Setelah membersihkan diri di dekat sungai, pagi ini mereka di kumpulkan di tengah-tengah tenda mereka untuk melakukan senam pagi. Malam tadi mereka tidak banyak melakukan kegiatan karena memang mereka hanya di suruh untuk menyiapkan tenda, beristirahat dan melakukan latihan untuk pentas seni nanti malam.
Semua orang sudah berkumpul di lapangan dan baru saja telah melaksanakan senam.
"Devian mana ya? Kok ga keliatan?" Tanya Keina sembari melepas sepatu senamnya.
"Lupa gue kantongin." Ujar Leony yang duduk disebelah Keina.
"Ish, gue nanya serius."
Keina menghela napas sejenak. "Ya mana gue tau keinaaa. Ya kali Devian udah kesesat di hutan, kita kan belum masuk hutan."
"Enak aja cowok gue kesesat, lo lah yang kesesat di hutan biar ga balik lagi."
"Astaghfirullah keinaaa. Jangan sembarang ih, gue kan jadi takut." Leony menepuk pelan bahu Keina.
"Hayolohh... Gue denger-dengar di hutan ini ada sosok tak kasat mata yang suka nyulik orang. Dan parahnya lagi orang yang sudah di culik itu ga bakal bisa balik lagi karena udah di bawa ke alam mereka." Tutur Keina yang berniat menakut-nakuti Leony. Cewek itu hanya mengarang cerita, ia saja baru pertama kalinya ke tempat ini, bagaimana ia tahu cerita mistis itu.
Cerita dari Keina itu sukses membuat bulu kuduk Leony berdiri. "Iih, jangan gitu ah, na. Liat nih gue jadi merinding pagi-pagi gini." Ucap Leony menunjukkan bulu tangannya.
Keina tertawa melihat raut wajah Leony yang menunjukkan ketakutan. "Bercanda. Hahaha..."
*****
"Apa semuanya sudah berkumpul?" Tanya pak Odi, setelah meminta semua siswa untuk berkumpul di tengah-tengah tenda mereka.
Mereka kompak menjawab, "Sudah pak!!"
"Bagus. Tanpa memperpanjang waktu lagi, saya akan membacakan nama-nama yang akan menjadi kelompok kalian untuk mencari sebuah harta yang sudah kami sebar di dalam hutan sana. Perkelompok terdiri dari 5 orang dan saya bagikan secara acak." Ucap pak Odi menjelaskan.
Keina mendekati Leony, "Semoga aja kita satu kelompok."
"Iya semoga aja." Jawab Leony.
Setelah pak Odi membacakan anggota masing-masing kelompok, mereka mulai berkumpul sesuai kelompok yang sudah disebut.
"Yeay kita satu kelompok." Keina kegirangan karena sesuai harapannya ia satu kelompok dengan Leony, namun berbeda dengan cewek itu, Leony tampak diam dan khawatir karena ternyata, Bian juga satu kelompok bersamanya.
"Lo kenapa diam aja? Lo ga seneng kita satu kelompok?" tanya Keina.
"Engga bukan gitu, gue seneng banget kita sekelompok bareng, tapi masalahnya ada Bian juga di kelompok kita." Ujar cewek itu pelan.
"Bukan nya lo malah seneng?"
Leony tersenyum masam. "Situasinya beda."
"Bagus dong kalo dia satu kelompok sama kita, jadi lo bisa tuh pepetin si Bian, hahaha..."
Leony terkekeh, jika situasinya tidak seperti sekarang ini, ia pasti akan sangat senang Bian sekelompok dengannya. Namun karena kejadian kemarin dan melihat sikap cowok itu yang berbeda, ia harus pikir-pikir lagi untuk mendekati Bian.
"Sayaaanggg, masa kita ga sekelompok bareng sih? Aku kan maunya sekelompok sama kamu." Devian berlari menghampiri Keina, tak terima jika ia tidak bersama dengan Keina.
"Mau gimana lagi, udah dibagiin sama pak Odi. Kita pisah sebentar gapapa ya?" Ujar Keina.
"Gamauuu, masa aku sekelompoknya sama Razka sih, bosen aku liat mukanya terus. Tapi kalo sama kamu aku ga pernah bosen, malah candu."
"Devian, ngapain kamu di situ? kembali ke kelompok kamu!" Perintah pak Odi yang mendapati Devian yang tidak berkumpul sesuai kelompoknya.
"Pak, saya bisa tukeran gak?"
"Gak! nanti kalau kamu minta tuker yang lain juga pada ikut."
"Saya aja pak, yang lain gausah. Ya pak?"
Pak Odi terlihat kesal karena Devian terus memaksa. "DEVIAN, CEPAT KEMBALI KE KELOMPOK KAMU!"
Melihat keributan itu, Razka mendekati Devian yang terus memohon di kaki pak Odi. "Anjir ni orang buat malu peradaban aja." Batin Razka.
"Maaf pak, Devian emang kadang-kadang suka gitu. Harus agak kasar dikit ngasih taunya!" Ujar Razka.
"Ya, kamu suruh lah dia kembali ke kelompok kalian." Ucap pak Odi.
"Baik pak."
Setelah pak Odi pergi dari sana, Razka kemudian tiba-tiba mencabut bulu tangan Devian yang sedikit panjang.
"Awsss, sakit bego." Devian mengusap-usap tangannya.
"Balik sono, gausah malu-maluin gue lo!"
"Gue maunya sama Keina. Males gue sama kecebong got kaya lo."
"Enak aja lo manggil gue kecebong got. Balik gak! Atau gue pelorotin celana lo."
"Gila! Iya-iya gue balik. Huhuuu bye-bye ayang Keinaaa..." Devian melambai-lambaikan tangannya pada Keina dan cewek itu juga membalasnya.
"Razka, nanti jangan berantem ya sama Devian. Kalian yang akur." Ucap Keina.
"Aman. Ntar kalo Devian yang mulai ngajak berantem duluan, tinggal gue dorong aja ke jurang." Ujar Razka asal.
*****
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen guysss
See you next chapter!!
Byee💞
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [TERBIT]
Teen FictionIni cerita tentang, Leony Ardelia. Cewek biasa yang menaruh perasaan pada cowok yang menjadi primadona kaum remaja. Dan juga, Biantara Adelard. Cowok yang memiliki sifat dingin dengan ribuan misterinya. Namun siapa sangka, Bian lah dalang di balik t...