Di koridor sekolah, Leony berjalan hendak menuju kelasnya. Namun, langkahnya seketika terhenti saat ia berpapasan dengan seorang laki-laki bertubuh jangkung.
"Ikut gue!" Ucap Bian tiba-tiba.
"K-kemana?" Leony sedikit gugup saat di tatap oleh cowok itu.
"Rooftop. Gue mau ngomong sama lo."
"Tapi sebentar lagi bel masuk bunyi."
"Gak peduli. Lagian lo gak perlu takut, sekolah ini punya bokap gue."
"Hah, serius ni sekolah punya bokap dia?" Batin Leony terkejut.
"Kenapa diam." Ucapan Bian sontak membuyarkan lamunan Leony.
"E-enggak."
"Buruan jangan diam aja." Bian mulai melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah.
"Tapi–" ucapan Leony seketika menghentikan langkah cowok itu.
"Kamu gak akan ngapa-ngapain aku kan di rooftop?" Tanya Leony.
Bian mengerutkan dahinya. "Ngapa-ngapain maksudnya?"
"Itu... Masa gak paham sih."
Bian menatap cewek itu, ia mulai mengerti yang di maksud oleh Leony. "Lo mau di apa-apain?"
Leony menggeleng cepat. "Enggak, walaupun aku suka kamu tapi aku gak serendah itu ya!"
"Ya udah ayo! Gue gak akan apa-apain lo." Bian menghentikan perkataannya sejenak. "Tapi gak tau nanti." Ujarnya pelan, namun masih dapat di dengar oleh Leony.
Leony membulatkan matanya mendengar perkataan cowok itu. "BIAN!" teriaknya.
Bian menyunggingkan senyum tipisnya saat mendengar teriakan kesal dari Leony.
"Anjir Bian senyum woy!"
"Wahh, harus di abadikan ini!"
"Seumur-umur pertama kalinya gue liat Bian senyum."
"Gila, ganteng banget anak orang."
Dan disinilah mereka berada, rooftop sekolah yang memang jarang di kunjungi orang-orang. Namun dari atas sana, kita bisa melihat pemandangan indah gedung-gedung yang berada di dekat sekolah.
Leony yang baru menginjakkan kakinya di sana seolah takjub melihat itu. "Wahh, hebat banget dari sini bisa liat pemandangan bagus."
"Lo suka?" Tanya Bian.
"Suka. Tapi aku lebih suka kamu." Jawab cewek itu.
Bian diam. Suasana seketika terasa sangat hening. Hingga Bian kembali membuka suara. "Kenapa lo suka gue?"
Leony menatap Bian yang berdiri di sampingnya. "Apa perlu alasan untuk menyukai seseorang?"
"Gue bukan cowok yang seperti lo pikirin."
"Emang kamu tau apa sama yang aku pikirin?"
"Aku tau yang suka sama kamu itu banyak. Tapi gak salah kan aku ikut berjuang ngambil hati kamu? Siapa tau aku pemenangnya." Ujar Leony sembari tersenyum.
"Leony."
"Hm?"
"Stop berjuang."
Leony diam sejenak, kemudian ia menghela napas berat. "Bian, tolong jangan suruh aku untuk berhenti. Kamu boleh gak suka sama aku, tapi tolong jangan suruh aku untuk berhenti suka atau perjuangin kamu. Aku punya cara sendiri untuk dapetin hati kamu." Pinta cewek itu.
"Dan kasih aku alasan kenapa kamu ngomong gitu?"
"Karena seorang ratu itu gak pantes untuk berjuang. Pantesnya di perjuangin." Tutur Bian menatap Leony intens.
Sungguh, jantung Leony sudah tidak aman saat Bian mengatakan itu. "M-maksudnya?"
"Gue akan berjuang melawan ego gue sendiri. Setelah gue berhasil, gue akan temuin lo."
"Dan gue minta lo jangan terlalu dekat sama gue di sekolah. Gua gak mau lo di bully mereka. Mereka itu terlalu nekat, seperti yang di lakukan pada Keina. Dan gue gak mau itu terjadi sama lo."
Leony diam membisu. Bian benar-benar mampu memporak porandakan hatinya.
*****
"Lo kenapa dari tadi gak berenti senyum-senyum?" Tanya Keina yang duduk di samping Leony.
"Hm? Gapapa kok." Leony menjawab sambil menulis materi di bukunya.
"Lo habis menang undian?"
Leony menggeleng. "Gak lah, ini tuh lebih dari sekedar menang undian! Btw, na. Gue mau nanya deh."
"Nanya apa?"
"Lo kenapa bisa pacaran sama Devian?" Tanya Leony.
"Ya seperti yang lo liat, kita sama-sama suka." Jawab Keina.
"Di sukai balik sama orang yang kita sukai itu seneng gak sih, na?"
"Seneng lah. Lo akan di perlakukan seperti seorang ratu kalo lo bersama dengan orang yang tepat."
Tiba-tiba Devian datang dan masuk ke dalam kelas menghampiri Keina.
"Tuh, baru juga di omongin datang orangnya."
"Kenapa? Kalian ngomongin aku?" Tanya Devian pada Keina.
Keina tersenyum menatap Devian. "Enggak kok."
"Yaudah, ayo pulang sayang. Tasnya sini biar aku aja yang bawa, berat kan?"
"Makasih sayang."
Devian menampilkan senyum di wajahnya. "Anything for you." Ucap cowok itu.
"Leony gue duluan ya. Byee..." ucap Keina kemudian pergi dari sana bersama Devian dengan tangan mereka yang sudah bertautan.
Leony menggeleng-gelengkan kepalanya menatap duo sejoli itu yang selalu saja menebarkan kemesraan. Lihat saja nanti, ia pasti akan melakukan itu juga bersama dengan... Bian, mungkin?
*****
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya
See you next chapter!
Byee❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [TERBIT]
Fiksi RemajaIni cerita tentang, Leony Ardelia. Cewek biasa yang menaruh perasaan pada cowok yang menjadi primadona kaum remaja. Dan juga, Biantara Adelard. Cowok yang memiliki sifat dingin dengan ribuan misterinya. Namun siapa sangka, Bian lah dalang di balik t...