Hari ini Bian bersama dengan teman-temannya di hukum berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali. Hukuman itu di berikan karena mereka terlambat datang ke sekolah."Tau gini mending bolos aja gue." Devian berlari di belakang Bian sambil menggerutu kesal.
"Lo sih ngeyel di bilangin, udah gue ajak tadi tapi gak mau, alasannya 'mii kitimi iying bib'. Liat sekarang! Gara-gara lo kita di hukum kan!" Ucap Razka.
"Lah kok lo nyalahin gue? Jelas-jelas ini gara-gara lo yang ketiduran di apart Bian, kita jadi nyariin lo bego. Lagian tidur kok kek kebo, gak bangun-bangun."
"Salahin aja kenapa sofa Bian empuk banget."
Devian mengerutkan dahinya. "Aneh ya lo–"
"Bisa diem lo berdua?! Buruan lari sono! Masih 15 putaran lagi." Pungkas Bian.
Razka menatap Bian yang masih berlari mengelilingi lapangan. "Semangat bener bang." Ucapnya.
"Devian! Razka! Jangan ngobrol, cepat lari sana!" Ucap pak Odi sebagai guru BK yang mengawasi mereka dari kantor.
"Siap pak, aman." Mereka kembali berlari mengelilingi lapangan sekolah yang lumayan luas dengan nafas terengah-engah.
Setelah di putaran terakhir, Bian menghentikan larinya dan beristirahat di bawah pohon, di ikuti oleh Devian dan Razka.
Mereka menetralkan nafasnya yang masih terasa sesak. "Mana panas banget lagi hari ini, apa neraka bocor ya?" Tanya Razka.
"Masih belum ada apa-apanya kalo lo bandingin sama panas neraka." Jawab Devian.
"Lo kok tau? Apa jangan-jangan lo pernah ke neraka?"
"Gila lo kalo ngomong. Udah mati gue kalo pernah ke neraka!"
"Ya siapa tau lo manusia yang berasal dari neraka. Lo kan neraka-able." Tutur Razka asal.
"Gimana tuh neraka-able?"
"Panas kalo deket-deket lo."
"Anjir!"
Di tengah-tengah perbincangan mereka, tiba-tiba seorang perempuan mendekati mereka dan berdiri di hadapan Bian.
"Ini minum untuk kamu." Ucap Nela memberikan sebotol minuman ke hadapan Bian.
"Lo siapa?" Tanya Devian pada perempuan itu.
Nela beralih menatap Devian dan Razka. "Aku Nela. Kalian pasti Devian sama Razka kan?"
"Hm."
Nela kembali menatap Bian. "Kamu pasti capek kan, Bian? Ini ambil minumnya!"
Cowok itu memutar mata malas melihat Nela yang berdiri di hadapannya. Ia tidak suka cewek itu mencari perhatiannya dengan dalil membawa minum.
Namun Bian tak sengaja melihat Leony yang berdiri beberapa langkah di belakang Nela. Cewek itu juga membawa sebotol minuman dingin di tangannya.
Bian berdiri dari duduknya, ia menatap botol minuman di tangan Nela. Dan entah mengapa cowok itu mengambil botol minum itu, "makasih." Ucapnya. Kemudian ia pergi dari sana dan melewati Leony yang hanya diam melihat perlakuan Bian.
*****
"Kenapa lo terima minuman dari si Nela itu?" Tanya Devian.
Kini mereka sedang berada di kantin sekolah dan menunggu pesanan mereka datang.
"Terserah gue." Balas Bian sembari memainkan ponsel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [TERBIT]
Fiksi RemajaIni cerita tentang, Leony Ardelia. Cewek biasa yang menaruh perasaan pada cowok yang menjadi primadona kaum remaja. Dan juga, Biantara Adelard. Cowok yang memiliki sifat dingin dengan ribuan misterinya. Namun siapa sangka, Bian lah dalang di balik t...