Bab 7 : Menutup Ma(dunia)ta

13 4 4
                                    

𝓣𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓲𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰, 𝓴𝓸𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓳𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓵𝓾𝓹𝓪 𝓼𝓮𝓫𝓪𝓻✨

Publikasi 15 Mei 2023
Publikasi ulang Februari 2024

.
.
.
.

Pagi ini sesuai perjanjian dengan Naga, Raksen membawa Lyra bertemu seseorang setelah hari lalu orang tersebut mengatakan kalau ia ada jadwal kuliah dan konseling bersama beberapa dokter senior.

Raksen membiarkan Lyra duduk di dalam sebuah ruangan yang tenang tanpa gangguan. Lyra tidak bisa mengangkat kepalanya, runtuh semua harapannya. Rasa dikhianati Tuhan lagi dan lagi membuatnya benar-benar ingin mati.

Hari lalu, Lyra menangis sekuat tenaga, menyaksikan Ankara, satu-satunya keluarga yang tersisa dalam hidupnya terbujur kaku di sebuah ruangan bau cemara. Dikerangkeng beragam alat medis, ia tampak tak seperti Ankara yang Lyra kenal.

Semua mata tertuju padanya, tangis patah hatinya semakin payah. Serak suaranya memecah sunyi dalam hati Naga. Laki-laki itu memeluknya dengan erat. Sementara Raksen hanya bisa berdiri di balik punggungnya, setelah beberapa saat lalu ia bercakap-cakap dengan salah satu tenaga medis yang menangani Ankara.

Kecelakaan beruntun, memakan tiga korban jiwa tewas di tempat, lima pengendara motor lainnya luka berat, dua penumpang mobil pribadi luka ringan, dan satu sopir truk kriris, begitupun dengan Ankara. Dari kesaksian beberapa pengguna jalan, kecelakaan terjadi ketika sebuah mobil pribadi blong menghantam sebuah motor di depannya, yang terhempas ke depan truk yang akhirnya banting strik mengenai empat motor lainnya.

Raksen menyeka peluhnya, ia juga memijat pelipisnya yang terasa begitu berat dan pengin. Dari hasil pemeriksaan dan pertolongan pertama, Ankara mengalami patah tulang rusuk juga benturan di kepalanya pun cukup keras, kerusakan parah terjadi di bagian pinggang hingga ke kaki sebab posisinya yang terjepit motor dan tubuh bagian sisi truk yang terguling.

“Tuhan nggak adil sama gua! Tuhan nggak adil! Tuhan lebih sayang orang lain, kenapa gua selalu dianak tirikan?” Lyra berteriak histeris, memukul-mukul kepalanya sesekali ia memukul dada Naga yang hanya bisa diam memandang terluka.

“Gua pengin mati, gua pengin mati!”

“Lo nggak boleh bicara gitu, lo nggak boleh ninggalin Ankara saat dia butuh lo. Untuk saat ini kita emang nggak tau, tapi gua yakin Ankara sedih kalau lo bicara gitu!”

“Gua benci dilahirkan hanya untuk kehidupan yang malang dan menyedihkan!” bisik Lyra sebelum ia tak sadarkan diri dalam pelukan Naga.

Raksen menatap wajah Naga. “Aku akan bawa Lyra bertemu sahabatku, dia mungkin akan lebih mengerti tentangnya, Naga ikut juga!” katanya.

“Bagaimana dengan Ankara?” tanya Naga cukup terkejut.

“Temanku yang lain akan mengurus semuanya, jangan khawatir. Untuk saat ini kita butuh seseorang yang bisa membuat Lyra bernapas lebih lega,” jawab Raksen sambil tersenyum getir.

Naga menggendong Lyra, berjalan bersanding dengan Raksen sambil sesekali keduanya menghela napas kalut. Semua patah hati, bukan hanya Lyra dan Naga. Raksen rasanya lebih terpukul, kecelakaan yang menimpa Ankara mengingatkannya pada masa lalunya dan nyaris merenggut semua masa depan cerah milik Raksen. Selain itu, sepuluh tahun terakhir yang Raksen habiskan untuk Lyra membuatnya benar-benar sakit hati. Semua yang Lyra alami, dari kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak, sampai menjadi korban perundungan hanya karena selalu bersama Naga sepanjang waktu.

DEPRESWEET | SELESAI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang