satu

139K 7.2K 67
                                    

Typo.

Vote dulu lur, Matursuwon.

________________________

Selamat membaca.

________________________

Cafe maupun angkringan memang salah satu tempat nongkrong paling asik. Terlebih bagi remaja-remaja yang masih mencari jati dirinya, seperti Rafka dan Revan yang saat ini sedang berkumpul bersama teman-temannya.

"Woy Raf kemarin lo di cariin Nayla," ujar Kenan yang membuat Rafka mengangkat satu alisnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Gak tau, dia cuman tanya lo dimana gitu. Tumben lo gak ngerokok Raf?" Pertanyaan Kenan, membuat Rafka melirik sekilas ke arah Revan yang sedang menikmati minuman bersoda

"Gak dulu dah, gue lagi puasa rokok," ujar Rafka sembari menyeruput kopi.

"Rev lo nanti ikut balapan, gak?" Tanya Galih yang baru saja datang membawa beberapa makanan bersama Udin.

"Lawan siapa?" Tanya Revan, tangannya menyomot satu kentang bersaos mayones yang terlihat nikamat.

"Gerdan," balas Galih.

"Gerdan lagi? Gak ada capek-capeknya dia ngajak Revan balapan mulu, lagian juga dia udah kalah terus," sahut Rafka sedikit kesal dengan seseorang bernama Gerdan yang sering menantang Revan.

"Heran juga gue Raf, gimana Rev?" Timpal Kenan. 

Revan berdehem dengan melirik Rafka yang menggeleng padanya, tanda tidak setuju. 

"Gak deh, gue cape! Kalau diladenin mulu makin seneng dia. Bodo amat dibilang pecundang atau apa," ujar Revan, membuat  Rafka mengacungkan jempolnya.

"Bagus! Gerdan diladeni malah ngelunjak," ujar Udin tanpa mengalihkan mata pada layar ponselnya.

Tiba-tiba ponsel milik Galih berdering, membuat pemuda itu langsung mengangkat panggilan telpon. 

"Bro gue balik duluan ya, adek gue sakit manggil-manggil gue mulu kata nyokap, heran cogan emang ngangenin," ujar Galih sembari menyugar rambutnya. Udin yang mendengar itu langsung melemparinya kulit kuaci.

"Narsis amat lo Gal! Semoga si gembul cepet sembuh, besok gue ke rumah lo, jenguk gembul." Rafka memang memanggil adik Galih yang bernama Marsel dengan panggilan gembul karena pipinya.

"Oke Raf thanks, duluan yo!" Pamit Galih.

"Hati-hati Gal! Yaudah, kita balik juga aja gimana?" Tanya Udin

"Din, besok gue nebeng lo dong," ujar Kenan yang memasang muka melasnya pada Udin.

"Motor lo kemana?" Tanya Udin.

"Males banget gue bawa motor. Kalau gak gitu, bawa mobil gue dah, nanti motor lo taruh rumah gue dan lo yang nyetir," balas Kenan yang menunjukan cengirannya.

"Anje! Lo pikir gue supir lo apa? Untung gue cogan!" Sungut Udin.

"Oh, iya! Besok gue mau nembak Raisa," sambung Udin membuat yang lain menganga terkejut.

"Lah! Gercep bener lo anjer!" Sahut Revan.

"Keburu doi direbut orang, Rev. Emang si Kenan gak nembak-nembak," sindir Udin pada Kenan yang dibalas tatapan sinis oleh si empu.

"Tai! Gak gitu njir! Bunga gak peka-peka. Heran gue. Mana galak! Untung gue sayang," ujar Kenan dengan kesal mengingat incarannya yang tidak peka.

"Bukan gak peka, Ken! Tapi dia lebih memilih menghindari serangan cewek-cewek yang suka sama lo. Udah Ken, buruan nyatain perasaan langsung aja ke Bunga dari pada diambil orang baru tau rasa lo!" Seketika perkataan Rafka itu membuat Kenan berpikir. Ada benarnya juga perkataan sohibnya.

"Nanti dah, gue pikirin cara nembak bunga biar romantis! Yauda ayo balik," ujar Kenan. 

Mereka pun beranjak dari tempat duduk dan melangkah menuju parkiran bersama.

______________________

Bersambung.........

Gimana cerita nya? Ini cerita pertama yg gue bikin dengan dukungan Revannya sendiri. Semoga suka, Jangan lupa komen dan vote 👍

SOHIB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang