hanya berniat untuk mencari keberadaan orang tuanya, namun melihat pemandangan di depan, Lo'ak tak berani untuk mendekat.

Lo'ak masih merasa bersalah kepada keluarganya. Seandainya ia tidak mengajak Neteyam untuk menyelamatkan Spider yang di sandra oleh Quaritch, Neteyam pasti tidak akan tertembak oleh anggota RDA dan masih bisa bersama dengan mereka sekarang.

"Maafkan aku ayah, ibu..."

...

Neteyam tidur meringkuk di lantai lab markas rahasia RDA yang tersembunyi di salah satu pulau Pandora, para Avatar memindahkannya ke sini dan mengurungnya. Tidak hanya itu, mereka juga merantai kaki Neteyam.

Tubuh Neteyam menggigil karena suhu ruangan yang terlalu dingin, bibirnya memucat, di tambah efek obat yang manusia suntikan sebelumnya membuat tubuh Neteyam melemah.

"Ao..nung..." Panggil Neteyam dengan suara yang nyaris tidak terdengar. Hanya itu yang bisa ia lakukan, memohon pertolongan dari pemuda yang selalu ada di sisinya dan ia percayai.

Tak berselang lama, beberapa manusia memasuki ruangan lab, fokus mereka langsung tertuju ke Neteyam yang tak berdaya di lantai.

"Ambil sampel darahnya, cek apakah ada perubahan pada suhu tubuh dan detak jantung" Suara itu berasal dari manusia yang menyuntikkan obat Neteyam kemarin.

Pengecekan pun di lakukan, Neteyam hanya bisa diam membiarkan manusia-manusia itu mengambil sampel darah dan menyentuh tubuhnya.

"Profesor, sepertinya anda harus melihat ini" ucap orang yang mengambil sampel darah Neteyam, sang profesor pun mengambil alat sampling darah dari tangan orang itu.

Terlihat jelas darah Neteyam menjadi sedikit lebih gelap dan agak mengental.

"Obatnya bereaksi, bagaimana dengan detak jantungnya?" Tanya profesor pada yang lain.

The Waiting One (Aonung x Neteyam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang