Part 30

2K 194 8
                                    

Gracia Pov

Hanya keheningan yang ada di UKS saat ini. Setelah adegan cium pipi Shani dan kata-kata yang terlontar dari mulutku, membuat salah tingkah sendiri. Aku pun meruntuki tindakanku yang diluar nalar dan terkesan berani.

Kriiiing

Hape ku berbunyi, tertera dilayar mama yang menelpon. Obrolan pun terjadi antara aku dan mama. Mama memberitahu bahwa ada keperluan mendadak yang mengharuskan keluar kota sama papa, dan pak Sapto pun gak bisa jemput karena harus mengantar mereka. Sedangkan ci Omi masih ada kerjaan yang harus diselesaikan, dia pun tidak bisa jemput aku.

"Ci, nanti pulangnya kita naik taxi ya, soalnya pak Sapto gak bisa jemput, harus nganter mama sama papa" kalimat yang panjang dariku hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh Shani

Mendapat respon begitu, akupun kembali diam. Engga lama kemudian, Sisca dan genk ku yang lainnya datang. Mereka menanyakan keadaanku dan memberitahu kalau tim kami menang lomba.

"Gue antar aja nanti" ucap Sisca menawarkan tumpangan

"Gausah, biar naik taxi gue, ntar lu kelamaan dijalan"

"Halah Gre, kayak sama siapa aja"

"Gak apa-apa Sisca, makasih udah ditawarin, nanti biar aku sama Gre naik taxi aja" Shani pun akhirnya ikut bersuara

"Baiklah, kalau sudah kakak sempurna kita yang ngomong, tenang saya" respon Dessy dilebay-lebaykan

Ku lihat Shani tersenyum menanggapi candaan teman-temanku. Sesekali dia melirik ke arahku.

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku dan Shani sekarang sedang menunggu taxi online yang sudah ku pesan. Begitu dapat taxi, didalam pun Shani masih diam.

"Sesuai titik ya kak?" Akupun mengiyakan

Shani Pov

Gracia membangunkanku, aku pun bergegas keluar dari taxi. Tapi aku baru sadar ternyata bukan turun didepan rumah, melainkan disalah satu mall yang ada dikota ini. Aku menatap Gracia untuk meminta penjelasan.

"Makan dulu ya, gue laper" ucapnya seakan bisa membaca pikiran aku

"Kenapa tidak langsung pulang aja, kan bisa makan dirumah."

"Dirumah lagi gak ada orang Ci"

"Bisa makan dirumahku"

"Yaudah gue pesen taxi lagi, kita pulang"

Jawaban Gracia bener-bener bikin aku kesel. Dia seenaknya memutuskan sesuatu tanpa bertanya padaku.

"Ngapain pesen taxi lagi?"

"Lha katanya mau makan dirumah lu" aku tarik napas dalam mendengar kata-kata yang dilontarkan Gracia

Tanpa banyak bicara lagi langsung aku gandeng Gracia untuk masuk kedalam mall. Aku pun langsung mengajaknya ke area foodcourt.

"Kamu mau makan apa?"

"Cici sendiri mau makan apa?"

"Ih ditanya kok malah balik tanya sih" kesalku

"Ngomel-ngomel mulu, heran deh" gumam Gracia yang masih bisa aku dengar

"Kamu bilang apa Gre?"

"Gue ngikut lu ci makan apa, nasgor atau nasi ayam krispi bolehlah" ku hembuskan napas kasar lalu pergi memesan makanan.

Author Pov

Selesai memesan makanan, Shani kembali ke meja dimana Gracia berada. Shani masih bertahan dengan mode diamnya, meskipun sudah beberapa kali Gracia berusaha buat mengajak bicara tapi tak direspon. Tidak lama, makanan pun datang, mereka makan dalam diam.

"Ci, ayo ikut aku" ajak Gracia setelah mereka selesai makan

Tanpa ada penolakan, Shani pun mengikuti ajakan Gracia. Dibawanya Shani disalah satu resto yang ada disana. Gracia memilih tempat duduk belakang hampir ujung, yang merupakan spot paling estetik disana.

"Kamu mau makan lagi?"

"Kita pesen minum aja"

Tak lama minuman pun datang. Satu minuman hangat milik Shani dan satunya lagi minuman dingin tentunya punya Gracia.

"Ci.."

"Ci Shani..."

"Kalau gak direspon gue teriak nih manggil nama lu" mendengar itu, Shani langsung melotot kearah Gracia

"Apaa?"

"Lu kenapa Ci? Diem aja dari kemarin" lagi, tak ada jawaban dari Shani.

Hilang kesabaran Gracia, dia mengubah posisi duduknya, yang awal didepan Shani, sekarang sudah berada disebelah Shani.

"Ngapain? Mau ngapain?"

"Ci, ngadep gue sini"

"Gamau" Gracia yang nampak frustasi dengan jawaban dan sikap Shani, langsung mengambil inisiatif memutar tubuh Shani kearahnya. Shani yang diperlakukan begitu merasa kaget.

"Kamu kenapa hmmm?" Tanya Gracia sembari menangkupkan kedua telapak tangannya dipipi Shani

"Gree...apa-apaan..ntar dilihat orang" ucap Shani berusaha untuk melepas tangan Gracia dari pipinya

"Bodoamat mau dilihat orang. Kamu kenapa ci? Coba bilang sini ke aku" Shani hanya menundukan kepala

"Ish, kalau diajak ngomong itu lihat aku Ci." Ucap Gracia sambil mengangkat wajah Shani agar melihat kearahnya

"Aku buat salah sama kamu?" Shani hanya menggelengkan kepala

"Aku bikin kamu marah?" Lagi-lagi Shani menggelengkan kepala

"Terus apa? Bikin kamu kesel?" Kali ini Shani menganggukan kepalanya

"Kesel kenapa? Jelasin coba Ci, jangan diem aja. Gue bingung tau"

"Ntahlah kesel aja ngeliat kamu sok manja ke orang. Cari perhatian? Kamu biasa manja-manja ke siapa aja? Ke semua orang? Ke Anin?"

"Anin?"

Shani terdiam, seakan menyadari kalau kalimat dia menyatakan kekesalannya akan sikap Gracia dan Anin. Dia langsung memalingkan muka, melempar pandangan ke luar kaca resto.

"Kamu kesal sama Anin? Sama sikap aku ke dia?"

"Jawab Ci, atau gue kencengin nih suara biar seresto denger" ancam Gracia, yang langsung membuat Shani memutar badannya dan menghadap ke Gracia lagi.

"Kamu kenapa sih Gre, kepo banget"

"Jadi jawabannya apa?" Seakan tak peduli dengan perkataan Shani, Gracia terus menekan Shani

"Iya"

"Iya apa?"

"Iyaa, aku kesel ngeliat kamu dekat banget sama Anin"

Mendengar jawaban Shani, Gracia terkejut. Dia masih bingung kenapa Shani harus kesal dengan kedekatannya sama Anin. Sedangkan Shani, dia hanya menundukan kepala tanpa berani mellihat kearah Gracia lagi.

"Aku emang dekat sama Anin, dia udah aku anggap kakak aku, sedangkan dia menganggap aku adiknya. Gak lebih dari itu Ci"

"Lebih pun terseah kamu, aku gak peduli" Shani pun langsung membelakangi Graci.

Tanpa dikomando Gracia memeluk Shani dari belakang. Shani terkejut dibuatnya. Dia berusaha melepaskan pelukan itu tapi tak bisa.

"Gre, apa yang kamu lakuin? Nanti dilihat orang, lepasin" protes Shani.

Bukannya melepas pelukannya, Gracia makin mengeratkan pelukannya pada Shani. Ditaruh dagunya pada pundak Shani.

"Jangan marah sama kesel lagi ya, gak enak didiemin terus sama kamu. Maaf udah bikin kamu uring-uringan dari kemarin. Baikan ya" ucap Gracia pelan, seakan berbisik pada Shani.

Shani pun menganggukan kepala mengiyakan permintaan maaf Gracia. Mendapat respon begitu, Gracia spontan mengecup pundak Shani, lalu dieratkannya kembali pelukan itu.









Tbc
Jangan lupa like, komen, and share ya...

Happy reading

Salah TingkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang