LIMA

2.4K 245 7
                                    

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Dan juga mohon maaf jika cerita terlihat aneh atau absurd. Karena ini cerita pertama aku. Makasih semuanya. Semoga kalian suka ya.

.
.
.
.
.
Selamat membaca


Gracia membuka mata perlahan, kepalanya terasa berat mungkin karena menangis semalam. Ia mengambil jam kecil yang berada di atas meja dekat dengan kasurnya. Mengeceknya sebentar lalu ia meletakkan kembali jam tersebut di atas meja.

Rasa malas menghampirinya jadi ia memutuskan untuk tetap berbaring di atas kasurnya memejamkan mata sembari mengingat kejadian semalam. Otak nya terus berputar menampilkan beberapa adegan seperti sebuah film.

Mendadak tubuh nya bangkit. Ia menutup muka nya dengan kedua tangan. Ingatannya berfokus pada saat ia memeluk Shani dan tertidur di pelukan Shani. "SHANIA GRACIA BAGAIMANA BISA KAMU TIDUR DI PELUKAN SHANI" pekiknya malu.

"Bisa gila aku kalo kek gini" Gracia kembali melempar tubuhnya ke kasur. Ia berguling kesana kemari guna menghilangkan ingatan tentangnya yang tertidur di pelukan Shani.

'Tok tok tok' suara ketukan terdengar di pintu lamar Gracia. "Nona Gracia, anda baik-baik saja?" Suara Shani terdengar di balik pintu.

Gracia berjalan membuka pintu kamarnya. Memperlihatkan wajah datarnya, "Aku baik-baik saja"

"Terus kenapa tadi kamu teriak?" Tanya Shani lagi. Ia khawatir Gracia melakukan hal-hal buruk di kamarnya.

"Ada kecoa tadi lari-lari. Tapi sekarang udah gak tau lagi dimana" jawab Gracia asal. Sebenarnya ia malu sekarang, tetapi ia harus bersikap profesional.

"Baiklah kalau begitu. Ayo turun tuan dan nyonya sudah menunggu di bawah"

Gracia hanya mengangguk, ia jalan mendahului Shani. "Pagi ma, pagi pa" sapa Gracia sesampainya di ruang makan.

"Pagi sayang, bagaimana perasaan kamu?" Tanya Yona mendekati Gracia lalu memeluknya.

"Aku baik-baik saja"  kata Gracia membalas pelukan Yona. Ia tau ibunya ini khawatir dengannya. Terlihat jelas di wajah Yona.

"kalau begitu ayo kita makan dulu. Shani mana?" Tanya Yona lagi

"Ada tuh lagi turun. Aku cuci muka sebentar ya ma" pamit Gracia lalu pergi ke kamar mandi.

Tak lama dari itu Shani datang bersamaan dengan Gracia. Wajah Gracia tampak lebih segar dari sebelumnya.

"Shani ayo makan bersama" Harlan yang sedari tadi duduk membaca koran mulai berpindah ke ruang makan.

"Baik tuan" Shani duduk disamping Gracia berhadapan dengan Yona dan Harlan.

Shani merasa canggung dengan keadaan ini. Bisa di katakan saat ini ia hanya seorang pekerja dirumah ini.

"Shani, kamu tidak perlu canggung. Saya dan suami sudah menganggap kamu seperti anak sendiri" Yona membuka suara. Ia tau Shani pasti merasa sungkan.

"Benar kata istri saya. saya senang kamu bisa menenangkan Gracia seperti semalam. Kamu juga tidak perlu terlalu formal. Panggil om dan tante aja lebih nyaman menurut saya. Nanti kalau udah sah, baru panggil mama papa" Harlan ikut menyambung perkataan Yona dibarengi dengan candaan.

Gracia tertunduk, ingin sekali ia menghilang dari tempat ini sekarang juga. Wajahnya kembali merona. Ia merasa gerah saat ini 'Bisa-bisanya papa bercanda seperti itu didepan aku' batin Gracia kesal.

MY HAPPINESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang