SENIOR CRUSH - 6 -

97 18 2
                                    

Happy Reading.

Jangan lupa buah tangannya ya!! Bintang sama komen nya!!! Terimakasih 🖤

Bintang-bintang mulai bertebaran di langit malam kala itu, dan bulan sabit hadir di tengah-tengah dengan sinarnya.

Drama konyol di kamar Zora tadi seketika hilang dan suasana pun berubah menjadi sunyi dan tenang, sebab teman-temannya itu sudah pulang sedari tadi.

Hanya terdengar suara alunan musik galau yang keluar dari earphone di telinga gadis itu.

Zora duduk di depan jendela sambil menatap bintang dan rembulan yang cukup terang ketika itu, dengan earphone di telinga nya yang mengeluarkan bunyi alunan musik.

Janji Setia - TIARA ANDINI

Andai saja ku bisa
Genggam tanganmu
Takkan ada kata rindu
Di dalam hatiku

Tahukah dirimu betapa diriku
Merindukan hadirmu ada di sini?
Percayalah, Kasih
Jarak dan waktu tak mampu menghapus
Janji setia menjaga hati

Alunan musik itu terdengar cukup nyaring di telinga Zora, memang malam hari adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan lagu galau. Kalau menurut Zora lebih kerasa Vibes nya.

Kejadian sore tadi terus terngiang-ngiang di pikiran Zora, dan terus membuat nya tidak bisa tenang dengan kelakuan centil gadis yang bersama Zavi ketika itu.

Sebelumnya Liona dan Zavi memang sudah lebih dahulu saling mengenal di bandingkan Zora. Terlebih lagi Liona menjabat sebagai wakil ketua Osis di SMA GARUDA BANGSA. Itulah keuntungan yang di dapat Liona bisa terus dekat dengan Zavi kemana saja.

Liona bisa dikatakan setara dengan Zavi yang sama-sama pintar dan jago dalam public speaking.

Namun apalah daya Zora, siswi biasa yang tak punya prestasi dan tidak pintar dalam public speaking nya.

Tapi Zora tidak menyerah, gadis itu terus belajar agar bisa menyetarakan dirinya dengan Kaka senior yang di sukai nya itu alias Zavi.

*********

"Zora bangun!!!" perintah Helma dengan lembut. Helma Gayatri Mahesa, ibu dari dua anak, Zora dan Dareen.

"Iya Bun!" seru Zora mengigau.

"Zora ayo bangun!! Nanti telah lagi sekolahnya, liat tuh udah jam 7!" bujuk Helma, dengan paksa.

"Astaga!! Aku telat dong mah!" Zora yang mendengar perkataan ibu nya sontak kaget dan segera bangun dari tidurnya.

Padahal saat itu jam masih menunjukkan pukul 06.00 WIB, biasalah ibu-ibu akan berbohong soal jam agar anak-anak nya bisa bangun.

Tidak biasanya Zora bangun telat. Gadis itu setiap hari hampir selalu bangun sekitar jam 4 subuh. Namun hari ini ada yang berbeda dengan nya.

Mungkin karena ia begadang sampai jam 11 malam kemarin, hanya karena terus kepikiran masalah sore kemarin.

"Aku mandi dulu ya mah!" ucap Zora terdesak-desak untuk menuju kamar mandi.

"Pelan-pelan Zora! Nanti jatuh!" tegur Helma was-was melihat anak nya yang gerasak gerusuk sendiri.

Setelah bersiap-siap dengan cara cepatnya itu, Zora bergegas keluar untuk berpamitan kepada orangtuanya. Pikir gadis itu tidak ada waktu lagi untuk ia sarapan di rumah.

Karena waktu bel masuk sekolah akan berbunyi sekitar jam 07.30.

"Bun, Zora berangkat dulu ya!" Pamit Zora kepada bundanya dengan terdesak-desak.

"Sarapan dulu Ra! Masih sempat kok!" bujuk Helma.

"Zora udah telat mah!" sahut Zora.

"Baru jam setengah 7 kok, coba kamu liat jam tangan kamu!" sambung Hana.

Zora yang tidak paham segera mendekati ibunya"M-maksud bunda?" sela Zora, tidak paham dengan apa yang dikatakan ibu nya.

Dan benar saja tertera di jam tangan Zora jarum panjang mengarah ke angka enam dan jarum pendek mengarah ke angka tujuh.

"Kok bisa sih Bun? Tapi tadi kata bunda udah jam 7?" pekik Zora bingung.

"Maaf ya sayang, tadi bunda bohong agar kamu bisa bangun!" jelas Helma.

"Aaaa, bunda bikin Zora panik aja tau gak?" decak Zora.

"Yaudah sekarang kamu duduk dulu terus sarapan ya! Udah bunda bikinan roti tuh buat kamu!" pinta Helma, lembut.

"Kamu bawa bekal kan hari ini?" lanjut Helma seraya melakukan aktivitasnya.

"Hmmmm, boleh deh!" jawab Zora mempertimbangkan.

"Makasih ya bunda!" sambung nya

"Sama-sama anak bunda!"

"Ada apa nih rame-rame?" tanya seorang lelaki yang terlihat gagah dengan pakaian kantor nya itu.

"Morning ayah!" sapa Zora.

"Morning sayang!" sapa balik Daffin. Daffin Mahesa ayah dari dua anak itu, Zora dan Dareen.

"Dareen mana? Kok belum ada disini?" tanya Daffin.

"Gak tau yah, mungkin dia masih tidur!" jawab Zora singkat.

"Morning semua!" sapa seorang laki-laki yang terlihat rapi dengan almamater kampus nya . Dia ialah anak pertama dari Daffin dan Helma, kakak Zora.

Zora memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Dareen Georgino Mahesa. Zora dan Dareen berbeda usia sekitar 4 tahun. Kini Dareen menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan mengambil prodi jurusan akutansi.

Kakak beradik ini memang beda dari yang lain, Dareen selalu melindungi dan menjaga Zora dengan tulusnya. Mungkin sikap Dareen yang membuat Zora kesal adalah, Dareen sering menyuruh-nyuruh nya untuk mengambilkan sesuatu.
Bahkan hampir tidak pernah di antara mereka saling bertengkar apalagi sampai berkata kasar.

Daffin dan Helma sebagai orang tua selalu menasehati anak-anaknya agar selalu bersikap saling menyayangi satu sama lain dan selalu menanamkan rasa kekeluargaan.

Terlihat dari penggalan percakapan tadi bahwa keluarga Zora adalah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi.

Tinggal di rumah yang cukup besar dan tumbuh di keluarga yang harmonis, semua itu adalah impian semua anak di dunia ini.

Zora dan Dareen merasa sangat beruntung karena mereka di lahirkan dari keluarga yang sangat menyayangi satu dengan yang lain.

Mereka memang hidup di keluarga sederhana namun bagi mereka tumbuh di keluarga yang harmonis itu adalah impian semua anak.

TBC.................

See you next chapter 🖤🖤🖤

Seru gak sih??

 SENIOR CRUSH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang