SEPULUH

2.2K 222 17
                                    

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Cerita ini murni dari imajinasi aku, tolong jangan dibawa kedunia nyata ya. Makasih semuanya. Semoga kalian suka ya.

.
.
.
.
.
Selamat membaca

Gracia menggerutu kesal mendapati ruangannya kosong, tidak ada Shani disana. Ia telah menelpon Shani sejak 15 menit lalu namun tidak kunjung di angkat oleh Shani.

Ia melemparkan tubuhnya di sofa, suasana hati nya buruk kini. Ia mengambil asal cemilan yang sengaja disediakan di atas meja, memakannya sambil sedikit mengoceh.

Pintu ruangannya terbuka, Anin masuk dengan beberapa berkas di tangannya. Melihat Anin saat ini membuat suasana hatinya menjadi lebih buruk.

"Ada apa denganmu?" Tanya Anin yang menghampiri Gracia setelah meletakan berkas yang ia bawa ke meja kerja Gracia.

"Aku tidak tau Shani kemana. Sudah puluhan kali aku menelponnya tapi ia sama sekali tidak menjawabnya" ujar Gracia menggebu-gebu.

Mendengar hal itu Anin kembali menginggat saat ia melihat Shani sedang duduk bersama seseorang, ia yakin Shani tidak berselingkuh saat ini terlihat dari wajah Shani yang datar dan terkesan dingin saat itu.

"Tadi aku melihat Shani bersama seseorang"

"Siapa? Dimana?" Gracia duduk tegak menghadap Anin begitu mendengar perkataan Anin.

"Di Cafe seberang. Aku tidak tau siapa wanita tersebut, tapi yang jelas ia terlihat seperti wanita berkelas"

Gracia terlihat lesu mendengar hal itu, "Apa mungkin ia berselingkuh dari ku?" Tanya Gracia.

"Aku rasa tidak, Shani terlihat sangat datar dan terkesan dingin. Apa mungkin itu wanita yang kau ceritakan kemarin? Siapa namanya aku lupa"

Gracia menaikan alisnya heran. "Ratu Vienny?"

"Mungkin saja mengingat ia terus-menerus mendekati Shani"

"Firasat ku mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi selanjutnya mengingat Vienny mampu melakukan apapun yang di inginkannya"

Anin terdiam mendengar perkataan Gracia, ia berharap semoga saja bukan hal buruk seperti sebelumnya.

Pintu ruangannya terbuka lagi kali ini menampilkan Shani yang membawa paper bag berisi makanan, ia tersenyum lebar memperlihatkan giginya. "Maaf ponsel ku sedang dalam mode silent. Aku tidak tau kamu menelpon ku sebanyak itu"

"Ah sudahlah, sudah berlalu juga" ujar Gracia acuh.

Anin yang tidak ingin terlibat dalam urusan mereka berdua memilih pamit kembali ke ruang kerjanya.

"Kamu bertemu dengan Vienny tadi?" Tanya Gracia.

Shani terdiam raut wajah nya yang semula tersenyum berubah menjadi murung. Terlintas di kepalanya perkataan Vienny dan juga Desy tentang hubungannya dengan Gracia.

"Apakah Vienny mengatakan sesuatu?" Tanya Gracia lagi yang sadar akan perubahan raut wajah Shani.

Shani menggeleng, "Vienny hanya meminta ku untuk menjadi kekasihnya, namun aku tolak. Itu saja" bohong Shani.

Ia berjalan mendekati Gracia, menata makanan yang ia beli di atas meja. "Apa ada hal lain yang ia katakan?" Tanya Gracia yang masih belum puas dengan jawaban Shani. Menurut nya Shani sedang berbohong sekarang.

MY HAPPINESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang