ENAM

2.3K 232 6
                                    

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Dan juga mohon maaf jika cerita terlihat aneh atau absurd. Karena ini cerita pertama aku. Makasih semuanya. Semoga kalian suka ya.

.
.
.
.
.
Selamat membaca

Gracia, Shani, Harlan dan Yona duduk di ruang tamu. Tadi sehabis pulang dari kantor tadi Gracia tiba-tiba menyuruh mereka berkumpul karena ada hal penting yang ingin ia katakan.

"Kamu mau bicarain hal penting apa sayang?" Tanya Yona yang duduk di samping Gracia. Tentu saja semua orang penasaran saat ini termasuk Shani, ia tidak tau hal apa yang ingin Gracia katakan.

Gracia menarik napas sejenak sebelum memulai pembicaraan. "Pa, ma aku mau ketemu sama paman Marco sebelum ia pergi ke luar negeri"

Harlan terkejut mendengar perkataan Gracia barusan begitupun Yona dan shani. Marco adalah kakak dari ayah Gracia. Marco saat ini sedang berada dalam masa tahanan karena hal buruk yang ia lakukan kepada Gracia dan beberapa hal buruk lainnya.

"Kamu yakin Gre?" Tanya Harlan takut ia salah dengar.

Gracia mengangguk, "Aku yakin pa. Aku mau nyelesain semuanya. Aku ingin hidup bebas" kata Gracia mantap.

Harlan berpikir sejenak, tidak mudah baginya menyutujui begitu saja permintaan Gracia saat ini.

"Papa gak mau kamu terluka lagi Gre" ucap Harlan sedih.

Gracia berjalan menghampiri Harlan, ia memeluk Harlan. Tidak ada rasa takut sama sekali didalam diri Gracia ketika memeluk Harlan. Ia benar-benar sudah mampu melawan rasa traumanya.

"Pa lihat, Gre sudah baik-baik saja saat ini. Aku bahkan sudah bisa memeluk papa. Gre hanya ingin mengakhiri saja semuanya. Papa tidak perlu cemas Shani akan menjaga Gre"

Harlan menangis begitu pun Yona, anak mereka yang kini sudah berdamai dengan masa lalu. Gracia terlihat semakin dewasa. Harlan membalas pelukan Gracia. Ia sudah menahan diri selama 5 tahun untuk tidak memeluk Gracia tapi hari ini Gracia yang memeluknya terlebih dahulu. Ia terharu dan juga bangga dengan Gracia.

"Baiklah papa izinkan tapi kamu gak boleh jauh dari Shani" kata Harlan sambil menatap lekat wajah Gracia.

"Anak papa udah besar aja kamu" Harlan mengusap pelan kepala Gracia. Ia masih tidak menyangka Gracia mau memeluknya kini.

Hari yang di tunggu datang, Gracia dan Shani kini berada di bandara menunggu Marco paman Gracia. Perasaan Gracia campur aduk saat ini. Ingin sekali ia pulang namun hatinya terus saja meyakini bahwa ia bisa melewatinya. Ada rasa mual yang menjalar di perutnya. Tangannya juga mulai berkeringat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Gee kamu baik-baik saja" tanya Shani khawatir.

"Aku ngerasa mual banget Shani" jawab Gracia.

Shani mendekati Gracia yang berdiri agak jauh darinya. Ia memeluk tubuh mungil itu, "Kamu tidak perlu takut. Aku ada disini"

Gracia membalas pelukan Shani, "Semua akan baik-baik saja kan?" Tanya Gracia.

Shani mengangguk, "Aku percaya kamu bisa lewatin semuanya. Aku akan selalu di samping kamu" Shani menenangkan Gracia.

Tak lama kemudian, mobil yang membawa Marco sampai di bandara. Marco turun diikuti 2 orang pengawal di belakangnya. Sengaja Harlan menyewa pengawal untuk Marco. Ia takut Marco akan berbuat hal buruk lainnya. Marco di tuntun untuk bertemu Gracia dan Shani yang sudah menunggu dari tadi.

MY HAPPINESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang