Part 35

1.7K 169 0
                                    

Shani Pov

Aku hanya bisa menangis, tidak menyangka Gracia bisa berbuat seperti itu. Mau marah dan memaki pun rasanya tak mampu. Sedangkan Gracia hanya diam mematung didepanku.

Tok..Tok...Tok...

Aku kaget mendengar suara pintu diketuk, sekilas terlihat Gracia juga bereaksi sama denganku. Buru-buru ku tenangkan diri dan mengusap air mata. Dengan langkah ragu ku berjalan kearah pintu, yang ada dibenak hanya takut kalau itu kak Ve. Dia pasti akan bertanya aku kenapa melihat kondisi ku sekarang.

Begitu ku buka pintu, ternyata Sisca dan teman-temannya. Mereka tampak ceria menyapa. Ku persilahkan semua masuk kedalam rumah.

"Nahhh kan disini" ucap Okta begitu melihat Gracia.

"Pantes aja, rumahnya diketuk sampe ratusan kali kagak dibukain" sambung Desy.

"Kalian ngapain kesini?" Tanya Gracia.

"Wooiii Gracia, kagak usah sok sok an lupa, kan kita udah janjian mau nonton" jawab Okta.

"Ooo...Napa kagak WA kalau otw kesini?" Respon Gracia.

"Kita udah WA dan call lu seribu seratus lima puluh tujuh kali yaa" kali ini Miko yang menjawab

"Coba lihat hp lu" tambah Sisca

"Ada dirumah hp nya" jawab Gracia dengan wajah tanpa dosa. Melihat itu teman-temannya langsung pada ngedumel.

Karena tidak ingin melihat drama yang makin panjang, akupun membuka obrolan. Mereka pun menceritakan maksud dan tujuannya datang kemari. Sisca dan teman-temannya mau jalan-jalan dan nonton, akupun diajak oleh mereka, tapi aku tolak, sebab moodku sedang buruk. Tapi aku beralasan sedang tidak enak badan.

"Yaahhh, jadi kak Shani gak bisa ikut?"

"Gak serulah"

"Maaf yaa, lain kali aku ikut" ucapku agar mereka tidak terlalu kecewa.

"Ehm, yaudah, gimana kalau kita ubah aja acara hari ini?" Erlang menawarkan sebuah ide.

"Ubah gimana?" Tanya Miko

"Gimana kalau di cancel aja nontonnya, kita temenin kak Shani aja disini, sekalian bantuin beres-beres rumah" ide dari Erlang membuatku shock

"Wahhh boleh juga nih, apalagi kak Shani lagi sendiri dirumahnya" tambah Okta

"Iya betul, terus lagi gak enak badan juga" Desy pun ikut menambahi

"Setuju semua nih ya" seru Sisca direspon dengan agukan kepala dan teriakan "setuju" oleh teman-temannya.

Cepat-cepat aku menolak dengan halus ide mereka. Tapi tetap saja mereka bersikukuh. Mendapat respon seperti itu membuatku merasa tidak enak dan bersalah, karena gara-gara aku mereka tidak jadi nonton.

"Eehmm...aku mau ngomong sebentar boleh?" Secepat kilat mereka semua langsung memperhatikanku termasuk Gracia yang sedari tadi diam.

"Ehh, kenapa kak?" Tanya Sisca

"Eehmm...kita pergi nonton aja yukkk" ajakanku membuat mereka seketika memasang ekspresi bertanya-tanya.

"Seriusan? Kak Shani kan lagi gak enak badan" ucap Sisca

"Eehmm, udah gapapa kok" jawabku

"Iya, jangan dipaksain" kata Miko

"Iyaa, jangan gak enak sama kita, nyantai aja kak" imbuh Erlang

"Greee, lu ngomong ke, dari tadi diem mulu, sariawan lu?" Celetuk Okta

"Gue sih ngikut aja, engga ya gapapa, nonton ya hayukkk" jawab Gracia tanpa melihatku

"Bisa-bisanya, kan kak Shani lagi gak enak badan" seru Desy

"Ya terus gue harus gimana? Tinggal dianya gimana, kita kan ngikut dia. Kalau dia bilang gapap ya berarti gapapa, gitu aja" jawaban Gre ntah kenapa membuatku merasa sesak.

Teman-temannya langsung memandang Gracia dengan tatapan yang tak biasanya. Mungkin mereka kaget dan bingung dengan sikap serta jawaban Gracia yang tidak biasa.

"Yaudah, kita nonton aja yaa, aku juga bosen dirumah terus, jadi gimana?" Aku pun memecah keheningan yang ada.

"Okelah kalau begitu, kita berangkat" seru Okta bersemangat diikuti oleh lainnya.

Setelahnya aku pun pergi ke kamar buat siap-siap, begitu juga Gracia yang langsung pergi kerumahnya.

Gracia Pov

Kutinggalkan begitu saja rumah Shani setelah mendengar keputusan kalau kami jadi nonton. Ku percepat langkah kaki menuju rumah. Begitu sampai kamar, guling pun jadi sasaran empuk tinjuku.

"Hahhhhhh" teriakku sambil terus meninju guling.

Aku kesal dengan sikap Shani yang tiba-tiba berubah gak jelas. Bahkan sampai ngatain maling. Ya, meskipun sikapku juga termasuk kurang ajar padanya, tapi tetap saja dongkol rasanya.

"Lu kenapa?"

Mendengar tiba-tiba ada suara, kaget aku dibuatnya. Ku lihat Sisca sudah berdiri dipintu kamar dengan wajah serius.

"Njir, lu bikin kaget aja"

"Emang lu kagak denger gue manggil tadi sambil ngikutin dari belakang?" Ku respon dengan gelengan kepala, karena benaran tidak mendengar apapun, dan Sisca hanya membuang napas kasar menanggapinya.

"Lu tengkar sama kak Shani?"

"Kagak"

"Gausah bohong deh Gre, lu kira kita kenal baru kemarin" akupun hanya diam.

"Ada masalah apa?"

"Hhhmmm salah paham aja"

"Salah paham sampai teriak-teriak gitu?"

"Hah?" Aku kaget dengan respon Sisca

"Kami sudah ada didepan sejak 20 menit sebelum pintu dibuka" rupanya Sisca langsung paham dengan reaksiku.

"Kalian pacaran?" Pertanyaan Sisca yang mendadak membuat aku hampir gak bisa nafas karena kaget.

"Sejak kapan?" Lanjutnya

"Apaan? Gak ada yang pacaran" jawabku

"Lalu?"

"Gak ada lalu"

"Ciuman, sofa? Apa itu?" Lagi-lagi Sisca berhasil membuatku shock berat.

"Gausah berbelit, buruan jelasin"

Akupun menjelaskan kepada Sisca, tentunya tidak semuanya, hanya part tadi pagi yang disofa.

"Lu suka kak Shani?"

"Astaga nagaa, dari tadi ditembak terus gue sama nih anak" gumamku

"Kagak"

"Terus ciuman tadi itu apa?"

"Kan udah gue bilang Sis, yang sofa itu gak sengaja, kalau yang dinding itu karena kesel gue"

"Terus sekarang lu kesel kagak sama gue?"

"Kesel banget gue, lu berasa guru BK"

"Yodah ayo sini cium gue"

"Njir, astaga, nyebut lu Sis, gue temen lu"

"Lha kenapa? Kan lu kalau kesel nyium orang"

"Ish blunder deh gue" runtukku

"Jadi gimana?"

"Apanya? Apanya yang gimana Siscaaa?"

"Lu suka kak Shani apa gimana?"

"Jawab Gracia, suka atau engga?"

"Buruan jawab, lama amat dah" Sisca terus mendesakku.

"Iyaaa gue suka" jawabku singkat dan pelan

"Yang jelas, suka apa?"

"Njirr lu yaa"

"Cepet, suka apaa?"

"Iyaa gue suka sama ci Shaniiiii"










Tbc

Salah TingkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang