16. Hari yang ditunggu

158 8 0
                                    

Hari sudah berganti malam. Dan beruntungnya hujan telah reda sejak 10 menit yang lalu. Kedua manusia yang berada di bangunan tua itu akan bersiap untuk kembali pulang menuju tenda mereka.

"Kaki nya masih sakit?" Tanya Bian pada Leony.

"Sedikit." Balas cewek itu.

"Bisa jalan? Atau mau gue gendong lagi?"

"Engga. Aku bisa kok jalan, tapi pelan-pelan."

"Yaudah. Jalan aja pelan-pelan. Lo aman sama gue." Leony mulai melangkah meninggalkan tempat tersebut dan di ikuti oleh Bian.

"Bian, makasih ya." Ucap Leony.

Cowok itu mengerutkan dahinya. "Untuk?'

"Udah tolongin aku tadi. Dan maaf juga udah repotin..."

"Lo sama sekali ga ngerepotin gue." Tukas cowok itu.

"Beneran?"

"Hm."

Leony menatap Bian yang sepertinya tengah fokus memperhatikan jalan nya. Sepertinya cowok itu tidak ingin terjadi apa-apa pada Leony.

"Bian. Yang tadi apa?"

Cowok itu ikut menatap Leony yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Apa?"

"Kamu cium aku."

"Lo ga paham sama tindakan gue itu?" Leony menggeleng kan kepalanya sebagai respon dari pertanyaan cowok itu.

Ia bener-benar tidak mengerti maksud dari tindakan dan juga perkataan Bian waktu itu. Leony tidak ingin terlalu berharap atau membayangkan hal yang belum tentu benar.

"Nanti lo bakal tau."

"Tapi—"

"LEONY!"

"BIAN!"

"KALIAN DIMANA?"

Terdengar suara teriakan dari teman-teman mereka yang mencari kedua orang tersebut. Setelah hujan reda tadi, mereka langsung bergegas mencari Bian dan juga Leony sebelum hari semakin gelap.

Leony terlihat bahagia. Akhirnya, mereka menemukan nya. "KITA DI SINI!"

Mendengar ada suara yang menyahut panggilan mereka, beberapa orang yang di tugaskan untuk mencari Bian dan Leony langsung mendekati sumber suara.

"Bian, Leony. Akhirnya, kita nemuin kalian. Kalian berdua gapapa?"

"Ada salep gak? Kaki dia luka." Tanya Bian pada mereka.

"Ada. Kita bawa kotak P3K."

Bian menjulurkan tangannya pada mereka. "Sini. Biar gue yang ngasih."

Cowok itu dengan telaten mengoleskan salep pada kaki Leony. "Duduk dulu, biar gue obatin bentar." Ucap cowok itu.

*****

"Oniiiii...." Kalian bisa tebak itu siapa? Ya, itu adalah Keina yang ketika melihat kedatangan Leony ia langsung ngiprit lari memeluk cewek itu.

"Huhuu... Akhirnya lo ketemu. Maafin gue ya."

Leony balas memeluk tubuh Keina. "Kenapa minta maaf? Udah, gue gapapa."

"Ga tau, pengen minta maaf aja."

Pak Odi mendekati Bian dan juga Leony. "Syukurlah kalian sudah di temukan. Sekarang, kalian kembali ke tenda dan istirahat dahulu."

Keduanya mengangguk dan menuju tenda masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Pentas telah selesai di persiapkan untuk tiap kelas menampilkan seni mereka.

BIANTARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang