Prolog 1

1.2K 73 2
                                    


Kadafi

"Kau pikir aku cowok macam apa? Kau tidak menghargai sama sekali perasaanku selama ini, kita sudah pacaran lima tahun lebih, dan lima tahun pula aku bersabar atas semua sikap egoismu. Apa harus aku yang selalu mengalah? Kenapa tidak kau coba memahami posisiku, kenapa kau selalu seperti ini, Serly?"

Kadafi, berteriak seakan tidak ada lagi  manusia di sekitarnya. Ia sudah begitu lelah untuk terus mengalah. Sebagai lelaki ia merasa harga diri dan hatinya terinjak-injak, ia harus memaklumi sikap dan sifat Serly yang sering kali membuatnya terluka, terutama bagaimana cara gadis itu berteman dekat dengan banyak lelaki. Jujur Kadafi cemburu, sangat cemburu selama lima tahun ini, namun begitu berat untuk melepas cinta pertamanya itu. Begitu dalam hingga rela terus terluka.

"Ya kalau kamu sudah muak, kita putus saja. Aku yakin sebenarnya kamu sudah bosan kan denganku? Sampai kamu harus mengungkit-ungkit masa lalu. Kalau memang tidak bisa memahamiku ya kita akhiri saja. Kamu terlalu posesif dan jujur aku mulai benci hal itu. Hubungan ini sudah tidak baik-baik saja, jadi mungkin kita akhiri saja. Aku sudah tidak kuat jika harus dipaksa merasa bersalah tiap bertemu denganmu." Teriak Serly penuh emosi sambil melempar botol minuman di tangannya ke arah jalan raya.

"Oke, kalau itu mau kamu. Aku juga sudah muak dengan semua sikapmu!" Sahut Kadafi tak mau kalah.

"Baiklah, aku tidak akan menyesal karena masih banyak cowok di luar sana yang bisa menerimaku. Dan ingat Daf! Jangan sampai ada penyesalan atas keputusan ini, karena aku sudah tidak mau hidup dalam bayang-bayangmu lagi."

"Oke, mari kita menjadi orang asing yang tidak perlu tahu satu sama lain." Kata Kadafi semakin emosi.

"Oke, ambil ini!" Kata Serly sambil melepas kalung yang ia pakai dan melemparnya ke arah Kadafi. Sejujurnya ingin sekali ia lontarkan kembali kata-kata kasar namun ia merasa lelah hingga ia putuskan untuk melangkah pergi tanpa peduli bagaimana tatapan kecewa cinta pertamanya itu.

Lima tahun sudah terlewati, Kadafi dan Serly sama-sama cinta pertama, mereka berpacaran sejak masih SMA hingga kuliah, dan kini harus berakhir.

Kadafi menatap punggung Serly dengan penuh rasa kecewa, namun di lubuk hatinya yang paling dalam dia tidak rela gadis itu pergi. Rasa cinta itu masih sangat dalam, tidak mudah terhapus dalam hitungan hari atau bahkan bulan dan tahun, karena terlalu banyak kenangan yang mereka miliki.

"Tidak apa, aku tidak akan menyesal. Aku harus membuka lembaran hidup baru tanpa dia, aku yakin bisa."
Tak terasa mata Kadafi basah.


New novel.
Bismillah, semoga Allah mudahkan untuk menyelesaikannya.. Semoga suka ya novel kali ini.. 🙏

Happy Reading.. 🥰

Terjebak Dalam Masalalumu ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang