Part 34

1.8K 190 6
                                    

Gracia Pov

Setelah mengunci pintu, ku ikuti Shani ke rumahnya. Shani langsung berjalan kearah kamarnya. Ku percepat langkah agar bisa mencegahnya masuk kamar.

"Ci, tunggu" tak dihiraukan panggilanku

"Ci Shani, berhenti" kali ini suaraku sedikit berteriak. Shani langsung berhenti tanpa menoleh kearahku. Aku hampiri dia.

"Kamu kenapa ?" ku ulang pertanyaan sampai 3x tapi tidak ada jawaban apapun dari Shani. Frustasi rasanya aku dibuatnya.

"Terserah kamulah" akhirnya ku langkahkan kaki meninggalkan Shani.

"Oya, ntar antara jam 1-2an Sisca sama yang lainnya mau kesini, ngajak kita berdua buat nonton." Setelah mengatakan itu, ku lanjutkan kembali langkahku.

Rasanya sudah kesal aku sama sikap Shani yang gak jelas, jadi ku putuskan untuk pulang saja, dari pada naik darah dibuatnya. Perkara dia mau ikut nonton atau engga, terserah dia saja sudah.

"Berhenti" seru Shani membuat kaget dan langsung menghentikan langkah kakiku.

"Mau kemana?" Lanjutnya

"Pulang" jawabku singkat sambil menoleh kearahnya

"Siapa yang nyuruh pulang?" Ucap Shani

"Jangan seenaknya ya kamu Gracia" sambungnya.

"Kenapa lagi ini?" ucapku dalam hati

"Kamu tadi pamit pulang buat mandi, lalu mau balik, tapi gak balik-balik, aku pulang kamu ikutin aku, terus sekarang habis kamu bentak-bentak aku seenaknya mau pulang gitu saja" jelas Shani panjang

"Hah? Ngebentak?" Tanyaku bingung, karena aku tidak ngerasa ngebentak Shani.

"Iyaa, kenapa? Gak ngerasa, Gracia?"

"Ouuhh iyaa, kamu kan orangnya suka langsung ngelupain sesuatu yang sudah kamu perbuat" sinisnya

Terlihat Shani seakan penuh emosi dengan tatapan dan senyum sini kearahku. Apalagi saat menyebut namaku, disana terdapat penekanan yang sangat kuat. Aku tarik napas berusaha tetap tenang meskipun bingung dan tidak tau apa yang terjadi pada Shani.

"Maksud kamu apa Ci?" Tanyaku dengan lembut agar tidak makin memancing emosi.

Shani berjalan kearahku, menatap dengan tajam tanpa senyum. Aku masih tetap diam ditempat yang sama, menunggu apa yang akan Shani lakukan padaku.

Plakkk

Sebuah tamparan yang tidak terlalu keras mendarat di pipiku. Kaget aku dibuatnya.

"Itu buat kamu yang sudah kurang ajar dan bersikap seenaknya" ucap Shani

Mendengar ucapan Shani rasanya pengen menelan bulat-bulat kursi tamu yang ada dihadapanku. Namun lagi-lagi aku masih berusaha buat sabar dan nahan emosi.

"Kamu kenapa Shan?" Kali ini tidak ku panggil dia Cici, karena meskipun berusaha sabar tetap ada kesalnya juga

"Kamu udah seenaknya sama aku, mengambil banyak hal berharga dariku"

"Hah? Gue kagak nyolong barang-barang lu, bukan maling gue" kesalku

"Tapi kenyataannya kamu maling"

"Maling apaa? Apaa yang gue malingin? Jangan sekata-kata lu, emang kapan gue malingin lu"

"Sering"

"Hah??? Coba lu sebutin apa dan kapan gue malingin lu"

"Di taman, di kamar, di pantai, dan terakhir tadi di sofa" jelasnya

"Hahhh?? Lu jangan nuduh yang engga-engga ya Shan"

"Dasar Maling" serunya tepat di depan wajah aku, setelahnya dia langsung berpaling dan melangkah pergi. Aku tidak terima diperlakukan seperti itu. Tapi...

"Taman? Kamar? Pantai? Sofa? Emang gue udah nyuri apa dari dia"

"Eehhh wait wait, pantai dan terakhir sofa tadi pagi, aaaa kamprettttt" aku mengingat sesuatu

Shani Pov

Rasa kesal dan marah menyelimutiku. Entah kenapa aku bisa semarah ini, padahal biasanya juga biasa saja. Setelah mengatakan semua, dan melihat reaksi Gracia yang tidak paham sama sekali dengan maksud aku, ku tinggalkan dia. Tidak ingin lagi ku lihat wajahnya.

"Kamu pulang saja, aku ingin sendiri"

Tidak ada respon apapun darinya. Kulangkahkan kembali kakiku menuju ke kamar. Namun terdengar suara langkah kaki. Kupikir Gracia beneran pulang, tapi ternyata salah, dia berjalan mendekat kearahku. Dengan cepat ku balikan badan, namun posisinya sudah tepat didepanku.
Gracia mendorongku hingga menyentuh dinding.

"Aw, sakit Gre" keluhku, meskipun sebenarnya tidak terlalu sakit, karena dia tidak mendorong dengan kencang.

Bukannya merespon ucapanku, tapi dia justru semakin mendekatkan wajahnya kearahku.

"Ka..ka..mu mau apaaa?" Tanyaku terbata-bata

Chuppp

Author Pov

Gracia mendaratkan bibirnya dileher Shani. Mendapat serangan yang begitu cepat dan tak terduga membuat Shani tidak bisa berbuat apa-apa.

"Gre...eemm..Gre..sstttt...Gracia..aaa..hhh..suu..daahh..Gree..."

Berulangkali Shani berusaha buat menghentikan tapi tak didengar oleh Gracia, sampai akhirnya Shani mendorong tubuh Gracia dengan kencang.

"Kamu apa-apaan Gracia!" Bentak Shani

"Pergi kamu ! Aku gamau lihat kamu lagi !" Usir Shani

Gracia hanya diam mematung, pikirannya ntah kemana. Dia meruntuki perbuatannya, tapi disisi lain dia sudah kesal terhadap sikap Shani. Sedangkan Shani, dia terus mengusir Gracia dengan menangis.








Tbc

Happy reading ^^

Salah TingkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang