Sing?

6 5 0
                                    

Kabarnya saat malam semakin tinggi, ketika sunyi telah menyelimuti seluruh makhluk hidup di bumi. Itu adalah waktu yang tepat bagi mereka yang tak ingin wujudnya tampak untuk keluar, mereka akan mulai dengan kegiatan normalnya seperti kami di siang hari.

Mulai dari sosok tinggi besar yang menghalangi rambu-rambu lalu lintas atau wanita berseragam putih yang lalu lalang bak di atas karpet merah. Aku tak begitu peduli dengan mitos tersebut, namun cerita itu sepertinya telah begitu lekat dengan kehidupan masyarakat di sini.

walaupun begitu, tentu saja selintingan cerita yang kudengar setiap hari sukses membuatku gemetar jika harus pulang kerja tengah malam seperti ini.

berusaha menetralkan pikiran, aku memasang pemutar musik mendengar lagu dengan irama yang cepat dan berisik. langkahku terus tertuju ke depan menapak lurus mengikuti lampu-lampu jalanan yang dipasang berjauhan, kanan kiri jalan dipenuhi oleh ilalang setinggi tubuhku.

Angin halus muncul dari arah belakang, terasa kontras di tengah kesunyian malam ini. Tubuhku sedikit meremang, namun berusaha kualihkan dengan melanjutkan bait berikutnya dari lagu yang tengah kudengar.

Sampai ketika usahaku mengikuti untaian lirik lagu tersebut berhenti, ketika suara yang kudengar hanya gumaman sumbang suaraku dan suara lain yang begitu berat dari pengeras suara.

Tepat di bagian kiri, aku menoleh ke arahnya melihat wajah dengan separuh luka bakar dan mata yang nyaris keluar dari kelopaknya,ditambah bibirnya yang menyungging begitu lebar sampai rasanya suara berat itu terus menggiang di kepalaku.


•••                            
Jangan lupa tinggalkan jejak

Urban LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang