sembilan 🏴‍☠️

64.1K 3.9K 126
                                    

Typo.
21+ ⚠️ Disaranin sambil dengerin lagunya Niki - Every Summertime

Mobil yang mereka tumpangi telah sampe di tempat tujuan, Rafka melepas seatbeltnya, lalu membangunkan Revan dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang mereka tumpangi telah sampe di tempat tujuan, Rafka melepas seatbeltnya, lalu membangunkan Revan dengan pelan.

"Sayang.....ayo bangun, udah sampe." Ujar Rafka sembari mengusap lembut pipi Revan, perlahan Revan membuka matanya.

"Udah sampe?" Tanyanya sembari mengusap matanya.

"Udah, ayo turun." Rafka melepas seatbelt Revan dan mengecup bibirnya sekilas.

Mereka berdua pun turun dari mobil. Rafka melihat sekeliling yang ternyata sudah lumayan sepi dan hanya beberapa saja masih di sana.

"Udaranya sejuk bener." Ujar Revan yang tengah menghirup udara dengan rakus. Rafka tersenyum ke arahnya lalu menggandeng tangan Revan.

"Ayo, ikut gue." Revan yang bingung hanya mengikuti langkah Rafka saja.

Mereka menaiki jalanan yang cukup menanjak untuk mencapai tempat yang Rafka maksud.

"Capek Raf, masih jauh?" Keluh Revan.

"Dikit lagi, naik ke punggung gue sini." Rafka berjongkok di hadapan Revan dan dengan senang hati, Revan naik ke punggung Rafka.

"Rafka gak capek apa gendong Revan? Apalagi ini jalannya naik." Ujar Revan menyebut dirinya dengan nama sendiri.

"Capek, tapi kalau untuk orang yang gue cintai mah, gas wer ae!" Ujar Rafka. Revan menyembunyikan mukanya malu di pundak belakang Rafka.

"Kenapa Rev?" Tanya Rafka

"Malu...." cicitnya yang membuat Rafka tertawa mendengar hal itu. Sampai akhirnya mereka tiba di puncak. Revan menatap takjub pemandangan di bawah.

"Wah!!" Gumam Revan dengan binar cerahnya.

"Suka?" Tanya Rafka yang di balas anggukan antusias oleh Revan.

"Suka banget, makasih Raf!" Ujarnya sembari memeluk Rafka dengan erat.

"Lo bisa teriak sepuasnya, kalau lo mau Rev, udah sepi gak ada orang. Tinggal kita berdua." Rafka melepaskan pelukannya dan membiarkan Revan berteriak sepuasnya.

"RAFKAAAAAAA GUE CINTA SAMA LO!!"

"GUE MAU LO JADI MILIK GUE SELAMANYA!!"

"GUE GAK MAU LO SAMA YANG LAIN SELAIN GUE!!"

"LO CUMA PUNYA GUE RAFKAA!!"

Revan berteriak sekencang-kencangnya. Ia mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal, lalu tersentak, kala Rafka memeluknya dari belakang.

"Iya, gue cuma punya lo Rev. Lo pemilik hati gue, gak ada yang lain." Ujar Rafka dengan pelan, tepat di telinga Revan. Revan membalikkan tubuhnya menghadap Rafka dan menatap mata tajam kekasihnya itu.

SOHIB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang