11. Bayi kecil

990 78 6
                                    

"Apa?!! Neteyam hamil?!" Kaget Aonung setelah mendengar penjelasan dari Lo'ak.

"Itu benar, nenekku sendiri yang memeriksanya." Lo'ak sendiri sebenarnya juga tidak percaya, tapi tidak mungkin ayahnya berbohong dengan wajah seserius itu.

Buru-buru Aonung pergi ke tempat pengobatan untuk menemui Neteyam.

Setibanya di depan pintu masuk ruang pengobatan, Aonung melihat Neteyam yang sudah tertidur dengan wajah sembab.

Ketika hendak melangkah masuk, tubuh Aonung di dorong secara kasar oleh Neytiri yang kebetulan juga ada di sana.

"MENJAUH DARI PUTRAKU!!!"" Teriak Neytiri dengan emosi menggebu-gebu.

"Aku hanya ingin bertemu dengan Neteyam, kumohon izinkan aku.." mohon Aonung. Tapi permohonannya itu tidak di gubris.

Plak!

Rasa panas langsung menjalar ke pipi kiri Aonung.

"Berani-beraninya kau melecehkan putraku!!! Ku pikir selama ini kau menjaganya! Tapi ternyata kau tidak ada bedanya dengan orang tuamu!!!" Kemarahan Neytiri semakin menjadi-jadi, terutama karena kemunculan Aonung di sini.

"Maafkan aku..." Sesal Aonung sambil menunduk.

"Maafmu itu tidak akan bisa mengembalikan apa yang sudah kau ambil!!! Putraku telah mengorbankan masa kecilnya demi meraih mimpinya menjadi seorang prajurit, tapi dengan mudahnya kau merenggut semua itu!!!"

(Note: Karena Neteyam hamil di usia muda, dia nggak bisa lagi menjadi prajurit dan di anggap sudah menjadi bagian Na'vi yang harus di lindungi.)

Aonung semakin menundukkan kepala, menyesali semua yang telah ia lakukan. Ia bahkan tidak berani menatapnya mata ibu Neteyam.

Di tengah keributan itu. Suara teriakan dari dalam ruang pengobatan mengejutkan mereka.

Neytiri segera masuk ke dalam dan menemukan Neteyam tengah meringkuk sambil mencengkram perutnya yang kesakitan.

"Sakit.. hiks.." keluh Neteyam sambil mencengkram perutnya. Neytiri  mencoba menenangkan Neteyam, namun tidak berhasil. Padahal Moa't sudah memberikan obat yang dapat meringankan rasa sakitnya.

Aonung yang tidak tega mendengar suara kesakitan Neteyam menyusul ke dalam tanpa mengindahkan tatapan tajam Neytiri.

"A.. Aonung.." panggil Neteyam di sela rasa sakitnya.

"Aku di sini." tangan Aonung turun menuju perut Neteyam lalu mengelusnya dengan lembut. Ajaibnya rasa sakit itu perlahan mereda.

Nafas Neteyam yang tadinya memburu kini kembali tenang. Matanya kembali memejam dan tertidur lelap.

Neytiri yang menyaksikan tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat. Dengan mudahnya Neteyam kembali tertidur setelah Aonung memberikan sentuhan.

Tak lama setelah itu, Moa't datang ke tempat pengobatan usai mendengar kabar Neteyam yang tiba-tiba kesakitan.

"Kalian mundurlah." perintah Moa't.
Neminta Neytiri dan Aonung untuk mundur sebentar selagi ia melakukan pemeriksaan.

Moa't sedikit menekan perut Neteyam yang mulai sedikit bersisi.

"Kau, kemarilah." Ucap Moa't. Aonung yang merasa di panggil maju mendekat.

"Kau ayah dari anak ini, kan?"

"Ya, aku ayahnya." Jawab Aonung dengan yakin.

"Jaga dia selagi aku membicarakan masalah ini dengan kedua orang tua Neteyam." Pinta Moa't lalu beranjak dari tempat itu.

The Waiting One (Aonung x Neteyam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang