Epilog (End)

435 47 12
                                    


Terkadang takdir yang datang tidak selalu susuai rencana, tapi selalu datang tepat pada waktunya. Bagi Kadafi, meskipun begitu berat perjuangan selama tiga tahun ini untuk mendapat gelar dokter, namun ini adalah impian dirinya dan maminya, yang kini sudah ia lunasi. Sekarang, saatnya untuk melanjutkan impian berikutnya, yaitu membahagiakan gadis yang selama ini membuatnya kuat.

Jika memang takdir, maka sesulit apa pun jalannya pasti tetap akan bertemu, sekali pun ribuan mil jauhnya. Dan setiap jalan yang ditempuh akan terasa mudah, seperti Kadafi yang begitu mudah mendapat restu kedua orangtuanya, mami dan papinya di Jakarta.

Bagi Mami, asal Kadafi bahagia, maka siapa pun gadis pilihannya akan ia terima dengan tangan terbuka.

Karena terkadang, pribadi dan karakter seseorang jauh lebih berkesan daripada paras belaka. Dan kini, dua hati yang sempat terpisah tiga tahun itu disatukan kembali oleh takdir yang jauh lebih indah.

***

RSUD, dr. Soetomo, Surabaya

Kirana duduk di kursi tunggu taman rumah sakit, sambil sesekali mengedarkan pandangan, menunggu Kadafi selesai tugas, karena mereka janji akan makan malam bersama.

"Huuufft, beginilah nasib istri seorang dokter, saking sibuknya makan malam bersama saja terasa sulit." Kirana menghembuskan napas lelah.

Di sudut sana, nampak Kadafi sedang berjalan diikuti dua koas perempuan yang entah membicarakan apa, tapi mereka nampak sedang mencari perhatian.

"Dok, kenapa tidak bernyanyi lagi? Saya sangat suka lagu-lagu dokter."

"Iya, dan dengan profesi dokter saat ini, jika kembali manggung dan ngeluarin album, aku yakin pasti akan booming."

"Ngomong-ngomong dokter sudah punya pacar?"

Kadafi terkekeh dengan kalimat yang menyerangnya dari para gadis itu. Namun senyum Kadafi seketika pudar saat melihat Kirana telah berdiri di belakangnya entah sejak kapan.

"Oh, begitu ya!" Kirana melotot sambil melingkarkan kedua tangan di depan dada.

Seperti sengatan petir di siang bolong, jantung Kadafi nyaris melompat.

"Hei, anak-anak koas. Dokter Kadafi sudah menikah ya! Aku istrinya. Jadi tolong kalian fokus belajar sana, jangan pacaran apalagi ganggu suami orang." Gertak Kirana merasa cemburu.

"Apa? Menikah?" Serentak mereka kaget sambil memandang satu sama lain.

Kadafi sendiri hanya tersenyum kikuk sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia malu, tapi juga bahagia melihat Kirana cemburu.

"Ee, kami minta maaf, dok!" Kata mereka serentak dengan sangat malu, lalu setengah membungkuk meminta maaf pada Kirana.

"Sana belajar!" Tambah Kirana dengan wajah galak, membuat dua gadis itu lekas berlari pergi.

Dan Kadafi tertawa terbahak-bahak melihat mereka, juga Kirana yang begitu luar biasa.

"Kamu kejam sekali, padahal mereka tidak sedang menggodaku." Kata Kadafi, seketika menghentikan tawanya saat Kirana melotot.

"Ehheemm.. supaya mereka tahu bahwa kamu sudah menikah. Aku tidak mau koas yang seharusnya fokus belajar justru sibuk godain suami orang. Aku wajar dong kalau cemburu." Jelas Kirana dengan wajah cemberut.

Kadafi tersenyum sambil membelai kepala Kirana yang tertutup jilbab warna toska, sangat anggun, dan jujur tidak cocok jika bersikap galak.

"Maaf ya, sudah membuatmu khawatir. Aku berjanji akan lebih menjaga diri, dan hati." Kata Kadafi, lalu mencubit pipi Kirana, gemas.

Kirana mendengus kesal, namun mencoba tersenyum.

"Nah gitu dong, kan cantik kalau tersenyum."

"Apa aku terlihat sangat pencemburu?" Tanya Kirana dengan wajah sedikit khawatir.

"Tidak, aku suka kok. Justru dengan kamu bersikap seperti ini, aku tahu bahwa kamu mencintaiku."

"Baiklah."

"Jangan khawatir, aku tidak akan tergoda oleh gadis di luar sana, karena aku sudah punya kamu, yang jauh lebih cantik dari siapa pun. Rasa ini sudah bukan lagi cinta, tapi lebih pada bergantung, aku sangat butuh kamu selalu bersamaku."

"Hemmm.. mulai belajar menggombal." Sahut Kirana sambil menepuk pundak Kadafi, dan Kadafi tertawa.

"Ayo, pulang. Nanti di rumah biar aku yang masak. Let's go!" Kada Kadafi sambil meraih tangan Kirana dan mereka pun melangkah pergi.



End...
Terima kasih untuk semua pembaca novel ini, semoga menginspirasi dan ada hikmah yang bisa diambil.
Boleh tinggalkan kesan dan pesan. 🙏🥰






Terjebak Dalam Masalalumu ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang