Part 19

3.6K 284 12
                                    

Gracia Pov

Gara-gara perkataan Shani tadi aku jadi badmood sampai malam, bahkan untuk makan aja rasanya males. Mama, papa dan ci Omi sudah bolak balik ngajak dan ngerayu aku buat makan, tapi tidak ku respon.
Oya, keluarga ku sudah tau tentang kejadian tadi, karena ci Omi ditelpon sama pemilik warung dan polisi, dan untungnya sekarang masalahnya sudah ditangani.

"Hah.. bisa-bisanya Shani khawatir sama itu cecunguk" monolog yang terus terucap oleh ku sejak tadi

Skip

Aku makin meringkuk dalam selimut, perutku terus berdendang, sudah banyak lagu koplo yang dimainkan, namun rasa lapar selalu seketika hilang ketika ingat ucapan Shani. Rasa sakit yang membuat hati sesak lebih berkuasa dari lapar diperutku.

Ketika hati, pikiran dan perut sedang bergejolak satu sama lain, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka.

"Aku lagi gak mood makan ci..." Seruku tanpa mengubah posisi tidur yang membelakangi pintu. Terdengar suara langka mendekat ke tempat tidur, kemudian duduk tepat dibelakangku.

"Ci Omi gak usah ngerayu atau bujuk aku buat makan, percuma lagi males soalnya" ucapku lagi sambil menarik selimut sampai menutupi kepala. Tak ku pedulikan ci Omi yang duduk dibelakangku. Dia dari tadi entah sudah berapa kali keluar masuk kamar membujukku untuk makan.

Author Pov

"Gre..." Suara lembut yang langsung membuat sang punya nama mendadak kaku. Dia langsung membuka selimutnya dan berbalik kearah sumber suara.

"Sss..ss..Shaniii"

Ya.. yang masuk ke kamar Gracia adalah Shani, bukan Naomi. Dia telah meminta ijin ke keluarga Gre untuk menemui gadis itu.
Tanpa dikomando lagi, Gracia langsung bangkit dari tidurnya, duduk tegap dihadapan Shani.

"Aa..aadaa apa lu kesini?" Shani hanya diam, bingung mau menjawab apa, dia masih merasa bersalah atas kejadian siang itu.

"Kalau cuma untuk diem aja, mending lu keluar deh" ucap Gracia dengan tatapan datar, sebenarnya tidak sampai hati kalimat itu dilontarkan, namun ego dan emosi seakan lebih berkuasa.

"Yang lu khawatir kan gak disini, sono dah, gue mau tidur! Ganggu aja lu!" Kali ini nada bicara Gracia lebih tinggi dari sebelumnya. Diperlakukan seperti itu Shani hanya bisa menunduk, menahan air mata yang sudah berada di ujung mata. Sedangkan Gre, dia sudah bersiap mengambil posisi tidur.

"Napa masih diam aja sihhh, pergi sana!" Dan gugurlah pertahanan Shani, tanpa bisa dibendung lagi air mata nya pun jatuh. Melihat itu, Gre meruntuki sikapnya sendiri, hatinya terasa lebih sakit saat melihat Shani menangis karena sikapnya.
Langsung dipeluknya Shani, saat itu juga tangisan Shani makin menjadi dipelukan Gracia.

"Maaf" satu kata yang terucap dari keduanya secara bebarengan











Tbc

Terimakasih buat yang masih tetap menunggu update dari cerita ini, maaf lama munculnya

Salah TingkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang