SENIOR CRUSH - 12 -

61 12 0
                                    

Happy Reading 🖤🖤

JANGAN LUPA BUAH TANGANNYA YA!! BINTANG DAN KOMEN NYA!!! TERIMAKASIH 🖤🖤🖤
VOTE ITU GAMPANG KOK!!

-Aku ingin mengungkapkan nya namun hati ini berkata jangan, namun jika harus memendamnya aku tak sanggup.-
-Azzora-


Setelah mematikan telepon tersebut, Zora lalu segera kembali ke tempat dimana mereka duduk tadi. Namun yang ditemukannya bukanlah sosok Zavi, melainkan tempat duduk itu kosong hanya terdapat tas ranselnya dan sebuah buku.

"Kak Zavi nya mana? Kok gak ada?" gumam Zora, kaget melihat keberadaan Zavi yang begitu saja menghilang.

"Gara-gara Anggie nelpon sih, makanya dia pergi!"

"Terus bukunya gimana dong?" Zora bertanya kepada dirinya sendiri perihal buku yang dipinjamkan Zavi kepadanya.

Melalui pemikirannya Zora memiliki rencana dengan buku itu. "Ini bisa jadi kesempatan buat gue dekat sama dia, gue tau harus ngelakuin apa" lanjutnya, dengan senyuman simpulnya.


*****


Pagi hari yang cerah harus dilalui dengan lelahnya menghitung pada mata pelajaran matematika wajib, itulah yang dialami oleh murid-murid kelas XII MIPA 1.

Pagi itu mereka disambut dengan mata pelajaran matematika wajib oleh pak Fandi.

Sembari murid-murid sedang mencatat materi dipapan tulis yang diterangkan olehnya, pak Fandi pun akan membuat soal dipapan tulis dan akan dijawab oleh murid yang ditunjuknya.

"Bapa minta kamu Zavi untuk menjawab dan menjelaskan pengerjaan soal di papan tulis itu!" pinta pak Fandi dengan menunjuk ke arah Zavi.

Dengan segera Zavi menurutinya lalu ia maju kedepan. Selang beberapa menit kemudian, ia pun selesai menjawab dan menjelaskan pengerjaan soal tersebut kepada murid-murid yang lain.

Suara gemuruh tepuk tangan terdengar keras ketika si ketua kelas itu dengan cepat menyelesaikan nya. Dia pun segera berlalu untuk kembali ke tempat duduknya.

"Lo keren banget cok!" puji Gema menepuk bahu temannya itu.

"B aja!" jawabnya singkat dan cuek, lalu segera mendudukkan dirinya di kursi.

3 jam pelajaran matematika wajib akhirnya selesai tepat dijam 09.15 WIB. Pelajaran selanjutnya adalah Kimia. Hari Kamis adalah hari paling melelehkan bagi kelas XII MIPA 1, bagaimana tidak dari pagi mereka sudah bergelut dengan hitung-hitungan, sampai dengan pelajaran terakhir yaitu matematika peminatan khusus untuk jurusan IPA.

Kelas XII MIPA 1 memang terkenal sebagai kelas unggulan, karena didalamnya terdapat murid-murid yang berprestasi dan hampir semuanya memiliki peran penting disekolah.

Sementara itu dikelas XI MIPA 3 terdengar suara keributan yang cukup keras, karena pada saat itu jam pelajaran mereka kosong. Lantas murid-murid XI MIPA 3 asik dengan kegiatan nya sendiri.

Siswi dengan rambut yang diikat scrunchie berwarna coklat, sedang duduk di pojok baca kelas dengan satu buah buku ditangannya. Zora, dia mengisi waktu kosong itu dengan membaca buku yang dipinjamkan oleh kakak kelasnya, Zavi.

Saking fokusnya membaca buku tersebut ia pun tidak sadar dengan keberadaan dua orang insan yang sedang bucin disampingnya.  Shipper class, yang selalu bucin dikelas.

"Kamu udah makan?" Keluar pertanyaan dari mulut seorang siswa kepada sang kekasih.

"Udah kok!" balas sang kekasih dengan senyuman lebarnya.

Mata siswi itu masih terpusat pada kalimat dan huruf-huruf dibuku tersebut, padahal jelas-jelas disana ia seperti nyamuk. Sama sekali ia tidak memperdulikan keberadaan nya itu.

Lalu seorang siswi dengan rambut gerainya datang menghampiri zora dan berusaha menarik tangannya agar bisa menjauh dari dekat pasangan bucin itu.

"Zora ngapain sih lo disini, ayo temenin gue ketoilet bentar!" pinta Anggie dengan paksa.

"Lepasin tangan gue Nggie! Sakit tau, kenapa sih?" tanya Zora dengan nada sedikit kesal, dan mencoba melepaskan genggaman tangan Anggie.

"Temenin gue ketoilet bentar aja! Pliss!" Anggie memohon-mohon dengan paksa.

"Yaudah tapi nanti lewatin kelas XII MIPA 1 ya!" saran Zora menyakinkan temannya itu. Entah ada maksud apa dibalik keinginan nya itu.

"Jauh njir harus muter dulu mending lewat kelas XI MIPA 1 aja biar bisa liat murid baru itu!" protes Anggie, namun ia juga memberikan saran yang bermaksud.

"Sama aja kali harus muter juga gimana sih! Yaudah biar adil kita lewat depan kelas XI MIPA 1 habis itu kita muter lewat depan kelas XII MIPA 1 gimana?"

Setelah mempertimbangkan saran dari Zora akhirnya ia menyetujui. "Oke deh terserah lo aja!"  Hanya Drama pergi ke toilet pun sangat dipermasalahkan, maklum dua insan yang sedang falling in love.

Kemudian dua siswi itu segera menjauh dari ruang kelas menuju toilet dengan perasaan penuh gembira karena bisa melihat sang pujaan hati. Namun sebelum itu Zora terlebih dahulu meminta izin kepada ketua kelas agar ketika guru masuk mereka tidak di alpa.

Beberapa langkah berjalan mereka tiba didepan pintu kelas XI MIPA 1 yang letaknya tidak terlalu jauh dari kelas mereka namun itulah mereka harus putar balik terlebih dahulu.

Langkah kaki yang semula cepat kini semakin lambat, dua pasang mata yang melirik kearah jendela dalam ruang kelas itu, sosok yang dicari duduk ditengah-tengah dan sedang fokus menatap pelajaran yang sedang diterangkan.

"Zora pelan-pelan jalannya, gue kan mau cuci mata liat Galen."

"Katanya mau ketoilet, gimana sih? Nanti kalo gurunya masuk kita bakal telat!"

"Tenang aja gue juga bentaran doang kok!"

Zora terlebih dulu berjalan beberapa langkah mendahului Anggie yang masih sibuk mengintip kearah dalam kelas murid baru itu. "Anggie cepetan nanti keburu masuk!" desak Zora, dengan nada bicara cukup keras.

Anggie lalu berlari kecil untuk menghampiri Zora. "Ihh Zora bisa gak sih gak usah teriak-teriak, nanti kalo kedengaran sampe dalem gimana?" Anggie berdecak kesal.

"Salah lo sih, pake lama segala inget gak lo tujuan lo mau ketoilet. Udah untung gue mau nemenin malah ngelunjak lagi!"

Zora lalu menarik paksa tangan Anggie, agar segera menjauh dari tempat itu.
Sepanjang perjalanan Anggie hanya diam tanpa memperdulikan Zora yang sedari tadi mencoba berkomunikasi dengannya.

"Lo marah sama gue?" tanya Zora, dengan menghentikan langkahnya sebentar.

"Gue lagi gak mood!" balas Anggie, tanpa berhenti.

Zora lalu kembali untuk meneruskan langkahnya yang sempat terhenti, namun tiba-tiba dari arah belakang tangannya ditahan begitu saja.

TBC.................

See you next chapter 🖤🖤🖤

Seru gak sih??

Makin penasaran gak?

 SENIOR CRUSH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang