Hari ini kelas 11 IPS-3 memiliki jam olahraga, namun karena gurunya yang sedang rapat membuat mereka di bebaskan bermain di lapangan. Dan para cowok kelas tersebut memilih bermain bola Basket.
Di sana terlihat Bian yang sedang menggiring bola dengan peluh keringat di dahinya. Hal itu membuat kadar ketampanan Bian kian menambah. Sesekali para siswi yang melewati lapangan basket mencuri-curi pandang pada Bian.
"Ka, tangkap!" Ujar Bian melempar bolanya pada Razka.
Razka menangkap bola yang di lempar Bian, ia beralih menggiring bola itu untuk masuk ke ring lawan. Hingga.... Set! Masuk, bola basket itu masuk ke ring lawan dan menambah poin tim Razka.
Terdengar teriakan heboh di kursi tribun. Cewek-cewek memilih untuk menyaksikan permainan basket itu, tak terkecuali cewek dari kelas lain yang tidak di berikan tugas. Mereka tidak akan menyia-nyiakan pemandangan indah terlebih lagi saat melihat Bian, Razka dan Devian yang banjir keringat. Beh, damage nya... Gak ada. Eh, ada maksudnya.
Di sisi lain, Leony baru saja kembali dari toilet. Saat melewati perpustakaan ia dipanggil oleh Bu Intan, guru bahasa Indonesia yang seharusnya mengajar di kelasnya sekarang.
"Leony?" Panggil guru tersebut.
Leony menoleh, ia menghampiri Bu Intan. "Iya Bu?"
"Kebetulan sekali kamu lewat sini. Ibu tidak bisa masuk kelas karena ada rapat guru. Jadi Ibu akan memberikan kalian tugas saja."
"Tolong kerjakan soal di buku ini dari nomor 1 sampai 25."
Leony mengangguk. "Baik Bu."
"Ini bukunya. Nanti kalau sudah kembalikan lagi ke saya ya?" Bu Intan memberikan buku itu pada Leony.
Leony kembali mengangguk. "Baik Bu." Setelah itu, ia pergi dari sana menuju kelasnya.
Ia berjalan melewati lapangan basket, karena memang kelasnya yang harus melewati lapangan basket.
Di sana tak sengaja ia melihat Bian yang sedang fokus menggiring bola. Ah, lagi-lagi pandangannya tak luput dari cowok itu. Leony diam menatap Bian, bagaimana cowok itu yang melempar bola, menggiring bola, dan memasukkan bola ke dalam ring lawan. Sungguh, itu sangat mengusik pikiran dan hati Leony.
"Dev, lempar ke gue." Teriak Razka.
Devian kemudian mengoper bola basket itu pada Razka. Namun ia melempar bola itu terlalu kuat hingga melayang ke luar lapangan.
Bola itu tepat akan mengenai Leony yang berdiri di dekat lapangan. Karena asyik melamun, cewek itu tidak sadar bahwa ada bola basket yang menuju ke arahnya.
Terdengar teriakan dari Devian. "WOY! AWAAS!"
Leony tidak mendengarkan teriakan itu, ia masih diam di sana. Mereka yang berada di sana melihat itu dengan raut panik, tak terkecuali Bian, ia membulatkan matanya melihat Leony berdiri di sana.
Bruk
Hingga bola yang begitu keras dan besar itu tepat mengenai kepala Leony. Cewek itu merasa kaget, ia memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
Leony memejamkan matanya saat rasa pusing semakin dominan di kepalanya. Tiba-tiba saja pandangannya mengabur, ia mulai terkulai lemas dan akhirnya terjatuh tak sadarkan diri.
Bian yang melihat itu segera berlari menghampirinya. Entah mengapa ia begitu khawatir saat melihat Leony tak sadarkan diri.
"Leony. Bangun! Hey!" Bian menepuk-nepuk pipi Leony, berharap cewek itu membuka matanya.
Namun tidak ada respon yang di berikan oleh Leony. Bian segera menggendong Leony ala bridal style. Ia berlari menuju UKS sekolah. Bian merasa takut terjadi apa-apa pada cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [TERBIT]
Teen FictionIni cerita tentang, Leony Ardelia. Cewek biasa yang menaruh perasaan pada cowok yang menjadi primadona kaum remaja. Dan juga, Biantara Adelard. Cowok yang memiliki sifat dingin dengan ribuan misterinya. Namun siapa sangka, Bian lah dalang di balik t...