15

35.7K 2.7K 95
                                    

Typo.

_________________________________

Selamat membaca.
__________________________________

Galih saat ini tengah melamun di kamarnya, ia engah memikirkan sesuatu.

"Gue udah gak punya harapan lagi buat dapetin lo. Dan gue juga gak mau rebut lo dari dia, gue seneng kalau lo bahagia sama dia walaupun hati gue sakit kalau liat kalian berdua. Tapi gue juga gak boleh kan maksain hati lo buat gue yang jelas-jelas lo gak cinta sama gue. Gue juga gak mau nyakitin perasaan dia, dia sahabat gue. Dan lo orang yang gue cinta, kalian berdua sama-sams berartinya bagi gue. Detik ini juga, gue memilih mundur buat dapetin hati lo, Raisa." Ujar Galih dengan mantap. Galih menghembuskan nafasnya lelah. Ia mulai jatuh cinta pada Raisa ketika mereka kelas 10 dan karena mereka mengikuti klub seni. Namun, gadis pujaannya itu bukan pemilik hatinya tapi pemilik hati sahabatnya, Udin.

"Galau gue kalau mikirin Raisa mulu, mending tiktokan sama Marsel." Ia pun beranjak dari kamarnya untuk menghampiri sang adik.

__________________________________

S

eperti sekolah pada umumnya jika hari Sabtu SMA Allegiant libur maka Rafka dan Revan memutuskan untuk bermain ke rumah Galih karena mau bermain dengan Marsel. Saat mereka turun ke bawah mereka melihat Mahesa yang juga kelihatannya akan keluar.

"Kak Mahes mau kemana?" Tanya Rafka.

"Eh kalian, kakak mau survey kampus sama temen kakak, kalian berdua mau keluar juga?" Ujar Mahesa. Keduanya mengangguk serempak.

"Iya, kita mau ke rumah Galih. Lo bisa pake motor gue atau Rafka kalau mau kak, kita pake mobil." Ujar Revan.

"Gak usah, gue nebeng temen, mager buat nyetir. Duluan ya, temen kakak udah di depan." Pamit Mahesa seraya mengusak rambut keduanya.

Sepeninggalan Mahesa, Revan menoleh ke arah Rafka.

"Kayaknya kalau lo sama kak Mahesa lo yang jadi boti Raf." Ujar Revan dengan ngasal.

"Dominan ataupun submissive itu bukan diliat dari penampilan atau perlakuan, tapi diliat dari siapa yang berkuasa dan kuat mendominasi di atas ranjang. Baru dua ronde aja udah lemes, payah!" Bisik Rafka pada Revan sembari meremas pantatnya dan membuat pipi Revan memerah.

__

Mereka menyempatkan diri membeli camilan sebelum ke rumah Galih.
"Permennya gak usah kali ya, permen mulu nanti giginya gembul sakit." Ujar Rafka sambil memegang keranjang belanja.

"Diganti susu aja sama roti kesukaanya." Usul Revan yang dibalas anggukan oleh Rafka.

Mereka pun membayar belanjaan tersebut dan buru-buru tancap gas ke rumah Galih.

Selang beberapa menit, mereka sampai di rumah Galih.
"Galih! Cogan datang!" Ujar Revan sembari berteriak di depan pintu rumah Galih.

"Bel rumah Galih kayak gak guna." Cibir Rafka, Revan yang menyadarinya pun hanya menampilkan cengiran konyolnya. Ia memencet bel rumah Galih berulang kali. Tidak lama, pintu pun terbuka dan menampilkan perempuan paruhbaya, Mak darsih namanya.

"Eh aden, silahkan masuk den. Pasti nyari mas Galih ya?" Ujar Mak Darsih. Mereka berdua pun melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah Galih.

"Iya mak, tante ada mak?" Tanya Revan.

"Ibu ke butik den, barusan aja. Den Galih lagi di kamarnya den Marsel." Ujar Mak Darsih.

"Om juga ke kantor?"

SOHIB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang