Gak Kuat? Mundur Aja

107 7 0
                                    








"Gue Asabela, dipanggil Bela, lo?"

Sebuah jabat tangan terulur setelah beberapa detik lalu ada yang duduk di sisi sebelah kanan Athalia.  Athalia menoleh, seorang gadis dengan wajah dingin tengah tersenyum padanya.

"Thalia," ucap Athalia menjabat tangan Asabela. 

Mata Asabela menyipit, memperlihatkan sebuah wajah gembira saat Athalia menjabat tangannya.

"Di diskusi yang lalu, gue udah perhatiin lo. Mau gue ajak kenalan abis bubar, eh si Mora narik-narik gue buat ke toilet."

Athalia mengangguk paham mendengar cerita Asabela. Saat ini, mereka sedang melakukan latihan panjat yang pertama bersama calon anggota Mapala lainnya. Athalia sudah mengganti baju dengan kaos hitam dan celana training biru dongker. Begitupun dengan Asabela yang memakai baju dan celana serba hitam.

"Oh iya, gue masih ada temen lagi satu. Namanya Amora, bentar deh ... ke mana ya tuh anak," celetuk Asabela mencari. Telapak tangannya berada di kening dengan mata memicing karena sangat silau terkena matahari yang sedang menuju barat.

"Nah itu dia," ujar Asabela sumringah sambil menunjuk keberadaan temannya yang sedang berjalan menuju mereka. Gadis itu terlihat cantik di mata Athalia, apalagi rambut hitam bergelombang terlihat berayun-ayun ketika ia melangkah.

"Lo dari mana, sih? Kenapa gue ditinggalin di kamar mandi???" amuk gadis yang diketahui bernama Amora.

"Kan tadi gue teriak kalau gue berangkat duluan! Lagian lo pakai acara mandi segala! Mau latihan kok mandi," gerutu Asabela tak mau disalahkan.

"Gue tadi abis mainan oli ya, Bela, anaknya Pak Budiman! Makanya gue mandi!"

Kening Athalia mengerut sebagai tanda jika dia terganggu dengan suara riuh dari dua orang manusia yang baru saja ia kenal.

"Btw, sapa nih?" tanya Amora saat menyadari jika sang teman tak sendiri.

"Ini Thalia, Thalia ... ini Amora temen gue."

Amora langsung duduk di depan mereka berdua, ia mengulurkan tangan untuk perkenalan yang langsung dibalas oleh Athalia.

"Panggil gue Mora ya. Lo prodi apa?"

"Manajemen," jawab Athalia.

"Hah? Serius lo? Enak dong! Satu fakultas sama Kak Jorji," kata Amora senang.

"Kenapa enak?" tanya Athalia tak mengerti.

"Lo gak kenal Kak Jorji?" tanya Bela terkejut.

"Kenal, anak Mapala, kan?" jawab Athalia.

"Gak cuma itu! Kak Jorji di luar Mapala juga anak band. Waktu penutupan PKKMB kemarin, kan, dia isi acara," jelas Bela.

"Bener! Bener! Karena itu fansnya melejit! Liat deh, banyak cewek yang ikut Mapala cuma karena Kak Jorji!" timpal Amora.

Reflek Athalia melihat sekitarnya, benar saja, lebih dominan perempuan daripada laki-laki. Saat diperhatikan ternyata mereka sudah membentuk geng sendiri, jika Amora dan Asabela tidak menjadi temannya saat ini mungkin hanya ia yang sendirian.

Kemudian Amora memangku kepala pada lutut yang ia tekuk. "Awalnya gue kira Kak Jorji menyenangkan gitu, friendly, ternyata cuek abisss," desah Amora kecewa.

"Ih! Kan gue ngajakin lo join Mapala bukan karena Kak Jorji! Gue aja baru tau pas kita ambil formulir kalau Kak Jorji anak Mapala," protes Asabela yang mendorong Amora hingga bergoyang, tetapi tidak jatuh.

"Kalem woy. Maksudnya, kan, mumpung dapat jackpot jadi kita manfaatin," jawab Amora kesal.

"Manfaatin-manfaatin!" Asabela meraup wajah Amora dengan tangannya. "Lo udah punya pacar! Sadar!"

Gravitasi | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang