Apartemen apa ini?

18 6 0
                                    


Alkisah hiduplah bocah laki-laki bernama Ahmad. Ia tinggal bersama ayah dan ibunya di apartemen kumuh di pinggir kota. Kondisi apartemen tampak perlu di renovasi. Sebagian penghuni apartemen cemas sebab kota tersebut rawan kejahatan, tetapi sebagian lagi tidak peduli.

Pada satu malam, Ahmad terbangun karena mendengar bunyi goresan yang aneh. Dengan mata setengah terpejam, spontan ia duduk di kasur sambil berusaha menajamkan pendengaran. Meski begitu Ahmad belum tahu asal suara aneh ini.

Ia lantas memutuskan untuk mendatangi kamar kedua orang tuanya. Rasa kantuk dan penasaran membuatnya mengabaikan keadaan lorong yang gelap. Tanpa mengetuk pintu, Ahmad langsung menerobos masuk.

“Ma,” panggilnya. “Ma, ada suara-suara aneh di kamar. Aku tidak bisa tidur.”
Ibunya membuka mata sebentar. “Sepertinya cuma ranting pohon yang tertiup angin menggesek kaca jendela,” sahutnya seraya menutup mata lagi.

“Tapi, Ma, di dekat jendela kamarku tidak ada pohon,” rengek Ahmad.
Ibunya mengibaskan sebelah tangan dengan mata yang masih terpejam. “Berarti ada tikus. Sudah, kembalilah ke kamar. Mama juga mau tidur lagi,” erangnya.

Ahmad agak enggan kembali ke kamar, namun pada akhirnya ia menurut. Ia mencoba melawan rasa kantuknya dengan tidur. Baru saja ia tertidur, terdengar kembali suara garukan. Kali ini terdengar lebih keras dari sebelumnya. Akan tetapi, bocah itu berusaha melanjutkan tidur dan mengabaikan garukan-garukan aneh.

Tiba-tiba Ahmad merasa sakit di bagian punggung. Rasanya tajam dan sedikit dingin. Refleks Ahmad terbangun dan melompat dari kasur. Ia kembali berlari ke kamar orang tuanya dengan rasa takut dan tanpa sadar menangis. Punggungnya lebih sakit dari digigit serangga. Barangkali ada serangga yang lebih dewasa tertindih saat ia tidur.

Kali ini Ahmad membangunkan ayahnya. “Pa,” panggil Ahmad. “Papa, punggungku digigit sesuatu.”
Ayah Ahmad menggosok mata sebentar lalu beranjak dari tempat tidur. Ia memeriksa punggung putranya. Ia heran piyama Ahmad sedikit tergores. Begitu di singkap ternyata ada luka tusukan kecil yang masih merembeskan beberapa tetes darah.

Ia langsung memasang wajah serius. Rasa kantuknya tiba-tiba saja hilang. “Ini bukan gigitan binatang, Nak,” katanya.

“Jika bukan serangga, apa itu?” tanya Ahmad yang masih penasaran.

Si Ayah hanya diam. Beberapa detik kemudian ia segera pergi ke kamar Ahmad. Untuk berjaga-jaga ia mengambil tongkat baseball Ahmad yang kebetulan masih berasa di sofa. Ayah pun menyalakan lampu. Ahmad mengekor di balik punggungnya.

Ketika tempat tidur diperiksa, terlihat lubang kecil memanjang di sprei. Sedikit isian kasur berhamburan di sana. Ahmad ingin menanyakan sesuatu tetapi raut wajah sang Ayah yang tegang mengganggu niatnya.

“Umm …. Ada apa, Pa?” Ahmad akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, tetapi ia tidak direspon sama sekali.

Ayah Ahmad lalu membalik kasur. Ia ngeri menyaksikan pemandangan di kolong kasur. Ahmad juga kebingungan melihatnya. Ada lumpur yang mengotori karpet dan pisau panjang yang di ujungnya terdapat setitik darah. Bergegas Ayah melihat ke luar jendela yang memang sulit dikunci. Ada jejak kaki berlumpur yang tampak baru di atas rumput.

Kini Ayah Ahmad menyadari situasinya. Tadi ada seseorang yang masuk ke kamar Ahmad melalui jendela lalu bersembunyi di bawah kasur. Begitu juga dengan asal suara goresan-goresan yang dikeluhkan Ahmad tadi. Ternyata baru saja ada orang yang berbaring di kolong, menusuk kasur, dan mencoba untuk membunuh Ahmad!
                                   

•••
Jangan lupa tinggalkan jejak

Urban LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang