delapan

50.7K 3.7K 82
                                    

Typo..

Paginya, Rafka berencana memasak makanan untuk dirinya juga Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya, Rafka berencana memasak makanan untuk dirinya juga Revan. Pumpung hari minggu. Soal perkataan Revan semalam dirinya sudah melupakan.

"Raf, Rafka!" Merasa terpanggil, Rafka menoleh ke arah suara, terlihat Revan yang berjalan ke arahnya sambil merentangkan tangan. Melihat itu membuat Rafka tersenyum, lalu memeluk erat kekasihnya.

"Maafin yang semalam ya, Raf? Bener kata lo, bosen itu cuma sementara. Maafin kata-kata gue yang kemarin nyakitin lo. Maaf Raf....Jangan tinggalin gue ya?" Ujar Revan, Rafka jadi gemas sendiri, ia mengambil satu kecupan di bibir Revan.

"Gue gak akan tinggalin lo, gue bakalan selalu ada di hati lo. Kalau lo bosen bilang aja, jangan ditutupin dari gue. Paham?" Revan mengangguk, kemudian mengecup pipi Rafka.

"Sayang Rafka Mahatama...."

"Sayang Revano Jayantaka."

Mereka berdua saling tatap, lalu tertawa bersama. Lama kelamaan bibir mereka menyatu, Rafka hanya menempelkan bibir keduanya, tapi Revan melumat kecil dan membuat dirinya tersenyum sangat tipis. Ia membiarkan Revan mendominasi ciuman terlebih dahulu.

"Mmh....." Revan melenguh pelan disela-sela lumatan mereka. Rafka meremat pinggang Revan kala lumatan itu berubah menjadi kasar dan dirinya lah yang mendominasi. Tangan Rafka baru saja akan melepas celana Revan, jika saja dirinya tidak mencium aroma bau gosong. Sontak ia melepas lumatannya.

"Buset gosong ikannya Rev...." Rafka menatap Revan dengan tatapan melas.

"Gosong banget Raf?" Tanya Revan yang diangguki oleh Rafka.

"Kasih ke cimol aja, sayang kalau di buang. Kita pesen wapfood aja ya?" Ujar Revan, Cimol itu seekor kucing liar yang selalu nebeng tidur dan makan di teras rumah mereka.

"Yaudah, sana pesen aja, samain guenya. Nanti lo jadi balapan jam berapa?" Tanya Rafka. Revan mendudukkan tubuhnya di meja makan.

"Gue ambil siang, lo jadi ikut? Terus pulangnya lo mau ajak kemana?" Tanya Revan dengan penasaran.

"Ada lah nanti, kepo amat lo minta di cipok." Cibir Rafka yang membuat Revan menendang tungkai kakinya dengan keras, hingga ia mengadu kesakitan.

"Aduh bangke! Sadis banget lo." Ingin rasanya ia membuat Revan menangis di bawahnya detik itu juga. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat bung.

"Bodo! Mau pesen wapfood dulu gue." Balas Revan.

1 jam mereka menghabiskan waktu untuk menunggu pesanan wapfood juga sekalian makan. Ada waktu cukup lama untuk mereka bersantai sebelum menuju arena balapan. Dan saat ini mereka tengah duduk di depan tv dengan posisi Revan yang bersandar di dada bidang Rafka.

"Lo dulu kenapa bisa suka sama gue? Padahal mantan lo cewek, mana cantik juga. Lah gue dari dulu jomblo, nungguin lo putus dari mantan lo. Eh, akhirnya dapet juga." Ujar Rafka yang kembali mengingat masa-masa awal mereka pacaran. Memang dulunya Revan straight dan berpacaran dengan gadis cantik bin sexhot, kalau kata Udin.

SOHIB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang