10. Jalan menuju air

824 65 9
                                    

Saat membuka mata, Neteyam berada di atas anemon laut Pandora.

Setiap langkah yang ia pijak begitu lembut. Anemon akan semakin memancarkan cahaya ketika Neteyam menyentuhnya. 

Ikan-ikan kecil menari-nari di antara Anemon, membimbing Neteyam semakin masuk ke tengah-tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikan-ikan kecil menari-nari di antara Anemon, membimbing Neteyam semakin masuk ke tengah-tengah.

Beberapa ikan bermain di antara jari, membuatnya merasa geli.

Ada begitu banyak pertanyaan di benak Neteyam.

Mengapa dia bisa ada di sini?

Siapa yang membawanya?

Para ikan tiba-tiba berkerumun mengelilingi Neteyam seperti pusaran, lalu terdengar suara lembut yang entah dari mana asal usulnya.

"kau tidak mati, tapi juga benar-benar tidak hidup. Jiwamu masih berada di ambang kematian..." Ucap sosok itu.

"Siapa kau sebenarnya...?" Tanya Neteyam hati-hati. 

"Akulah Ey'wa, Ibu dari segala kehidupan di Pandora."

Neteyam mencoba mencari sumber suara itu, tapi ia hanya melihat Anemon bercahaya keemasan di sekelilingnya dan para ikan.

"Mengapa aku di bawa ke sini. Apakah sudah waktunya untukku kembali padamu?" Tanya Neteyam. Mungkinkah ia sudah mati saat serangan Toruk di hutan perburuan.

"Itu tergantung dari bagaimana kau bisa bertahan..."

Anemon bercahaya itu melilit Neteyam, membuatnya terduduk di antara Anemon yang lembut.

Seperti ada energi yang mengalir ke dalam tubuh. Mata Neteyam menutup, Sekelebat gambaran muncul seperti pecahan puzzle.

Neteyam terbawa ke suatu tempat di hutan Pandora. Ia lalu melihat seorang Na'vi dewasa dengan pakaian khas pemimpin suku mengangkat bayi di depan banyak Na'vi lainnya, ada beberapa manusia yang juga ikut menyaksikan di sana.

"Neteyam." Ucap Na'vi dewasa itu. Saat melihat lebih jelas, Neteyam sadar bahwa itu adalah ayahnya!

Dan bayi itu adalah Neteyam ketika masih bayi. Ada ibunya yang berdiri dari sebelah sang ayah dan tersenyum begitu bahagia setelah ayahnya memperkenalkan nama Neteyam.

"Ayah...ibu..." Lirih Neteyam memandangi moment tersebut.

Neteyam menitihkan air mata, ingin sekali dia berlari dan memeluk ayah dan ibunya. Tapi ia tau apa yang ia lihat hanyalah kenangan dari ingatannya yang hilang.

Pemandangan di hadapan Neteyam berganti. Neteyam melihat dirinya dan saudara-saudaranya ketika masih kecil tengah bermain di rumah pohon.

Ayahnya mengangkat Neteyam kecil dan membuatnya seolah-olah terbang.

Ada Kiri dan Lo'ak yang sedang berebut mainan, ibunya akan selalu ada untuk melerai mereka.

Gambaran terus muncul dengan cepat dan berganti-ganti. Begitu pula suara-suara yang muncul menjadi satu padu.

The Waiting One (Aonung x Neteyam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang