14. Hilang

147 10 0
                                    

"Bian, Lo bisa baca peta?" Tanya seorang lelaki yang menjadi satu kelompok dengan mereka. Di dalam kelompok mereka terdiri dari 2 orang laki-laki dan 3 perempuan.

"Ga! Gue di belakang aja." Jawab Bian.

"Oke, berarti Lo yang di belakang jagain kita-kita ya? Biar gue yang di depan."

"Hm."

Keina yang berjalan di samping Leony dari tadi sibuk memukuli lengannya sendiri. "Ih, kok banyak banget nyamuknya sih, kan masih pagi." Gerutu cewek itu.

"Lagian kenapa sih pake acara kehutan segala, gimana kalo ada hewan buasnya coba."

Leony menepuk pelan bahu Keina, "Stt.. jangan ngomong sembarangan disini."

"Engga kok. Aduuhh, ini nyamuk kenapa ngikutin gue terus sih? Gue jalan di depan aja lah." Keina berjalan kedepan meninggalkan Leony di belakang berdua dengan Bian.

"Eh, Keina—"

"Di situ aja." Suara berat milik seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Bian sukses membuat Leony berhenti mengikuti Keina.

*****

"Ini jalannya masih jauh?" Tanya Keina pada lelaki di depannya yang memegang peta.

"Iya." Jawab cowok itu.

"Ck, gue pengen istirahat. Capek banget gue."

"Baru 10 menit yang lalu kita istirahat, dan Lo mau minta istirahat lagi??" Cowok itu menatap heran ke arah Keina.

Keina hanya memutar bola matanya malas. "Biasa aja dong matanya."

Cowok itu tetap melanjutkan perjalanannya sambil menggerutu. "Lagian dari tadi tu mulut ngoceh terus, banyak nyamuk lah, capek lah, ntar apa lagi? Cape gue dengerinnya, mana masih jauh lagi."

"Terserah gue, mulut-mulut gue. Kenapa elo yang sewot?"

Cewek dari kelas IPA yang berjalan di belakang Keina berusaha melerai perdebatan antara dua makhluk yang ada di depannya itu. "Ga usah pada ribut deh kalian, ntar jodoh." Ucap cewek itu.

"Idih, najis!" Jawab keduanya kompak.

"Hahaha..."

Keina hanya bisa memanyunkan bibirnya kesal, "coba aja ada Devian, pasti gue bisa minta gendong sama dia."

"Ya udah, balik aja sono." Ucap cowok tersebut.

"Diam Lo! Gue ga ngomong sama Lo." Melihat kekesalan Keina, cowok itu membalasnya dengan tertawa puas.

*****

Bian sedari tadi hanya sibuk memperhatikan Leony yang berjalan di depannya, cewek itu terlihat mulai kelelahan. "Lo jalannya bisa di cepetin ga sih?"

"Ga bisa, ini kaki aku mulai sakit." Keluh cewek itu sembari sesekali memijat pergelangan kakinya.

"Kalo ga bisa jalan, ga usah ikut, diam aja di tenda."

"Kan sakitnya baru sekarang."

"Ck, nyusahin."

Leony menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Bian. "Siapa yang nyusahin?! Aku ga ada ya minta bantuan sama kamu. Dan ga akan pernah mau." Sergah cewek itu.

BIANTARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang