On His Back

88 6 0
                                    






Athalia memijat keningnya karena semakin pusing. Menghindari panggilan telepon tidak menyelesaikan masalah. Athalia hanya tinggal menunggu siapa yang akan datang sebentar lagi.

Asabela yang merasa tidak enak sedang mondar-mandir sambil menggigit kuku jempol. Ia berulang kali melihat Athalia dan lantai.

"Sorry, gue gak tau kalau bakal serunyam ini!!" pekik Asabela bingung sendiri. Akhirnya gadis itu tak tahan dengan situasi yang sedang terjadi karena ulahnya.

"Udah terlanjur, mau gimana lagi," kata Athalia pasrah.

"Gue bakal bertanggung jawab, Thal! Kasih tau gue, apa yang harus gue lakuin buat nebus hal ini?" tanya Asabela.

Amora sudah mencuci tangan, ia melihat Asabela dan Athalia bergantian.

"Bawa gue kabur hari ini," kata Athalia serius sambil mendongak karena posisinya saat ini masih duduk di ranjang sambil menyandarkan punggung.

"Kabur ke mana?" tanya Asabela.

"Ke kos lo. Gue gak mau denger banyak omelan. Kalau lo emang merasa bersalah ayo keluar malam ini."

"Ide bagus, lo bisa nginep sekalian, Thal. Pasti orang tua lo langsung ke sini ntar lagi," ujar Amora tanpa pikir panjang.

"Lo udah kuat buat jalan lagi?" tanya Asabela.

"Kuat. Kos kalian gak jauh dari sini."

"Tapi kalau seandainya apa yang kita lakukan buat orang tua lo marah gimana, Thal?" tanya Asabela.

"Paling enggak bukan hari ini gue denger mereka ngomel." Athalia beranjak dari ranjang, ia sedikit sempoyongan saat bangkit, tetapi segera berpegangan pada ranjang.

"Thal! Lo serius gak apa-apa?" tanya Asabela panik dan memegangi Athalia.

"Makan dulu aja, Thal, sebelum berangkat," saran Amora.

Athalia menggeleng, ia melepaskan cekalan Asabela dari lengannya. Lalu berjalan dengan pelan menuju lemari untuk mengambil jaket.

"Berangkat sekarang aja, firasat gue bakal ada yang datang sebentar lagi."

Athalia menyampirkan tas, lalu memasukkan ponsel yang tai tergeletak di ranjang. Gadis itu kemudian melihat Asabela dan Amora secara bergantian.

"Kalian tunggu apa?" tanya Athalia yang langsung membuat keduanya sadar dan lekas berbenah diri.

Mereka keluar dari kos Athalia setelah memasukkan sepeda motor ke dalam kamar. Tak lupa Amora juga membawa makanan dan obat Athalia. Ketika mereka baru saja keluar dari belokan, kepala Athalia pusing lagi. Ia sampai berhenti karena napasnya sedikit berat.

"Thal, mumpung belum jauh dari kos lo mending kita balik aja," saran Asabela khawatir.

Letak kos Asabela dan Amora ada di pinggir jalan, 50 meter dari cafe yang tadi mereka datangi.

"Jalan terus," kata Athalia memaksa.

Asabela memandang Amora, memberi kode agar gadis itu ikut membujuk Athalia.

"Gue gak suka diomelin, jadi lo berdua gak perlu bujuk gue buat balik ke kos."

Amora yang berada di belakang Athalia memasang wajah terkejut saat mendengar larangan itu, kemudian ia mendorong lengan Asabela sambil melotot. Asabela mengangguk mengerti tanpa harus menjawab.

"Kalau lo capek bilang, kita istirahat dulu," ujar Asabela.

"Eh, kita berhenti di minimarket dulu, gue mau beli cemilan," ujar Amora tiba-tiba, ia menunjuk minimarket di depan mereka.

Gravitasi | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang