Not Fallin Love

150 8 0
                                    




"Lo gila! Sumpah! Lo gila, Ji!" omel Sofian sambil menyetir sepeda motor dengan Georgi di belakangnya yang duduk santai.

"Apa, sih, Bang?"

"Ya elo gila!"

"Gue waras!!"

"Gak! Gak! Lo gila!" sembur Sofian. "Sebagai manusia lo gak bisa mempertaruhkan perasaan, Ji! Lo tolol banget!"

Georgi terdiam, ia merasa tak ada yang salah dengan dirinya. Kenapa jadi Sofian yang heboh?

"Lo kayak gak tau gue aja, Bang. Gak ada yang buat gue tertarik sama cewek."

"Lo homo??"

"Gak gitu juga, njir! Gue normal!"

Untungnya Sofian tak membawa motor dengan kencang, sehingga mereka tak perlu repot-repot untuk teriak.

"Gini ya, Ji. Mungkin saat ini lo gak tertarik, tapi nanti pikiran lo bakal tanya kenapa Pak Candra segitunya ngelarang lo jatuh cinta sama Athalia. Lo bakal mikirin itu dan secara gak sadar lo bakal inget dia terus, waktu lo ketemu sama dia lo bakal perhatiin dia. Pasti, pegang omongan gue!"

"Jangan buat gue merinding! Kenapa lo jadi overthingking gini, Bang?? Kalau overthingking jangan ngajak-ngajak!" gerutu Georgi dengan mata merotasi saking sebalnya.

Sofian menyengir. "Kita liat aja nanti."

"Gue gak akan jatuh cinta, tenang aja," ujar Georgi yakin.

***

Athalia datang ke rumahnya. Sesaat tadi, ia telah mengecek jam di tangan dan yakin jika sang ayah sudah ada di rumah. Apalagi matahari sudah terlihat begitu oren di langit. Tak mungkin ayahnya bekerja lembur hingga malam. Namun, kedatangannya disambut oleh sang adik yang sedang memainkan gitar di teras rumah.

"Dih ... pulang lo, Kak? Gue kira udah lupa rumah," cibir sang adik segera dan membuat Athalia ingin menjejalkan sepatu yang baru saja ia lepaskan.

"Jangan kurang ajar lo sama gue!" Athalia segera mendekat lalu menjitak kepala sang adik yang masih duduk di kursi kayu.

"Sakit! Ah! Gue pukul pakai gitar mampus lo!" ujar pemuda berusia 15 tahun itu kesal.

Athalia melotot dan hendak melayangkan pukulan kembali, tetapi melihat adiknya yang memasang tangan untuk menghalau membuatnya jadi berhenti. Kepala Athalia kemudian melongok ke dalam pintu yang terbuka.

"Ayah udah pulang gak?"

Sang adik yang menurunkan tangan menatap jengkel pada Athalia, kemudian ia kembali memetik gitar pelan.

"Udah."

"Kira-kira Ayah di mana?"

"Di rumah."

"Ya gue tau, maksudnya di mana? Dapur, kek. Nonton TV, kek, atau apalah," protes Athalia.

"Ya mana gue tau, Kak! Cari sendiri sana! Apa susahnya jalan? Udah lumpuh kaki lo?"

Athalia lekas meremas mulut sang adik. "Mulut lo dijaga, Anjing!"

"AYAH KAKAK NGUM-"

"Diem! Heh! Diem!"

"Hmmmmmpttt."

Mendengar suara gaduh di depan sang kepala keluarga pun keluar.

"Loh ... Kakak."

Athalia lekas melepas bekapan mulut adiknya.

"Hah ... hampir mati kehabisan napas ini!"

Reno melihat anak lelakinya yang kini sedang mendramatisir minta perhatian.

Gravitasi | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang