Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Cerita ini murni dari imajinasi aku, tolong jangan dibawa kedunia nyata ya. Makasih semuanya. Semoga kalian suka ya.
.
.
.
.
.
Selamat membacaShani berjalan memasuki ruangan Kinal, ia sudah memantapkan dirinya untuk keluar dari perusahaan ini. Mungkin terdengar menggelikan namun nyatanya ia memang tak mampu melepaskan Gracia maka dari itu ia lebih memilih Gracia daripada pekerjaannya.
Kinal menatap Shani lama, ia sudah paham pilihan gadis di hadapannya tentu saja ia mendapakat sedikit bocoran dari Harlan. Kinal berjalan mendekati Shani, ia berkata "Aku tau maksud kedatangan mu kesini, padahal kau masih memiliki 1 hari lagi untuk berpikir tapi melihat mu berdiri dengan percaya diri di hadapan ku saat ini menjunjukan bahwa kau sudah memikirkan dengan sangat matang tentang pilihanmu"
"Saya minta maaf atas segala pelanggaran yang saya lakukan, lalu saya juga bersiap mengganti segala kerugian yang sebesar-besarnya"
Kinal menepuk pundak Shani. Sebenarnya ia bangga dengan pencapaian Shani selama 5 tahun ini. Ia senang dengan kinerja Shani dan juga sikap kepemimpinan yang Shani tunjukkan selama ia melatih karyawan-karyawan baru.
"Sangat di sayangkan bukan? Aku menyukai kinerja mu selama disini namun peraturan tetap peraturan jika kau melanggarnya maka kau harus menerima hukuman namun berkat paman Harlan selaku saudara jauh ku, aku tidak jadi memecat mu"
Shani tertengun mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Kinal, ia kebingungan kini. "Maksud anda saya akan tetap bekerja disini?" Tanya Shani memastikan.
"Iya, sebagai gantinya kamu akan di skors selama 3 bulan"
Shani melangkah keluar dengan perasaan senang. Ia harus mengucapkan banyak terima kasih pada Harlan selaku ayah dari kekasihnya itu.
Shani berjalan menyusuri tempat khusus parkir mencari keberadaan mobilnya, namun jalannya dihadang oleh Vinny yang sedari tadi menunggunya.
"Katakan apa mau mu?" Tanya Shani pada Vinny yang berdiri di hadapannya.
"Ayo bicara di tempat lain"
"Tidak perlu, aku tau ini semua perbuatan mu. Tapi aku berterima kasih berkat mu hubunganku dengan Gracia semakin lancar" ucap Shani sambil berjalan melewati Vinny.
Tidak terima ditinggal begitu saja, Vinny berbalik mengejar Shani lalu menariknya hingga tubuh Shani sedikit terhuyung.
"Apa yang kau lakukan?". Shani menghempas kasar tangan Vinny.
"Menikahlah dengan ku"
Shani menarik napas berat lalu berkata, "Dengar, kau bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari ku. Seseorang yang akan mencintaimu sepenuh hatinya. Aku yakin kau akan menemukannya nanti. Jangan terlalu fokus pada hal yang belum tentu bisa kau dapatkan. Lihatlah di sekelilingmu. Mungkin saja yang kau cari selama ini ada di sampingmu. Aku yakin kau paham apa yang ku maksud"
Air mata jatuh membasahi kedua pipi Vinny begitu mobil yang di kendarai oleh Shani pergi melewatinya yang masih berdiri terpaku disitu. Ia merasa menyesal, seharusnya sedari awal ia tau bahwa shani tidak akan berpaling dari Gracia. Seharusnya ia sadar bagaimana cara Shani menatap Gracia di malam mereka bertemu. Shani memang di takdirkan untuk Gracia bukan untuknya.
_____
Gracia turun dari kasur berjalan menuju dapur. Ia menyipitkan matanya menghindari sinar matahari yang masuk dari jendela. Ia masih mengantuk tapi rasa haus memaksanya untuk bangkit mencari air.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPPINESS (END)
FanfictionShani yang tidak tau apa itu kebahagiaan. Karena menurutnya dengan mempunyai kerjaan dan uang maka ia akan bahagia. Sedangkan Gracia yang memiliki masa kelam berpikir bahwa dunianya sudah hancur dan tidak memiliki kebahagiaan lagi. Lalu bagaimana ji...